"... Saya harap dengan kegiatan ini, kalian tidak melupakan jasa para pahlawan"Kata terakhir dari pidato yang cukup panjang lebar dari kepala sekolah menandakan bahwa rangkaian kegiatan akan segera dilaksanakan.
Setelah pemotongan pita merah yang mengikat puluhan balon gas dengan banner panjang yang sudah disambungkan sedemikian rupa diterbangkan dan beberapa confetti pun diledakkan dari lantai tiga gedung sekolah tersebut, semua warga sekolah bertepuk dengan meriah. Menjadi salah satu moment yang harus diabadikan para kepanitiaan bagian dokumentasi dan publikasi.
Tapi ada satu orang yang seharusnya menjadi pemeran utama pada pembukaan pagi ini.
Kim Junkyu.
Berdiri dengan baju putih serangan sekolah kebanggannya di tengah kumpulan para guru dan panitia di tengah lapangan, dengan senyum manis yang tidak luntur sedari tadi karena memang ia senang, pembukaan yang sudah disiapkan dengan matang berjalan sesuai keinginannya.
Wajah yang cantik dan manis diukuran laki-laki bahkan perempuan dengan badan yang tinggi dan ideal untuk umurannya, dia menjadi pusat perhatian semua orang saat ini, apalagi seorang pemuda yang berdiri di belakang barisan kelas dengan kamera di tangannya.
Pemuda itu tidak sedetikpun mengalihkan pandangannya kepada pemuda di tengah lapangan sana, sesekali memotret objek cantiknya itu.
Haruto sebenarnya bukan bagian dari tim dokumentasi, ia harusnya ikut dalam barisan anggota kepanitiaan di depan sana. Tetapi karena ia malas untuk berdiri di bawah terik matahari, jadi ia berinisiatif membawa kamera miliknya dan menjadi tim dokumentasi dadakan.
Lumayan bisa ngadem di bawah pohon.
Haruto memutar lensa kamera, menzoom dan memfokuskan pada wajah manis (calon) kekasihnya di tengah lapangan sana.
Cekrek
Cekrek
Cekrek
Pemuda itu melihat hasil fotonya, lalu tersenyum.
"senyum lo selalu jadi bagian favorit gue." monolog Haruto.Pujaannya itu selalu cantik walaupun sekarang tengah berdiri di bawah teriknya matahari dengan senyum yang selalu Haruto suka.
Haruto duduk di pinggir lapangan outdoor, melihat sebagian murid sedang berlomba permainan tradisional. Dan sesekali melirik, memperhatikan Junkyu yang sedari tadi sibuk bolak balik dengan segala urusannya.
Kegiatan 17an ini memang ditangangani Junkyu, tidak heran ia terlihat dimana mana.
Kasihan ya si-manisnya itu. Baru juga putus gara gara diselingkuhin, sekarang sudah sibuk dengan setumpuk kegiatan.
Denger dari Jihoon, katanya Junkyu sudah memutuskan hubungannya dengan Noa.
"TO!"
Haruto hampir saja terjungkal kebelakang kalau saja tidak langsung berpegangan pada kursi yang didudukinya. "Bangsat! Lo bisa gak ngagetin orang kaga sih, Jin?!"
"sett dahh, selow bro" Kata Hyunjin "Lo dicariin sama pak Januar di ruang Futsal"
"ngapain?"
"mana gue tahu? Gue kan tempe" Ucap Hyunjin
"Gak jelas emang hidup lo" Haruto langsung berbalik meninggalkan Hyunjin.
"Haru!"
Haruto yang baru keluar dari ruang futsal jadi menoleh kaget. Mendengar suara familiar itu membuat senyumnya mengembang "Tumben lo manggil gue Haru, biasanya Ta-to-ta-to"
"kan biar imut, Haruu" jawabnya dengan wajah dibuat menggejek.
Bukannya meyebalkan, Junkyu malah terlihat menggemaskan di mata Haruto.
"kok lo disini? Perasaan tadi masih muter-muter di lapangan"
"habis dari ruang musik nyamperin bu Dita, di ajak olim Matematika lagi gue" jawab Junkyu yang berdiri di samping Haruto. " lo sendiri?"
"Dari Ruang Futsal nyamperin pak Januar. Lo mau ke lapangan indoor apa kemana?"
"Iya, ke lapangan indoor"
Haruto tersenyum "barek yuk" ajak pemuda itu mulai berjalan.
Junkyu mengganguk, berjalan di samping Haruto menuju tangga ke lapangan indoor.
"eh, lo kapten futsal tahun ini kan?" tanya Junkyu
"Iya, muka gue cocok kan jadi kapten futsal ganteng gini?"
Junkyu hanya memutar bola matanya sebal "iyain aja. Soalnya gue mau nge-rekap kapten sama ketua ekskul baru"
"Lo satu-satu aja ngerjainnya kali, emang lo gak cape?"
"Ya cape sih, denger gak suara gue ampe serak gini kecapean?" Memang sedari tadi Haruto dengar suara Junkyu sedikit serak.
Junkyu tuh gitu kalau lagi banyak kegiatan, kalau udah kecapean mulai deh sakit tenggorokan. Kalau makin dipaksain bisa sampai demam.
"mau ini gak?" tawar Haruto, menyodorkan beberapa bungkus permen.
Junkyu langsung menerima begitu saja "makasih ya"
Haruto memandangi pemuda itu, melihat garis wajah lelah disana. Walaupun mash bisa tersenyum, Junkyu mendesah pelan.
"jangan lupa makan ya, Junkyu"
Junkyu tersentak, menoleh kaget "eh?"
"Elo tuh jangan sampai lupa makan" kata Haruto menatap pemuda itu "kalau lo lagi gak ada kerjaan mending ke UKS istirahat. Jangan dipaksain gitu. Gue lihat lo kurusan sekarang"
Junkyu memandangi Haruto dengan tatapan tak terbaca.
Sementara Haruto tersenyum perlahan.
"semangat ya" katanya sambil mengusap pelan rambut Junkyu dan beranjak meninggalkan Junkyu yang berdiri mematung.
"gue duluan ya, Junkyu"
Entah kenapa hati Junkyu berdesir hangat dengan perlakuan Haruto tadi....
Setelah itu Junkyu menunduk melihat 3 bungkus permen yang diberikan Haruto tadi.
Permen kiss itu memang ada tulisan kecil di belakangnya. Junkyu tersenyum membaca tulisan disana.
"I Want you"
"More than Friend"
"I Love You"
Bundaaaaaa Junkyu mau pingsan aja rasanyaa):
KAMU SEDANG MEMBACA
Start [end]
Random"kalau gue sukanya sama lo gimana?" -Haruto "Yaa gak gimana gimana" -Junkyu Warn: Gs