"beneran gak papa kalau gak pulang ke rumah?" Tanya Haruto sekali lagi sebelum benar benar menarik gas, saat Junkyu sudah memakai helm dan duduk di belakang Jok motor sport milik Haruto.
Mereka masih di depan sebuah minimarket dekat sekolah yang memang buka 24 jam. Awalnya Junkyu hanya ingin berkeliling mencari angin ditemani Haruto sehabis membereskan pensi, puncak kegiatan 17an beberapa jam lalu.
"iyaa" Junkyu mengangguk yakin "tadi udah bilang nginep di rumah Jihoon"
Haruto mengangkat alis, jadi menoleh "emang biasa bohong gini?"
Junkyu menghindari pandangan itu "enggak sih..... Cuma males pulang aja..."
Haruto malah terkekeh "sekarang kalau gak ke rumah Jihoon mau kemana?"
"Ya pergi" jawab Junkyu seadanya "kemana aja asal jangan kerumah, ntar gue galau lagi"
Haruto tersenyum miring, kemudian menginjak gigi mesin motor dan menarik gas perlahan.
"gue pengen deh ke club" kata Junkyu "ini lo mau ke club kan?"
"enggak. Lo aneh-aneh aja dari tadi" jawab Haruto tenang
"terus kemana?"
"jalan-jalan" jawab Haruto enteng membawa motor melaju santai di jalanan sepi.
"Lo tau gak cara ngelepasain beban lo selain ngerokok?" tanya Haruto
"Apaan? Elo kok jadi main tebak-tebakkan gini" Celetuk Junkyu, memajukkan wajahnya untuk mengobrol.
"Lo pasti belum pernah cobain" Haruto tersenyum miring lagi "Pegangan"
"eh?"
Haruto mengganti gigi mesin, yang berikutnya menarik kencang gas motor membuat Junkyu terkejut kaget dan memekik. Pemuda itu refleks memeluk pinggang Haruto erat, memejamkan mata rapat dan merunduk terkena angin kencang. Motor hitam itu melaju seakan berada di jalan licin menurun tanpa rem.
"ASTAGAAA HARUTOOOOI!!! AMPUN AMPUN HEEEEE!!!! STOP NGGAK!!!" teriak Junkyu makin panik dan kalut kecepatan motor terus saja meningkat.
Pemuda itu merunduk ke belakang punggung Haruto. Walau ia mulai melemas perlahan motor memelan, menepi dan berhenti menurutinya.
Junkyu menegak, langsung menegakkan badannya. "HEH GILA YA LO!" amuk Junkyu, memukuli Haruto yang agak oleng di atas motor.
"Kalem Kyu, kalem," kata Haruto mencoba menepis pemuda itu.
"KALEM APANYA LO?! MAU NGILANGIN BEBAN APA NYAWA GUE HA!?"
Haruto malah tertawa, membuat Junkyu makin melotot marah.
"Serius. Pokoknya, nikmatin aja" kata Haruto menarik kembali lengan Junkyu untuk kembali memeluk pinggangnya.
Junkyu merenggut kesal.
"NIKMATIN GIMANA INI JANTUNG GUE UDAH MAU COPOT?!"
"Percaya sama gue, Junkyu" kata Haruto meyakinkan.
Entah mengapa jadi bungkam. Pemuda itu diam beberapa saat, yang kemudian jadi melengos keras.
"Awas ya lo!" ancam Junkyu.
"Iya, lo cukup nikmatin aja" kata Haruto membuat Junkyu mendelik lagi dan kembali menyamankan dirinya.
Haruto dengan tenang mengganti gigi mesin kembali, menarik gas perlahan. Kini cowok itu tak langsung melaju, namun secara bertahap agar si manisnya itu tak kaget.
Sampai kecepatan makin meningkat, membuat Junkyu terdiam dan merunduk sembunyi merasakan angin kencang seakan menamparnya.
Junkyu menenangkan diri. Mencoba melemaskan kedua bahu. Masih dengan mata terpejam merasakan sesuatu.
Aneh.
Junkyu merasa seperti bebas.
Junkyu memberanikan diri memeluk lebih erat tubuh pemuda itu lagi, kini dengan perasaan berdebar. Mengangkat kepala memandang jalanan di depan sana.
Junkyu masih merasakan angin dengan lampu-lampu jalan yang sekilat terlihat dengan sangat cepat.
la memekik tertahan, semakin mengeratkan pelukan ketika motor itu meliuk cepat saat berada di tikungan dan merasa akan jatuh. Namun Haruto tetap menguasai motornya, membuat pemuda itu entah kenapa jadi makin percaya.
Junkyu menikmatinya.
Ini... menyenangkan.
Ditambah, tubuh tegap Haruto yang kokoh dan jangkung. Semua sempurna.
Haruto memakirkan motornya,.pemuda itu mematikan mesin motornya dan menurunkan standar. Menandakan mereka sudah sampai
Junkyu turun, melepas helmnya dan merapikan rambut halusnya.
Junkyu memandangi sekitar, kawasan pedagang kaki lima dan tempat tongkrongan sampai pagi
"makan dulu, lo gak papa kan makan di pinggir jalan gini?"
Junkyu mengangguk langsung merapat ke samping Haruto yang sibuk memesan makanan mereka.
Mereka duduk di salah satu meja kosong disana.
"Ini mas pesenan satenya""makasih ya mang" penjual itu hanya menggangguk sopan
"Lo suka makan sate kan?" Tanya Haruto, menyuapkan setusuk satenya ke dalam mulut.
"suka, gue makan apa aja asal jangan pedas" Jawab Junkyu
"emang lo gak capek habis acara di sekolah terus jalan-jalan gini?" tanya Haruto lagi
"enggak, setelah lo ajak jalan-jalan tadi gue malah ngerasa lebih enakan" Junkyu mendongak menatap Haruto "Badan gue, juga Hati gue"
"jangan suka galau lagi, ada gue disini"
Junkyu tersenyum dan kembali melanjutkan makannya
Ada desiran hangat di hati Junkyu saat mendengar Haruto tadi.
Jihoon benar, move on terbaik adalah membuka hati dengan orang baru lagi.
Dan ingatkan Junkyu nanti untuk berterima kasih kepada pemuda di hadapannya ini.
tbc.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Start [end]
Random"kalau gue sukanya sama lo gimana?" -Haruto "Yaa gak gimana gimana" -Junkyu Warn: Gs