Terimakasih sudah mau berkunjung, semoga suka.
"Lisa, ayo cepat bangun. Kau ada kelas kan hari ini?" Surai gadis cantik dengan perawakan kalem yang mempunyai sifat 4D mengguncang pelan tubuh gadis yang sedang terlelap diatas kasur empuknya.
Lisa yang merasa terusik kemudian terbangun dari tidurnya. Dia tersenyum manis mendapati kakak kesayangannya tengah berada dihadapannya.
"kenapa kau sudah siap? kelas pagi lagi?"
Entah mengapa akhir-akhir ini, kakaknya yang bernama Kim-Jisso yang merupakan mahasiswa semester 3 itu selalu mendapat jadwal kelas pagi. Mungkin karena banyaknya tugas yang menumpuk ataupun dosennya yang terlalu rajin, Ahh sudahlah Lisa tak ingin memikirkan itu. Dia mengangguk dan segera menuju kamar mandi.
"Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, jangan lupa dimakan. Aku tak mau jika kau sampai sakit mengerti?" ucap Jisso kemudian mendekati adiknya lalu memeluknya.
"Aku berangkat dulu, dan ini uang sakumu. kau bisa memesan taxi, jangan naik bus lagi Arra?" Jisso memperingati Lisa, beberapa pekan lalu dia melihat adiknya itu pulang menaiki bus. Sebenarnya tak ada masalah jika menaiki bus, karena sebelum-sebelumnya mereka akan menaiki bus untuk ke kampus.
Tapi semuanya berubah saat beberapa waktu lalu ada yang berusaha melecehkan Lisa didalam bus, gadis itu pulang dengan wajah tertunduk dan sembab. Jisso mengingat dengan jelas bagaimana tubuh adiknya itu bergetar.
"Tapi eonnie, akan lebih hemat jika aku nanti menaiki Bus. Aku adalah Mahasiswa Baru, jadi pasti akan butuh banyak biaya nanti. Lagi pula aku akan berusaha menjaga diri nanti."
Lisa dan Jisso bukanlah anak yang terlahir dari keluarga kaya yang memiliki banyak mobil mewah serta supir pribadi. Mereka terlahir dari keluarga yang sederhana.
"Lisa! bukankah aku sudah bilang, aku akan mencukupi semua biaya kuliahmu nanti. Eonnimu ini sudah mendapatkan kerja paruh waktu, jadi jangan memikirkan masalah uang. Dan kau harus naik taxi!"
Lisa menghela nafas sebelum memasuki kamar mandi, dia merasa menjadi beban dan parasit dapam hidup kakaknya itu. Jisso selalu perhatian dan menyayanginya. Lisa jadi berpikir hal apakah yang bisa dia berikan pada kakaknya itu nanti? Arghh sudahlah, Lisa memilih untuk mandi saja.
Setelah sampai didapur Lisa sudah menemukan sarapannya. Nasi goreng dengan telur mata sapi, yah cukup menggugah selera makannya. Setelah mengbiskan seluruh sarapannya Lisa segera berangkat ke kampus. Dia juga pergi menggunakan taxi sesuai perkataan kakaknya tadi.
Sesaat Lisa melangkah masuk kedalam kampus, seorang pria bertubuh tegap dan atletis menghadang jalanya. Lisa yang awalnya berjalan kini terpaksa menghentikan jalannya. Dia menatap mapah pada pria didepannya.
"Bisakah kau pergi? ini terlalu pagi untuk membuat mood ku memburuk!" Ucap Lisa menatap tajam pada surai didepannya.
"Yah aku akan pergi setelah mengetahui nomormu."
Lisa berpikir bahwa Kim Taeyong akan menyerah saat pertama kali Lisa memperlakukannya dengan sangat dingin. Dia hanya melewati pria itu dan tak berkata apapun. Jangankan berkata, melirik saja Lisa enggan.
"Aku tak memiliki ponsel," ucap Lisa asal-asalan. Entah Taeyong percaya atau tidak dia tak perduli. Lisa segera berjalan pergi, mengabaikan seluruh pandangan buruk yang ditunjukan padanya.
Tujuannya saat ini adalah kelas Jisso, dia ingin melihat kakaknya sebentar. Senyumannya mengembang saat melihat Jisso mepangkah keluar dari kelas. Lisa melambaikan tanganya dan menghampiri Jisso.
"Kelasmu sudah selesai?" tanya Lisa lalu mengapit lengan Jisso.
"Masih ada satu kelas lagi, dan kau? kenapa belum masuk kelas?" tutur Jisso.
"Hmm yah dosen pembimbing mengundurkan jadwalnya. Aku masuk kelas setengah jam lagi Maybe." Lisa terkekeh mengucapkan kalimat terakhirnya. Jisso pun mengacak gemas rambut adiknya itu.
"Yakk! Eonnie jangan merusak rambut dan poniku. Aku menatanya berjam-jam." Lisa mempoutkan bibirnya dan mencubit pelan lengan Jisso.
"Owh iya, Eonnie ingin bertanya. Siapa pria yang menemuimu tadi pagi? Apa dia menggangumu?" Tanya Jisso sembari menolehkan wajahnya kearah Lisa.
"Ck! Jangan terlalu diperdulikan Eonnie. Aku juga tidak mengenal siapa pria itu.
Emm... Kajja ke kekantin, aku ingin membeli minum." Ucap Lisa seraya menarik Eonnienya menuju kekantin bersamanya.Sesaat mereka berdua melangkah memasuki kantin, sebuah suara membuat mereka berdua berhenti melangkah.
"Jisso!"
Jisso pun menolehkan kepalanya kebelakang. Dan dia tersenyum lebar saat melihat tubuh kekasihnya. Dia berlari mengahampiri dan memeluknya.
"Oppa aku merindukanmu, kenapa kau baru masuk kuliah hari ini?" Tanya Jisso dengan mencebik. Sesaat kemudian dia tersenyum lebar.
"Akan ku perkenalkan kau dengan adikku. Cha~ ini Kim Lalisa adik kesayanganku yang selalu kuceritakan padamu." Ucap Jisso senang. Sementara Lisa kini sedang diam mematung dengan banyaknya pertanyaan pada otaknya.
Jika Taeyong itu sudah memiliki kekasih, terlebih kakaknya sendiri. Kenapa Dia selalu meminta nomor Lisa?
Jadi siapa yang salah paham disini, Lisa atau Taeyong?
🍭🍭🍭
Jangan Lupa Beri dukunganya.
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Eonnie!
Teen Fiction"Kenapa kesendirian memelukku saat aku mempunyai kalian?" -Lisa "Jika bisa, aku akan menyeret waktu dan memutar balikan takdirku untukmu." -Jisso