4. Bertengkar

383 51 2
                                    

Akhirnya kini aku bisa makan dengan tenang setelah mengusir pria sinting itu, tentu saja dengan perdebatan yang melelahkan. Sembari melahap makananku aku kembali mengingat kejadian beberapa waktu lalu.

"YAK!! KIM TAEYONG, AKAN KUPOTONG MASA DEPANMU SEKARANG KALAU KAU TIDAK MELEPASKAN PELUKANMU DARIKU!!" Teriaku marah sembari membalikan badan. Ku tatap pria sinting didepanku ini dengan tatapan tajam. Tapi sialnya dia malah terlihat biasa - biasa saja, oh menantangku rupanya.

"Cepat pergi dari sini!" Sarkasku, aku tidak perduli dia ini kekasih kakaku. Yang terpenting sekarang aku benar - benar muak melihatnya, serta tingkahnya yang minus itu.

"Kenapa kau itu seperti tidak menyukaiku? Semua gadis akan suka jika ku peluk, tapi kau.... ckckck, sepertinya kau tidak waras." Ucapnya tenang dengan wajah songong, baiklah Lisa kau harus sabar, tarik nafas... buang....

"Aku memang tidak menyukaimu! Dan aku bukan seperti gadis - gadis lain yang suka kau peluk. Itu menjijikan bagiku, cuih... Dan satu lagi, yang tidak waras disini sepertinya dirimu, KIM TAEYONG!" ucapku menggebu - gebu, kesabaranku sudah habis untuk menghadapi pria sinting ini. Persetan jika dia mengadu pada Jisso eonnie, aku tidak perduli. Toh, Eonnie pasti juga tidak akan memarahiku berlebih.

"Hahaha... dasar gadis aneh. Dipeluk pria tampan malah tidak mau. Hmm jadi Jisso pulang nanti malam?" ucapnya, berani sekali dia mengataiku gadis aneh. Dasar sinting, tidak tahu diri.

"Iya, jadi sekarang cepat pergi dari sini, karena kekasihmu itu pulang nanti malam mengerti?!" Sentakku sembati mendorong - dorong tubuhnya agar segera pergi.

"Hiss iya - iya aku akan pergi, tak perlu kau dorong - dorong juga. Apa jangan - jangan kau modus ingin menyentuh tubuhku yang bagus ini?"


Plakk!


Baiklah, sepertinya kemarahanku sudah diubun - ubun. Mendengar perkataannya yang keluar begitu mudah, membuatku reflek memukulnya dengan spatula. Dia pun meringis kesakitan, rasakan itu, siapa suruh untuk bermain - main denganku.

"Hais... kau ini perempuan, kenapa kasar sekali. Lembutlah sedikit dengaku, bagaimana bisa Jisso memiliki adik sepertimu!" Ucapnya sebal, sembari mengelus kepalanya sendiri. Sepertinya aku memukul terlalu keras tadi, aku menjadi merasa tidak enak. Tetapi jika sampai aku meminta maaf, dia akan merasa diatas angin nanti.

"Cepat pergi atau__"

"Baiklah - baiklah, aku pergi. Dan jangan pukul aku lagi!" Ucapnya segera pergi saat aku mengangkat spatula ku untuk kedua kalinya. Dia takut dengan spatulaku ternyata, hahaha... jika begini aku akan membawa spatula ini kemana - mana, termasuk kampus. Jaga - jaga jika pria sinting itu menggangguku lagi.

Menggelengkan kepalaku guna menghilangkan lamuan panjangku, kini aku tengah membereskan dapur setelah selesai makan. Menuju keruang tengah dan menyalakan televisi.

"Eh... dimana ponselku? Apa tertinggal dikamar?" Monologku kemudian segera mencari ponselku. Dan ternyata benar, ada dikamar. Kembali lagi keruang tengah sembari menonton tv dan menscrol ponsel, anggap saja aku memang aneh. Karena aku terbiasa membuka ponsel sambil menonton tv.

Karena aku terlalu lama menonton tv dan acaranya membosankan, aku tertidur hingga berjam - jam sepertinya. Karena sekarang saat aku bangun langit sudah gelap. Ah iya, aku harus segera mandi untuk menjemput Jisso eonnie. Tak mungkin aku membiarkannya pulang sendiri, aku tidak bisa tenang.

Eonnie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang