2. Pria Aneh

581 65 0
                                    

Kini suasana yang canggung menyelimuti Lisa.

"Emm, anyeonghaseo sunbae. Aku tidak tahu bahwa kau adalah kekasih Jisso eonnie. Maaf atas perilaku ku yang agak terkesan dingin kepadamu." Lisa berucap sembari membungkuk meminta maaf.

Jisso yang mendengar perkataan Lisa barusan menaikan satu alisnya. "Kalian sudah pernah bertemu?" Tanya Jisso sembari menatap Taeyong dan Lisa secara bergantian.

"Eoh, aku beberapa kali bertemu dengannya eonnie, tapi aku bersikap dingin padanya hehehe... mian, aku benar-benar tidak tahu kalau dia kekasihmu eonnie." Ujar Lisa

"Tidak apa, lagi pula aku memang tidak pernah mengenalkan Taeyong padamu sebelumnya. Oh iya tunggu sebentar, aku akan pesan makan dulu." Ucap Jisso kemudian mulai melangkah pergi meninggalkan Lisa dan Taeyong.

"Jika kau adalah kekasih kakaku, kenapa kau malah meminta nomor ponselku? Kau tidak berniat untuk berselingkuh kan?! Awas jika kau sampai menyakiti eonnie-ku itu, maka akan kutendang kau, Paham!!" Ucap Lisa dengan nada sinis dan mengintimidasi.

Taeyong yang mendengarnya hanya terkekeh pelan lalu memandang Lisa. "Yah apa salahnya meminta nomor pada calon adik ipar? Tak salah bukan?" Ucap Taeyong santai. Dia kemudian mengambil Ponsel dari dalam sakunya dan menyodorkan pada Lisa.

Lisa pun hanya menampilkan raut seolah-olah tak mengetahuinya, dia berniat pergi dari situ. Tetapi tertahan oleh tangan kekar Taeyong itu. Sontak Lisa langsung menghempaskan kasar tangan Taeyong yang mengakibatkan tangan pria itu membentur meja.


'Brakk!'



Bertepatan saat tangan Taeyong terbentur. Jisso datang dari belakang dengan membawa makanan. Dia langsung menghampiri Taeyong saat melihat tangan pria itu terbentur.

"Oppa, kau baik-baik saja? Kenapa tanganmu sampai bisa membentur meja?" Tanya Jisso, dan hanya dengan mendengar nada bicaranya, Jisso jelas terlihat sangat khawatir. Dan itu membuat Lisa tidak suka, bukan karena cemburu, melainkan perhatian jisso yang berlebihan kepada pria aneh yang sedang duduk dihadapannya saat ini.

"Tenang saja ini tidak-"

"Yak eonnie, dia itu seorang namja, tangannya hanya terbentur meja bukan terlindas truk. Jadi dia pasti baik-baik saja." Belum sempat Taeyong menyelesaikan kalimatnya, ucapannya sudah dipotong dengan pedas oleh Lisa. Jika tangannya terlindas truk tentu saja sudah hancur.

"Lisa, jangan berbicara seperti itu, itu tidak sopan. Meminta maaflah pada Taeyong." Pinta Jisso.

"Apa?! Meminta maaf? Ta-tapi aku-
Haiss sudahlah, aku minta maaf!" Ujap Lisa kemudian menjulurkan tangannya pada Taeyong.

Tetapi Taeyong tak kunjung menjabat uluran tangan Lisa tetapi malah melihatnya. Dan rasa untuk memaki Taeyong untuk kedua kalinya sudah mencuat keluar didalam diri Lisa.

Sesaat sebelum Lisa mengeluarkan umpatan-umpatan indah untuk Taeyong, dia kemudian menjabat tangan Lisa.

"Kau aku maafkan,
Tetapi dengan satu syarat. Berikan nomor ponselmu."

Dam it! Lisa bahkan sampai melonggo menatap Taeyong yang dengan mudahnya meminta nomor ponselnya didepan Jisso alias kekasihnya sendiri. Dia ini bodoh atau apa sebenarnya.

"Eonnie, lihatlah kekasihmu ini. Dia tidak waras, sebaiknya kau cari pengganti saja ya? Akan ku kenalkan kau dengan sahabat-sahabatku yang lebih tampan darinya. Kau mau siapa, Suho? Jinyong atau Jin. Aku akan memberikanmu nomor mereka asal kau berhenti berhubungan dengannya." Ucap Lisa panjang lebar sembari menunjuk Taeyong yang kini sedang melipat kedua tanganya didepan dada.

"Jis sebelum kau berpikiran negatif, aku akan menjelaskan semuannya. Alasan aku meminta nomor Lisa adalah jika kau sulit untuk dihubungi aku bisa bertanya pada Lisa, tidak lebih. Kau kan jarang sekali memegang ponsel saat sedang bekerja." Jelas Taeyong yang membuat Jisso dan Lisa sama-sama berpikir.

"Tidak! Jangan berikan eonnie, aku tidak mau." Ucap Lisa memelas sambil ber-aegyo yang diperuntukan kepada Jisso. Tapi karena jaraknya dengan Taeyong yang terbilang dekat, Taeyong dapat melihat dengan jelas wajah manis Lisa dan membuat dirinya tersenyum tipis.

"Akan aku berikan nomor Lisa padamu, dan Lisa itu ada benarnya. Jika eonnie sedang jalan dan ponselku lowbat kan Taeyong bisa mengabarimu, benarkan?" Mendengar perkataan Jisso, Lisa sudah pasrah. Taeyong dengan semangat memberikan ponselnya pada Jisso.

"Cha... sudah bertengkarnya. Sekarang kita makan dulu," ucap Jisso, kemudian meletakan nampan makanan dimeja mereka.

"Ahh aku hampir lupa sesuatu. Nanti kau pulang sendiri ya Lisa, eonnie ada kelas tambahan, jadi kita tidak bisa pulang bersama." Jelas Jisso, dan wajahnya terlihat murung.

"Gwencana eon, aku akan menjaga diri. Eonnie tak perlu khawatir okey!" Ucap Lisa sembari menepuk pelan punggung Jisso.

"Bagaimana kalau Lisa pulang bersamaku changi?" Tawar Taeyong yang membuat Lisa langsung tersedak. Dan Jisso dengan sigap langsung memberi minum pada Lisa.

"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri, terimakasih!" Ucap Lisa dengan nada sinis, dan Jisso yang melihat tingkah Lisa yang sedari tadi seperti tidak menyukai akan kehadiran Taeyong mencubit lengan adiknya itu.

"Wah kalau oppa sudah tidak ada kelas, aku sangat senang jika kau mengantar Lisa. Lagipula aku masih merasa khawatir jika Lisa harus pulang sendiri." Ucap Jisso yang membuat Lisa langsung menoleh padanya.

"Tapi eonnie-"

"Sudah, anggap saja ini adalah bentuk pembiasaan dirimu terhadap Taeyong oppa, paham?"

***
Kelas Lisa kini sudah selesai, dengan langkah tergesa-gesa, Lisa kini sedang melangkah keluar dari ruang kelas. Berharap bahwa kelas Taeyong belum selesai dan dia bisa pulang terlebih dahulu. Sesaat setelah dirinya keluar dari ruang kelas, dirinya sudah dibuat kaget dengan sesosok manusia yang kini tengah bersandar pada tembok sembari menatapnya.

"Mau mencoba lari hmm?" Tanya Taeyong.

"Cih... kenapa aku harus lari, aku tidak takut denganmu." Ucap Lisa kemudian mulai melangkah menjauh, dan dibarengi oleh Taeyong.

Hanya ada keheningan selama perjalanan menuju parkiran, sebelum suara Taeyong membuat pikiran Lisa kembali kealam sadar.

"Apa kau sangat menyayangi Jisso?" Perkataan yang keluar dari mulut Taeyong membuat Lisa tertawa keras.

"Kau memang bodoh! Aku sangat sangat menyayangi eonnie lebih dari apapun. Dan aku akan melakukan apapaun agar Jisso eonnie bahagia." Ucap Lisa

Dan Taeyong yang mendengarnya hanya tersenyum samar.

'Aku tidak yakin suatu saat perkataanmu itu masih berlaku lagi Lisa.'

_________________

Semoga suka🤗

Eonnie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang