3. Dapur?

362 50 3
                                    

Kini selama diperjalanan hanya keheningan yang menemani mereka berdua. Baik Lisa maupun Taeyong enggan untuk membuka suara, mereka sama sama bingung harus membahas topik seperti apa. Tak lama kemudian suara deringan ponsel Lisa memecah kesunyian diantara mereka.

"Halo eonnie, wae?" Tanya Lisa yang ternyata panggilan itu dari Jisso.

"Kau sudah pulang kan?" tanyanya diseberang sana.

"Iya aku dalam perjalanan sekarang."

"Kau pulang dengan Taeyong oppa kan?" Tanya Jisso

"Haiss eonnie, kenapa kau tidak percaya denganku? Yakk bicaralah!" Sentak Lisa pada Taeyong yang membuat sang empu mendengus.

"Changi-ya, kau tenang saja, Lisa sekarang pulang denganku." Setelah mendengar perkataan Taeyong terdengar Jisso menghela nafas lega.

"Gomawo oppa sudah mau mengantarkan Lisa, aku jadi tenang. Baiklah kalau begitu aku tutup dulu ya, byee."

Tut!

Setelah sambungannya terputus, Lisa langsung menatap sinis pada Taeyong yang membuat pria itu menaikan satu alisnya.
"Ada apa, Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Taeyong yang hanya dibalas gelengan oleh Lisa, gadis itu kemudian membuang muka dan menatap luar. Taeyong yang melihat Lisa tak membalas pertanyaannya dan sepertinya mendumel dalam hati tersenyum tipis.

Setelah mobil Taeyong sampai dirumah yang kini sudah ditempati oleh Jisso dan Lisa, Taeyong pun dengan cepat turun dari mobil bermaksud ingin membukakan pintu untuk Lisa, tapi naas, Lisa juga sudah keluar dari mobilnya. Dan Taeyong hanya menghela nafas.

"Terimakasih."

Taeyong hanya menatap datar pada Lisa, yang kini membuat Lisa menapilkan raut bingungnya. "Kau tidak menyuruhku masuk?" Pertanyaan Taeyong kini membuat Lisa tersedak ludahnya sendiri.

'What?! Aku tidak salah dengar kan?'

Lisa kini malah tertawa sinis dan melenggang pergi, saat dirinya memasuki rumah, dengan santainya Taeyong mengikutinya dan kini tengah duduk tenang disofa. Lisa yang melihat tingkah pria didepannya ini dengan wajah yang dibuat-buat polos rasanya ingin mencabik-cabik wajah tampannya itu. Tapi Lisa tentu saja tidak melakukannya, karena apa? Dia kekasih kakaknya alias Jisso. Lisa bisa mendapat ceramah berjam-jam bahkan berhari-hari nanti.

Kini Taeyong hanya menampilkan senyum bodohnya saat mendapat tatapan tajam oleh Lisa. "Aku haus apakah kau tidak mau memberiku minum?" Tanya Taeyong sembari menampilkan mimik yang benar-benar membuat Lisa ingin menimpuk wajahnya itu dengan sepatunya. "Bagaimana jika Jisso tahu bahwa adiknya ini tidak memberiku minum setelah mengantarkannya pulang?" Ucap Taeyong sembari menampilkan wajah yang seolah olah berpikir.

Lisa yang mendengar Taeyong menyebut nama Jisso mendengus tak suka lalu segera menuju dapur. Setelah sampai didapur Lisa segera membuka kulkas dan hanya menemukan sekotak susu.
Dia pun kembali keruang tamu dan mengampiri Taeyong.

"Aku tidak mempunyai Jus, apa kau mau minum susu saja?" Perkataan Lisa sukses membuat Taeyong tersedak dan terbatuk batuk, Lisa yang melihatnya menghela nafas dan menghampiri Taeyong, dia juga membantu menepuk-nepuk punggung Taeyong agar batuknya mereda.

Taeyong yang dari awal sudah berpikir yang aneh-aneh kini malah tidak terkontrol, ditambah perilaku Lisa yang tengah menepuk punggungnya.

Lisa itu perempuan seperti apa sebenarnya.

"Cukup cukup! Apa maksud perkataanmu tadi? Kau berniat menggodaku?" Tanya Taeyong dengan wajah yang penuh selidik, dia kini juga menyenderkan tubuhnya sembari menenangkan dan memendam apa yang kini berusaha menyeruak dipikirannya.

Eonnie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang