7. Minta maaf

214 40 0
                                    

Perasaan Lisa yang kacau membuatnya uring - uringan selama 3 hari. Dan selama itu juga dia tak masuk ke kampus. Alhasil Rose lah yang menjadi langganannya untuk titip absen. Setiap Jisso bertanya, Lisa selalu ber-alasan bahwa dia tidak enak badan.

Ini sudah sore hari, dan dia juga masih terbaring di atas kasurnya. Jisso juga belum pulang, entah kapan pulangnya kakaknya itu dia juga tidak tahu. Karena pesan yang dia kirim juga belum dibaca.

Saat sedang asik melamun tiba - tiba pintu kamarnya dibuka. Dan itu adalah Jisso.

"Eonnie udah pulang, kok aku gak denger tadi," tanya Lisa lalu beringsut duduk. Jisso pun tersenyum lalu menghampiri adiknya dikasur.

"Masih gak enak badan? Mau kedokter?" Tawar Jisso, "Lis sebenarnya ada yang ingin eonnie tanyain sama kamu." Lanjut Jisso yang terlihat serius.

"Aku udah mendingan jadi gak perlu ke dokter. Tapi apa yang eonnie ingin tanyain ke aku?" Tanya Lisa was - was karena dia takut kalau eonnie bakalan bahas masalah waktu dikantin.

"Hmmm... eoonie denger dari temen kampus, kalau kamu beberapa hari yang lalu habis berantem sama pacarnya Jungkook ya?"

Lisa tercekat, sial! Kenapa eonnie bisa tahu sih. Tapi kalau dipikir - pikir wajar kalo berita pertengkarannya menyebar. Secara pertangkarannya menyangkut kalangan orang - orang populer di kampus.

"Eonnie tenang aja, semua baik - baik aja kok. Gak usah dipikirin ya."

Lisa berusaha tersenyum agar eonninya percaya. Tapi apalah daya yang ditampilkan kini malah senyum canggung.

"Taeyong bilang kalau kalian sampai narik - narik rambut, emang bener?"

Fu*k Taeyong! Ohh ternyata si pria sinting yang memberitahu eonnie. Lisa meremat spreinya kuat guna menyalurkan amarahnya yang kini tiba - tiba meluap. Pengen dipukul beneran kayaknya. Awas aja, besok bakalan aku samperin terus kutendang, kalau perlu pukul sekalian wajahnya yang songong itu.

"Eonnie tenang aja, gak usah khawatir. Pokonya aku gak papa, dan masalahnya udah selesai. Besok aku bakalan masuk kekampus, dan kalau sampe pacar Jungkook gangguin aku lagi, ntar aku bilangin sama Jungkooknya buat jaga ceweknya." Jelas Lisa panjang lebar.

"Beneran nih ya udah gak ada masalah, eonnie bener - bener khawatir Lis. Udah tiga hari ini eonnie bahkan gak bisa tidur mikirin hal itu terus."

Tunggu, perkataan Jisso tadi membuat Lisa mengerjab beberapa kali. "Maksudnya, eonnie udah tahu ini dari lama bukan baru tadi?" Tanya Lisa memastikan sambil memegang kedua bahu Jisso.

"Iya, bahkan eonnie juga punya vidionya dari temen sekelas eonnie. Eonnie sebenernya pengen bahas lama, tapi karena kamu gak enak badan jadi eonnie gak bahas."

Lisa mendesah pasrah, dia pikir eonnienya gak tahu. Tapi ternyata kebalikannya. Lisa memaki - maki pacar Jungkook dalam hati. Namanya siapa Lisa juga belum tahu sampai sekarang. Boro - boro tau namanya, mau nanya aja males.

* * *

Aku mengela nafas kasar berkali - kali karena orang yang aku tinggu tak kunjung datang. Jujur setelah kejadian itu, aku merasa tak enak hati pada Lisa. Apalagi udah tiga hari ini dia gak masuk kuliah.

Meraih ponsel dalam saku celanaku. Berharap bahwa Lisa akan membacanya kali ini. Karena selama tiga hari ini semua chat ku tak dibaca apalagi dibalas. Aku tak habis pikir kenapa Soojin tiba - tiba bisa datang dan melabrak Lisa. Padahal Lisa jelas - jelas tak pernah menggangguku, aku malah yang cenderung mengganggunya.

Aku memfokuskan pengheliatanku kearah pintu saat melihat sesosok gadis yang mulai melangkah masuk. Senyumku tak ayal terbit melihat kedatangannya. Syukurlah dia masuk kuliah hari ini.

Aku bangkit dari dudukku lalu menghampirinya.

"Lis aku mau bicara."

Aku tersenyum hambar saat dia menyentakan tanganku kasar yang memegang lengannya. Sudah pasti dia marah kepadaku karena kejadian tiga hari lalu.

"Aku minta maaf soal yang dikantin. Aku bakal bilangin ke Soojin supaya gak gangguin kamu lagi. Pliss maafin aku Lis!" Pintaku padanya dengan wajah memelas. Semoga saja Lisa memaafkanku.

"Ohh, jadi cewek lo namanya Ojin? Heh tolong bilangin ya sama cewek lo buat gak ngelabrak orang sembarangan. Tau gak, gara - gara dia narik rambut gue, kepala gue jadi pusing. Dan gara - gara dia Jisso eonnie gak bisa tidur mikirin gue, PAHAMM!!"
ucap Lisa sebal.

"Namanya Soojin Lis, bukan ojin. Aku bener - bener minta maaf sama kamu. Dan kenapa sih kamu pake lo gue segala?!" Jujur aku cukup sebal saat Lisa pake lo gue. Karena biasanya gak gitu.

Kulihat dia memutar bola mata malah sambil berdecak sebal memandangku. "Mau Soojin kek atau ojin, gue bodo amat. Minggir gue capek berdiri terus."

Aku mendesah gusar, setelah ini aku harus menemui Soojin dan menyuruhnya meminta maaf langsung pada Lisa. Alhasil, aku tidak bisa fokus pada dosen didepan.

"Lis! Lisaaa!"

Astaga gadis itu memang arghhh, bayangkan setelah kelas usai dia langsung berlari keluar. Dia sepertinya benar - benar kesal dan berniat menjauhiku. Tapi aku tak menyerah, aku sudah bertekad untuk membuat masalah ini selesai.

Mungkin aku harus menemui Soojin terlebih dulu, karena aku sudah buat janji bertemu dengannya di taman. Kulihat dia sudah duduk disalah satu bangku yang ada disitu. Dia tersenyum lebar saat melihatku.

Kemudian tak lama dia memeluku erat. "Akhirnya kau sampai juga, aku dari tadi menunggumu." Ucapnya sedikit merengek.

Aku tersenyum tipis lalu mengelus rambutnya. Lalu pandanganku teralih memindai pakaian yang dipakainya hari ini. "Kenapa kau memakai pakaian seperti ini?" Tanyaku sambil menatapnya tajam.

Kulihat dia sedikit salah tingkah, tetapi kemudian tersenyum lebar.

"Tentu saja karena mu sayang, apa kau tidak suka aku memakai pakaian seperti ini?" Ucapnya lalu memindai pakaiannya sendiri. Jujur, sebenarnya aku agak tidak suka. Pakaian Soojin terlalu terbuka. Dia memakai crop top dengan potongan rendah. Dipadu dengan celana ketat yang mencetak lekuk tubuhnya dengan sempurna.

"Aku tidak suka, lain kali pakai pakaian yang benar. Ohh iya ayo ikut aku," ucapku cepat.

Kulihat awalnya dia cemberut tapi saat mendengar aku ingin mengajaknya dia berubah ceria.
"Kemana? Kita akan jalan - jalan?"

"Tidak, aku ingin kau meminta maaf pada Lisa, ayo." Ucapku sambil menarik tangannya. Tapi dia menyentakan tangannya hingga terlepas dari peganganku.

"Meminta maaf pada Lisa? Kau gila Jung, aku tidak mau!" Ucapnya kesal sambil melipat tangan didada.

"Kelakuanmu itu tak berasalan, Lisa tidak pernah merayuku ataupun menggoda seperti yang kau tuduhkan. Ayo sekarang ikut aku dan minta maaf padanya." Ucapku berusaha sabar.

"Tidak mau! Aku tidak sudi. Kenapa kau seperti ini padaku. Harusnya kau menjauhi Lisa. Gadis itu sepertinya memang tertarik padamu tapi kau tak menyadarinya. AKU BENCI JIKA KAU BERDEKATAN DENGANNYA!"

Aku memejamkan mata mendengar perkataanya. Entah kenapa itu membuat darahku mendidih.
"Sejak kapan kau pandai berteriak seperti ini? Dan juga sejak kapan kau memakai pakaian sexy seperti itu! Jangan sampai pandangku terhadapmu berubah!"

----- Bersambung -----

Eonnie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang