11. Masa lalu

166 29 0
                                    

Bisik-bisik jahanam langsung mengalun ditelingaku pagi ini kala aku berangkat ke kampus seperti biasa. Entah rumor apa lagi yang kini menerpa diriku, aku tidak perduli karena merasa muak atau lebih tepatnya pasrah.

Saat berbelok ke lorong yang merupakan jalan menuju ke kelasku tiba-tiba Rose berlari mendekat kerahku. Aku menaikkan satu alis sambil menatapnya yang kini masih sibuk mengatur nafas. "Kenapa kok lari-lari, mau diet?" Tanyaku padanya dan dia malah mencubit ku.

"Ishhh... apa hubungannya lari sama diet coba. Udah ayo ikut aku." Jawabnya sambil menyeret tanganku entah kemana dan aku hanya menurut saja.

Aku heran pada sahabatku yang satu ini. Kenapa aku diseret ke ruang musik coba. "Mau ngapain sih, aku kan bukan anak musik kenapa diseretnya kesini Rose?" Tanya geram dan tak habis pikir dengannya.

Dia terkekeh pelan memandangku. "Aku gak ada temennya disini Lis. Kamu kan tahu aku itu penakut, ya mana berani disini sendiri," jawabnya lalu duduk dikursi yang ada diruangan ini begitupun denganku.

"Ya lagian ngapain disini, bukannya biasanya kamu latihan hari kamis? Ini kan baru rabu," ujarku padanya yang kini sedang asik memainkan gitarnya.

"Hemm gak tau tuh Hanbin. Dia tadi pagi ngirim pesan katanya ada pertemuan mendadak jadi yaudah deh."

Aku terdiam beberapa saat menanggapi perkataan Rose barusan. "Bentar-bentar, kapan mau ngumpulnya?" Tanyaku memastikan.

"Ya sekarang lah," jawabnya enteng sementara aku bersusah payah menahan diri agar tidak memukul kepalanya dengan mic yang kebetulan ada didekatku.

"Rose, kalau gitu ngapain kamu ngajak aku? Kan bisa ngajak anak musik lain, kayak Wendy atau siapa kan bisa! Aduhh, terus nanti ada Jae____"

"Hello guyss!!"

Perkataanku terhenti dan sontak menoleh kearah pintu yang terbuka. Hanbin dan kawan-kawan terlihat mulai memasuki ruangan ini, diikuti yang lain. Aku menegang kala melihat dia lagi. Setelah sekian lama aku bertemu lagi dengannya. Aku bahkan selama ini bersusah payah agar tak melihat wajahnya lagi. Tapi Rose sialan ini malah membuatku bertemu dengan orang yang kini aku benci.

"Loh Lis, tumben main kesini lagi." Ucap Hanbin setelah menyadari kehadiranku. Dia juga kemudian duduk dikursi yang berada tepat didepanku.

Mencoba tersenyum walau nampaknya gagal. "Emm iya, Rose katanya tadi pengen curhat karena galau di php-in terus sama June makanya aku kesini."

"Hehh apa-apaan kapan aku- AUUWWW!!" Perkataan Rose tidak selesai karena aku buru-buru menginjak kakinya. Salah siapa buat aku terjebak disini dengan pria sialan itu.

Rose melotot padaku dan aku juga melotot padanya. Oke hari ini kita imbang. Aku yang gak terima kalau cuma aku yang malu, jadi Rose juga harus ngerasain hal yang sama. Berhubung June juga ada disini hahaha...

"Astaga, ternyata masih masalah itu juga?" Tanya Wendy yang entah tiba-tiba datang dari mana. Dan dia kemudian duduk disamping Rose yang masih kosong. Jadi kini Rose ter-apit denganku dan Wendy.

Kulihat wajah Rose memerah. Waduhh harus siap-siap kabur nih. Apalagi aku tahu dia sudah memberikan lirikan mautnya padaku. Mending untuk 2 hari kedepan ngehindar dulu dari Rose biar aman.

"Lis, kebetulan lo ada disini. Gue mau tanya, lo ada masalah ya sama Soojin?" Tanya Wendy yang membuatku menoleh padanya.

"Hah Soojin?" Ucapku spontan. Kenapa jadi bahas Soojin lagi. Emang mereka gak tahu ya kalau kita udah baikan.

"Gue denger katanya lo ribut dikantin terus dipisahin sama Taeyong emang bener?" Ulangnya lagi padaku.

"Nah iya, gue juga sempet denger tuh!" Timpal June.

Eonnie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang