10. Belanja

118 24 1
                                    

Aku membeku sesaat kala tanganya naik mengusap-ngusap kepalaku. "Tenang aja, aku yang bakal bayarin. Kamu tahu gak sih kalo kamu tuh cantik banget waktu senyum Lis?"

"Oppa, Lisa?!"

* * *

Mataku melotot kala melihat Jisso eonnie yang kini sedang berada tepat disamping kami. Aku takut dia berpikiran yang tidak-tidak antara aku dengan Taeyong. Ahh iya, ini semua salah pria sinting itu. Kenapa dia bisa tiba-tiba melakukan  hal aneh seperti itu?

"Eonnie, aku bisa jelasin. Tadi aku cuman___"
Perkataan ku terpotong kala Taeyong juga ikut berbicara.

"Sayang, kamu jangan marah ya. Aku dan Lisa sebenarnya mau ke toko buku, tapi kita mampir dulu karena laper tadi."
Ucap Taeyong lalu berdiri menghampiri Jisso eonnie dan mendudukannya dikursi yang masih kosong.

"Iya eonnie, aku sama Taeyong niatnya mau ke toko buku. Cuman karena dia bilang mau makan jadi sekalian aku minta traktiran. Pliss eonnie jangan marah. Aku juga gak mungkin suka sama orang kayak dia!" Ucapku memelas pada Jisso eonnie sambil menunjuk Taeyong.

Dia berdecih lalu menatapku malas. "Kau tidak normal jika tidak suka ataupun tertarik pada pria sepertiku. Dimana kurangnya aku coba? Wajah gak usah ditanya. Otak apalagi, ayah aku kan dosen jadi pinternya pasti dapet. Kaya jangan ditanya lagi. Nah apa coba kurangnya?" Tanya Taeyong sambil menyombongkan diri dengan wajah angkuh.

Kalau aja aku gak di traktir hari ini, aku tendang wajahnya nanti. Jisso eonnie menggeleng, aku sontak panik. Apa Jisso eonnie gak percaya, aduh kalo aku gak dianggep adik karena dikira mau ngerebut kakak ipar gimana? Ehh calon kakak ipar lebih tepatnya.

"Eonnie, sumpahh Lisa gak ada perasaan apapun sama si Taeyong. Dia tuh bukan selera aku banget. Eonnie tahu kan selera aku yang kayak gimana, masa gitu aja eonnie mar___"

"Shhhtt... udah-udah eonnie tuh gak marah. Lagian ngapain juga marah, eonnie malah seneng tahu lihat kalian tadi akur hehehe."

Nafasku kini menjadi lega saat mendengar perkataan Jisso eonnie barusan. Aku kemudian memeluknya erat. "Cup~ eonnie ku memang terbaik, makasih eonnie. Aku kira eonnie bakal marah tadi hahaha." Ucapku sambil mengecup pipinya. Jisso eonnie ingin menghindar tapi aku tahan karena sekarang kan dia aku peluk. Aku pun tertawa kala dia merengek ingin dilepas.

"Lisa sudah lepaskan, astaga ini di tempat umum!" Jisso eonnie menyeru padaku dan aku langsung melepaskan pelukannya.

"Kenapa kau senyum terus dari tadi hmm? Eonnie mencium bau-bau tidak enak. Kau belum mandi ya?"

Mendengar perkataan Jisso eonnie senyumku pun surut. Aku juga reflek langsung mencium bau badan ku sendiri.
"Ishhh mana ada bau, wangi gini kok. Khemm gini, kan tadi Taeyong ngajak aku ke toko buku. Nah, kan sekarang udah ada Jisso ennie, jadi eonnie aja yang nemenim pacar tercintanya itu yaa?" Pintaku dan Jisso eonnie terlihat berpikir sejenak. Sementara Taeyong malah menatapku tajam. Bodoamatlah, aku jadi pengen pulang sekarang.

Lagian kan ide ku malah bagus, dengan begitu mereka bisa sekalian jalan-jalan sore romantis gitu hahaha. "Sekalian jalan-jalan gitu eonnie. Kan nanti kelihatan sweet gitu," ucapku membujuknya.

"Hmmm sama aku aja mau oppa?" Tanya Jisso eonnie sambil menoleh kearah Taeyong.

"Ya jelas mau lah, kan dia pacar eonnie gimana sih? Kalo sampai dia gak mau put___"

Eonnie!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang