Sebuah cahaya terang kini mengusik ketenangan tidur Lisa. Dia mengeliat tak nyaman, berusaha meraih bantal lain guna menutupi wajahnya agar cahaya itu tak mengganggunya. Tapi naas... bantalnya itu kini sudah melayang, alias sudah dirampas oleh Jisso.
Karena merasa kesal akhirnya Lisa kini membuka matanya yang rasanya sedang diberi lem pelekat, susah sekali mau terbuka. Saat dia bisa membuka mata, Jisso sudah terlihat dengan senyum cerahnya.
"Ayo bangun dan sarapan, eonnie sudah memasakan masakan kesukaanmu. Ahh... tapi mandi dulu ya," ucapnya ringan sembari menarik selimut Lisa yang membuat sang empu mendengus.
"Eonnie, ini masih pagi sekali... kenapa tidak membangunkanku nanti saja saat mau berangkat kuliah? Argggh aku masih mengantuk!" Ucap Lisa putus asa. Kelasnya padahal masih jam 11 siang nanti, tapi Jisso bahkan sudah membangunkannya jam 6.30 untuk apa coba?
"Ckckck! Anak perempuan macam apa kau ini, sudah cepat sana mandi," ucap Jisso sembari mendorong tubuh Lisa agar segera beranjak kekamar mandi.
"Baiklah - baiklah aku mandi, jangan dorong aku eonnie!!" Ucap Lisa final. Fine, dia mengaku kalah lagi, eonnienya satu ini bisa menyebalkan dan perhatian dalam satu waktu. Melihat tingkah Lisa yang sedang kesal padanya tak urung membuat Jisso menyunggingkan senyuman. Hahaha adiknya itu memang sangat menggemaskan.
Setelah selesai mandi dan memakai kaos santai berwarna biru dengan celana pendek yang juga berwarna senada, Lisa segera pergi ke meja makan. Eonnienya tidak berbohong ternyata, karena dimeja makan kini sudah ada makanan kesukaannya, yaitu Gamjatang. Berupa daging yang diolah menjadi sup dan rasanya pedas.
Menatap lapar pada makanan yang sudah tersaji didepannya. Tentu saja Lisa segera meraih mangkuk, mengambil nasi serta sup dagingnya itu. Wow rasanya... itu benar - benar kenikmatan. Melihat Lisa makan dengan lahap Jisso sontak saja tertawa.
"Kenapa kau seperti tidak pernah makan saja Lisa? Padahal setiap hari eonnie selalu memberimu makan hahaha..." ucapnya disertai tawa. Lisa pun mengerucutkan bibirnya menandakan dia kesal. Bukan kesal betulan, karena dia tidak bisa marah pada eonnie kesayangannya itu.
"Ini enak eonnie, ah tidak! Ini enak sekali karena itu aku makan dengan lahap hehe..." ucap Lisa dengan cengiran khasnya. Jisso pun menggeleng - gelengkan kepalanya mendengar perkataan adiknya itu.
Sebenarnya ada sesuatu yang ingin Jisso tanyakan pada Lisa. Tetapi melihat mood adiknya yang kini terlihat membaik memakan masakan buatannya, Jisso mengurungkannya. Biarkan adiknya itu menyelesaikan sarapannya, baru Jisso akan menyampaikannya.
"Ayo makan eonnie, tidak enak jika sudah dingin nanti."
Ucapan Lisa sontak membuat Jisso berhenti berperang dengan pikirannya. Dia pun tersenyum dan mengamati Lisa.
"Baiklah, eonnie juga akan makan." Ucapnya sembari mengambi nasi dan lauk untuk dirinya sendiri. Saat mereka sudah selesai sarapan Jisso mencoba untuk menanyakannya, karena sumpah dia tidak bisa tidur memikirkannya semalam.
"Lisa, eonnie ingin bertanya padamu, tapi jangan marah ya."
Perkataan Jisso membuat alis Lisa bertaut, "Memangnya Jisso eonnie ingin bertanya apa? Tanya saja aku tidak akan marah."
"Kemarin malam kau tersinggung ya dengan perkataan Taeyong oppa?" Ucap Jisso pelan. Dia bisa melihat wajah Lisa menegang, dan itu membuktikan bahwa perkiraannya tidak meleset.
"Aku tidak marah, hanya kesal saja. Lagi pula dia itu memang entah kenapa jika sedang bersamaku akan terus membuatku kesal serta marah - marah. Eonnie tenang saja, aku hanya kesal bukan marah."
Ucap Lisa sambil berusaha tersenyum menatap Eonninye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eonnie!
Teen Fiction"Kenapa kesendirian memelukku saat aku mempunyai kalian?" -Lisa "Jika bisa, aku akan menyeret waktu dan memutar balikan takdirku untukmu." -Jisso