Player

1.9K 249 1
                                    


Shoottt!

" Kerja bagus, Kim!"

" Tunjukkan pada mereka, Jennie!"

Jennie tersenyum puas ketika melihat bola yang dilemparnya berhasil masuk dalam ring dengan mulus, membuat wajah di tim lawan langsung menggelap namun gadis itu tidak mempedulikannya karena sibuk mendapat tepukan di pundaknya dari para pemain timnya. Tepat di detik-detik terakhir, Jennie berhasil membalikkan keadaan dan membawa kemenangan bagi Timnya.

" Aku tahu aku bisa mengandalkanmu" Pelatih Kang melempar handuk yang langsung ditangkap dengan sigap oleh Jennie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Aku tahu aku bisa mengandalkanmu" Pelatih Kang melempar handuk yang langsung ditangkap dengan sigap oleh Jennie.

" Kau tahu aku tidak pernah mengecewakanmu" kekeh Jennie sambil membersihkan keringat yang menempel di wajahnya.

" Kemenangan lagi untuk YG" kekeh Kang Seulgi seraya membuka botol air minumnya dan meneguk dengan cepat

" Bagaimana kalau merayakannya setelah ini?" lanjut Joy, bersemangat

Jennie menghela napas, dia ingin merayakannya bersama teman-teman tim basketnya namun dia ingat bahwa Prof Lee sudah mengiriminya pesan untuk menemuinya seusai pertandingan dan Jennie tahu wanita itu tidak akan senang jika dia tidak muncul.

" Aku tidak bisa" Jennie menggeleng sambil mengambil tas nya dan berjalan masuk menuju ruang ganti mereka

" Woah, kau bintang hari ini dan tidak mau merayakannya bersama kami?" protes Irene, langsung cemberut.

" Prof Lee memintaku menemuinya, kau tahu bagaimana aku ketinggalan banyak kelasnya" kata Jennie, mengerutkan kening " dan kuharap dia tidak menghancurkan nilaiku, aku tidak mau bermasalah dengannya"

" Apa tidak bisa menundanya?" Yeri bertanya seraya mengawasi Jennie yang sudah bersiap untuk menuju shower.

" Aku masih perlu nilai darinya" Jennie memutar bola mata, meninggalkan teman-teman timnya.

Jennie membiarkan air hangat membasuh tubuhnya, dia segera menyelesaikan showernya, melipat seragam timnya ke dalam tas sebelum berpamitan singkat dengan teman-temannya sebelum segera pergi dari lapangan menuju gedung universitasnya. Dia sebenarnya mengambil jurusan bisnis untuk meneruskan perusahaan kedua orangtuanya, namun dia tidak bisa menolak untuk bergabung dalam tim basket kampus karena itu sudah menjadi hobinya semasa sekolah.

" Semoga aku tidak dalam masalah" gerutu Jennie, buru-buru berjalan seraya mengerling jam tangannya " Bagaimana bisa bisnis berhubungan dengan fakultas psikologi" dia menambahkan sambil menggerutu.

Selama ini dia bisa menyeimbangkan mata kuliah bisnisnya dengan kegiatan tim basket dengan baik, namun semester ini lebih sulit dengan kedatangan Prof Lee di jurusannya. Dia sebenarnya Profesor bidang psikologi namun karena beberapa perubahan sistem akademik, jurusan bisnis juga perlu belajar mengenai psikologi untuk lebih memahami permintaan konsumen dan membaca kebutuhan pasar.

Jennie tidak pernah mulus dalam membaca sikap oranglain dan psikologi adalah kelemahannya, dia berusaha namun hal itu tidak membuatnya tertarik sehingga dia lebih suka bolos dengan alasan latihan basket ataupun ikut kelas tanpa benar-benar memperhatikannya. Dia pikir mata kuliah itu tidaklah wajib, hingga dia melihat laporan trisemesternya cukup jatuh karena nilai di mata kuliah Prof Lee cukup mengecewakan.

Jennie berhenti di depan ruang kelas Prof Lee, menarik napas sejenak yang agak terengah sebelum mengetuk pintu lalu membukanya. Prof Lee nampak duduk di kursinya sambil mengenakan kacamata dan membaca buku, wanita itu langsung mendongak dan mengangguk saat melihat Jennie.

" Sore, Prof" sapa Jennie, membungkuk pelan.

" Jennie Kim" Prof Lee menunjuk kursi di hadapannya " Duduklah"

Jennie segera duduk di hadapan Prof Lee, wanita itu nampak tenang namun entah mengapa Jennie merasa dia bahkan lebih mengintimidasi daripada pelatih Kang.

" Kurasa kau sudah punya dugaan mengapa aku memanggilmu kemari, Jennie Kim" Prof Lee mengambil selembar kertas dan menyodorkannya di hadapan Jennie " Hasil yang kau capai di kelasku tidak cukup memuaskan" dia menunjuk huruf D besar yang ada di kertas itu.

Jennie menelan ludah dan mengangguk, menunggu professor itu melanjutkan pembicaraannya.

" tapi nilaimu di kelas lain cukup memuaskan" lanjut Prof Lee " Aku sudah melihat kumpulan nilaimu, aku harus katakan kau hanya gagal di kelasku" dia menambahkan sambil mengangkat alis.

" Well..." Jennie menarik napas, memandang kertas nilai di hadapannya itu " Aku tidak punya dasar yang bagus di psikologi"

" Aku bisa melihat kau sangat fokus dalam dunia bisnis dan olahraga" gumam Prof Lee " tapi, percayalah mempelajari pola pikir dan kepribadian manusia akan membantumu banyak dalam kehidupan" dia menambahkan " Aku tidak mengharapkan kau lulus dengan nilai tertinggi, tapi aku harap setidaknya kau lulus mata kuliah ini"

" Aku akan berusaha, Prof" kata Jennie, meskipun dalam hatinya dia tahu dia tidak bisa mengusahakan sesuatu yang tidak menarik baginya.

" Aku akan membantumu, Ms Kim" kata Prof Lee " Well, sebenarnya bukan aku, tapi aku menugaskan seseorang untuk membantumu"

Kali ini Prof Lee sukses membuat Jennie mengangkat alisnya, dia tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh wanita itu hingga dia melanjutkan.

" Aku meminta mahasiswi terbaikku untuk membantumu melewati mata kuliah ini" kata Prof Lee " Kau akan mengikuti pelajaran tambahan dengannya, dia akan memastikan kau bisa lulus di mata kuliah ini" dia menjelaskan " Aku minta kau selalu hadir di kelasku, menyelesaikan tugas dan belajar bersamanya"

" Prof, aku masih punya mata kuliah lain dan latihan dengan tim basket" protes Jennie.

" Aku sudah berdiskusi dengan professor lainnya, mereka mengatakan kau tidak ada masalah di kelas mereka, bahkan kau salah satu yang terbaik" tukas Prof Lee " dan mengenai tim basket, aku akan bicara dengan pelatih Kang, lagipula kalian tidak setiap hari latihan" dia menambahkan.

Jennie menggigit bibirnya, dia tahu dia tidak ada alasan yang lebih kuat lagi, bagaimana pun dia memang harus lulus mata kuliah ini jika mau mempertahankan nilai-nilainya yang tinggi. Menghela napas, akhirnya gadis itu mengangguk setuju yang disambut senyuman puas dari Prof Lee.

" Aku sudah memberikan nomormu pada muridku" kata Prof Lee, mengambil kertas dan menulis sesuatu " Ini nomornya, silakan kalian atur jadwal belajar" dia menambahkan.

" Baik, Prof" Jennie mengambil kertas itu dan melihat deretan angka nomor telepon orang yang akan mengajarnya nanti " Aku akan berusaha" dia menambahkan seraya bangkit.

" Oh, Jennie" panggil Prof Lee sebelum Jennie sampai di pintu, membuat gadis itu membalikkan badannya " Selamat atas kemenangan hari ini" dia tersenyum

Jennie balas tersenyum dan mengangguk sebelum membungkuk sopan dan pergi meninggalkan ruang kelas dosennya itu dengan kertas di tangannya.

" Semoga dia bukan orang menyebalkan yang sok tahu" gumam Jennie seraya melangkah menuju mobilnya.

Kurasa siapa pun dia, kuharap dia bukan penggemar ku yang biasa berteriak-teriak di lapangan, itu akan sangat menganggu. 

My Tutor My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang