51. Yes Or No (END)

1K 106 35
                                    

Helloooo!!!! Long time no see!!!
Part terakhir nih, semoga masih ada yang nunggu yaaa. Lama bet mangkirnya ini oi hahah

Happy reading guys!!!!

AUTHOR POV

Three Months Later

Tiffany menaburkan bunga ke laut dimana dia menaburkan abu orang terkasihnya disana. Tak terasa olehnya bahwa matanya kini sudah basah. Dia mengusap sudut matanya dengan ujung jari. Mengingat kenangan-kenangan yang tak semuanya manis ketika bersama-sama membuat rasa sedih itu menyeruak.

"Aku sungguh bahagia sekarang." Isaknya sembari terus menabur bunga dari keranjang rotan yang dia bawa. Meskipun tidak sempurna kebahagiaannya sekarang, tapi Tiffany memiliki seseorang di dunia ini.

"Terima kasih, untuk tidak membawa Stephie bersamamu, Ibu." Katanya lagi. Setelah puas menumpahkan segala yang ingin dia beritahukan pada Ibunya Tiffany berjalan pergi meninggalkan laut tersebut.

Yang bertanya bagaimana dengan Stephanie, wanita itu kembali hidup. Malam itu, wanita yang mengalami kecelakaan dan koma. Bisa di selamatkan oleh Dokter, detak jantungnya kembali dan dia berhasil melewati komanya. Benar-benar wanita yang sekuat baja, bukan?

Paginya, Evan datang dari perjalanan bisnis nya dan menawarkan diri untuk membawa Stephanie ke Amerika untuk dipindahkan ke rumah sakit yang lebih baik untuk menyembuhkannya.

Meskipun Dokter sudah memperingatkan bahwa memindahkan Stephanie pada tempat yang sangat jauh akan begitu banyak resiko. Yang terburuk adalah kematian. Selama tiga hari mereka menimbang-nimbang untuk memilih keputusan mana yang akan diambil. Akhirnya, Tiffany bekeras meminta Evan memindahkan Stephanie ke rumah sakit terbaik di Amerika. Kondisi Stephanie pun seakan mendukung, karena dia membaik meskipun belum bangun dari tidurnya.

Meskipun Stephanie dibawa oleh Evan dan sepenuhnya pria itu yang menanggung biaya rumah sakit yang pastinya tidak sedikit, Evan mengajukan syarat. Yaitu, Tiffany tidak ikut bersama mereka dan menyerahkan sepenuhnya pada Evan. Wanita itu frustasi bukan main mendapatkan pilihan semacam itu, bagaimana dia bisa tenang disaat saudaranya yang tengah sekarat dan Tiffany tidak boleh berada disisinya. Lagi, demi kesembuhan Stephanie, dia mengalah tapi meminta Evan untuk memberinya kabar sesekali.

Evan memberikan syarat tersebut bukan tanpa alasan, dia melihat bagaimana anak-anak Siwon begitu mencintai dan membutuhkan Tiffany. Sebenarnya Evan hampir menyerah pada Tiffany, tak ada celah baginya untuk mendapatkan Tiffany yang sepenuhnya terlihat jelas mencintai Siwon. Kali ini Evan benar-benar menyerah akan Tiffany. Bukan karena Stephanie yang berada ditangannya, dia menyerah. Namun memang sudah saatnya untuk melakukan itu.

Selama tiga bulan terakhir Tiffany menjauhi keluarga Choi, bahkan dia tidak bertemu Siwon dan anggota keluarga Choi yang lain. Kecuali Daniel yang masih sering dia kunjungi di asrama sekolahnya. Namun, akhir-akhir ini dia jarang menemui Daniel. Jika dia tetap bersama keluarga Choi, menurutnya itu egois disaat saudaranya tengah berjuang untuk sembuh.

Terkahir dia berinteraksi dengan Nenek Choi ditelepon, dan berakhir dengan pertengkaran karena Tiffany menolak kembali. Sejak saat itu, Nenek Choi maupun Siwon dan yang lainnya tidak menghubungi Tiffany. Dia juga tidak menempati apartemennya dan bersembunyi di sebuah villa dekat pantai milik Evan, tidak ada satupun yang tahu dia berada disana. Untuk bertahan hidup Tiffany membuka toko bunga disana dan cukup populer yang memiliki banyak konsumen.

Bohong jika dia tidak merindukan keluarga yang sudah sangat baik padanya itu, tapi Tiffany tidak bisa kembali untuk saat ini meskipun satu bulan yang lalu Siwon dan Stephanie resmi bercerai.

Tiffany sampai di tempatnya dan mendorong pintu masuk toko bunganya dan tersenyum lembut pada satu-satunya pegawai. Dia masuk ke dalam ruangannya, hari sudah mulai gelap dan dia menyukai ketika matahari perlahan turun yang selalu dia saksikan dari jendela ruangannya yang menghadap ke pantai.

Glorious StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang