50. It's You

1K 117 43
                                    

Banyak bet dramanya ngetik part ini. Yang ke cut dan ga bisa balik, jadi harus nulis ulang dengan perasaan kesel dan lain-lain hahaha

Maaf karena selalu membuat kalian menunggu!!!

Happy reading!!!

Padahal pagi ini sangat cerah, namun Tiffany datang ke kantor dengan lesu. Karena semalaman dia tidak bisa tidur memikirkan Stephanie. Entah kenapa dia kasihan melihat saudara kembarnya yang semakin menggila saja. Mungkin jiwa nya terganggu, jiwanya sakit. Pagi ini saja dia sudah minum dua gelas kopi pun, tak membantu menghilangkan kantuknya. Namun, ucapan Chang Min saat dia masuk ke ruangannya membuat kantuknya hilang sementara.

"Aku kemarin bicara dengan Siwon. Dia akan pulang ke Seoul." Chang Min membuka obrolan yang begitu berat menurut Tiffany. Bahkan Tiffany belum mendaratkan bokongnya di kursi.

"Memangnya kenapa?" Tanyanya penasaran. Dia ingin Siwon kembali, tapi sepertinya bukan ide baik mendekatkan Siwon dengan Stephanie lagi. Karena pria itu akan menderita.

"Aku menceritakan masalah Stephanie padanya. Dan dia merasa harus berada disini untuk menghadapi masalahnya." Chang Min memperhatikan ekspresi Tiffany saat mengatakan itu.

Bohong kalau Tiffany tidak senang karena dia ingin sekali melihat Siwon, namun mementingkan perasaannya bukanlah ide yang bagus karena Stephanie masih akan menghantui Siwon.

"Atau memperburuk keadaan." Tiffany menolak kepulangan Siwon. Keadaan masih belum membaik selama Stephanie masih menjadi bayangan dalam keluarga Choi. "Semalam aku juga memikirkan tentang Stephanie. Ada baiknya dia harus dibawa ke psikiater." Tiffany sudah memikirkannya matang-matang semalam.

"Memang dari dulu ada yang aneh dikepalanya." Celetuk Chang Min dengan senyum mengejek.

"Dia tetap saja minta satu juta dolar. Aku bilang itu tidak mungkin, namun dia rela melakukan apa saja." Keluh Tiffany sembari memijat keningnya yang terasa pusing. Entah karena memikirkan Stephanie atau kurang tidur. Bisa jadi keduanya.

Telepon di atas meja berdering, membuat keduanya berhenti sejenak. Chang Min membiarkan Tiffany yang menjawab panggilan tersebut. Dipandangnya Tiffany selama bicara dengan seseorang disebrang telepon. Chang Min melihat, wajah Tiffany yang memang terlihat tak sehat, menjadi semakin pucat. Tangannya memilin ujung bajunya dan tubuhnya yang biasanya berdiri tegap, kini terlihat lemah sekali. Karena terlalu fokus pada ekspresi yang Tiffany tunjukkan, Chang Min sampai tidak mendengar percakapan apa yang dibicarakan oleh Tiffany dengan orang yang ada disebrang telepon.

Tiffany meletakkan gagang telepon pada tempatnya dan terduduk lemas. Chang Min yang cemas langsung menghampirinya.

"Ada apa, Tiffany?" Tanyanya dengan panik, dia menyentuh tangan Tiffany yang gemetaran dan juga dingin.

"Stephanie mengalami kecelakaan bersama Suster." Ujarnya dengan suara serak menahan tangis. Namun, beberapa detik setelah itu, air matanya turun. Tiffany menangis tanpa suara

"Apa Stephanie meninggal?" Nada suaranya penuh harap, terdengar jelas dia berharap Stephanie meninggal.

"Aku berharap dia masih hidup, Chang Min." Tiffany tadi tak begitu mendengar apa yang dibicarakan oleh pihak rumah sakit, karena pikirannya langsung terbang pada hal-hal yang menakutkan. Tiffany berdiri dengan terhuyung dan menarik Chang Min. "Tolong antar dan ikut aku ke rumah sakit, Chang Min. Aku mohon." Pintanya dengan wajah yang sudah basah dengan air mata.

Sebenarnya Chang Min ingin menolak, karena dia sangat membenci Stephanie. Namun, dia merasa kasihan melihat Tiffany yang kebingungan dan Chang Min juga tidak akan membiarkan Tiffany yang dalam keadaan kalut pergi tanpa ada yang mendampingi.

Glorious StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang