04. Who?

71 63 39
                                        

Hai haiiii
Ara balikk lagi hehehe
Jadi aku bawa part baruuu
Happy reading guyss
.
.
.

Reza membawa nampan berisi dua mangkok mie ayam dan dua mangkok bakso di tangannya, di ikuti mamang Edo yang membantu membawakan nampan empat es teh menuju meja pojok kantin dimana ia dan temannya biasa duduk.

Sampai di meja tujuan, semua mangkok dan gelas di susun sesuai tempat duduk masing-masing lalu mengembalikan nampan di tangan kepada mamang Edo sembari tersenyum, tidak lupa kata terima kasih Reza ucapkan karena bantuan pria tua itu.

"Ternyata lo cocok juga jadi mamang kantin za, apalagi kopiah lo nambah kesan bapak-bapak gitu," celetuk Chandra mengundang tawa di antara teman-temannya kecuali Reza.

"Sembarangan lo arab kalo ngomong, ganteng gini di kata mamang kantin. Lo gak tau aja cewek tuh paling adem kalo liat gue yang begini, beuh nyejukin hati," sahut Reza tak mau kalah, meminum es tehnya setelah di aduk terlebih dahulu.

Abim dan Danan hanya terkekeh sambil menggelengkan kepala, tak habis pikir jalan pikir Reza yang terbilang unik bagi mereka berdua.

Ya meskipun Reza terkadang tidak tertebak dengan jawaban tak terduganya, tapi laki-laki itu terbilang murid pintar mengantongi beberapa prestasi di sekolah dan tentu saja di banggakan karena mengikuti beberapa olimpiade.

Tetap tertinggal jauh jika di bandingkan Abim, syukurnya mereka tidak pernah iri atau merasa tersaingi.

Ada sebuah prinsip yang selalu mereka pegang sebelum berteman sampai sekarang, kita bukan sekedar temen tapi saudara mau apapun itu jangan ada rasa iri atau cemburu prestasi masing-masing sesuai bidang kita, inget sukses bareng gimanapun caranya.

Sebenarnya Danan mengajarkan mereka agar lebih bijak menyikapi masalah apalagi jika bersangkutan hubungan pertemanan mereka, di antara mereka bertiga hanya Danan lebih berpikir dewasa.

Mungkin karena keadaan membuat laki-laki itu sadar posisinya bukan untuk sekedar bermain.

"Gue bingung, kenapa ada ae cewe naksir sama lo za. Padahal kalo di liat tampang lo pas-pas an," kata Chandra mulai nyuap bakso ke dalam mulutnya, mengunyah pelan agar mudah di cerna.

Sang pemilik nama langsung mendelik, jika tidak mengingat Chandra temannya sudah pasti ia cekik masa bodo kalau kasus ini bawa ke ruang bimbingan konseling.

Bagaimana bisa Chandra berpikir paras Reza biasa-biasa saja? Padahal bundanya selalu bilang kalau Reza tampan mirip aktor korea kesukaan bundanya, Song Joong Ki.

Tapi setiap Reza membanggakan kalau ia kembaran aktor tersebut, ketiga temannya sama sekali tidak percaya bahkan menertawakan rasa percaya diri Reza.

Kalau menurut Abim dan Danan, andai Reza terlahir dari keturunan darah eropa mungkin bisa di maklumi.

Sedangkan Reza sendiri asli keturunan Indonesia, berkulit sawo matang dengan rupa manis dan teduh, mata coklat tua di sertai bulu mata panjang nan lentik, tentu saja tinggi kira-kira 178 centimeter, termasuk tinggi untuk ukuran rata-rata tinggi pria Indonesia.

Begitu penilaian temannya, namun mereka tetap tidak mau mengakui kalau Reza lumayan karena dalam lingkup pertemanan laki-laki terasa lucu jika memuji satu sama lain.

Chandra yang memiliki darah arab campur sunda-cina tentu berbeda, wajah rupawan karena jambang rapi, alis tebal dan hidung mancung menjadi ciri khas, bulu mata nan panjang, kulit putih, mata belo dengan warna coklat terang, tingginya sekitar 173 centimeter.

Ya bisa di bilang laki-laki tampan di sekolahnya di urutan kedua setelah Abim. Apalagi ia juga kaya, sangat di sayangkan jiwa playboy melekat pada dirinya. Berkali-kali di tegur cukup memiliki satu pacar, tapi tidak di ubris sama sekali oleh Chandra.

it suddenly beginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang