"Draco. Draco. Bangun." Jean mengguncang bahu Draco.
Draco perlahan membuka kelopak matanya, lalu memutar badannya untuk menghadap Jean. "Kenapa?"
"Kepalaku pusing." adu Jean. "Aak aku mau muntah." Jean bangkit lalu berlari ke arah kamar mandi dan memuntahkan seluruh makanannya.
"Hoeeek. Ugh, apa ini. Aku tidak habis tidur dengan Draco, kan? Dracoooo, aku tidak hamil kan?!" Jean memeluk kedua lengannya. Sedangkan Draco menatapnya dengan pandangan jijik.
"Heh. Bodoh. Jangan berpikir yang tidak-tidak. Otakmu kotor sekali." Draco berjalan turun dari kasur dan membantu mengurut tengkuk Jean agar gadis itu bisa muntah secara leluasa.
"Hoeek .. tapi aku muntah-muntah, pirang. Argh, apa ini. Kita harus ke Gereja setelah ini. Aku mau mengutukmu disana kalau kau ternyata benar-benar berbuat macam-macam padaku." mendengar ucapan Jean, Draco menyentil jidat gadis itu.
"Hei, mudblood. Kau itu semalam mabuk, bodoh. Memangnya kau tidak ingat? Kau tiba-tiba mendatangiku, memelukku, meracau, dan bertingkah seolah mau melecehkanku," Draco bergidik mengingat aksi Jean semalam.
Jean menggeleng, "Mana mungkin aku melakukan-" lalu tiba-tiba ia membeku, dan matanya melotot.
Astaga, Draco tidak berbohong. Aku memang mabuk ya semalam?!
"Astaga ... kupikir itu adalah minuman biasa.." Jean menatap lemas ke arah kemasan yang semalam ia pikir sebagai minuman biasa namun ternyata isinya adalah wine.
"Bodoh. Melihat kemasannya saja, harusnya kau tau, Belle." Draco mengejeknya. Jean dalam hati bergumam, Ya mana aku tahu. Tahun ini kan kalau di dunia nyata, aku belum lahir, pirang.
"Kemasannya berwarna pink! Aku pikir itu minuman anak-anak!" Jean membantah.
"Hm, memang benar pepatah bahwa yang tidak terbatas di dunia ini hanyalah alam semesta dan kebodohan. Selamat, Belle, kau menjadi bagian dari kebodohan itu." Draco tersenyum sengit, merasa senang dan puas melihat ekspresi kesal Jean.
"Diam atau aku pukul?!" Jean memukul Draco dan menendangnya untuk keluar dari kamar mandi.
"Sial-kau sudah memukulku sekarang!" Draco berlari ke arah sofa dan memperhatikan Jean yang kini kembali ke aktivitasnya.
"Sudahlah. Kita ke gereja dulu baru kembali ke rumahmu. Okay?" Jean mencuci mukanya dan meminum air putih. Kali ini, benar-benar air putih biasa.
Jean menatap penginapan yang semalam mereka tempati dari luar. Ia tengah menunggu Draco yang sedang membayar biaya penginapan mereka. Begitu Draco keluar, ia langsung tersenyum lebar dan melambai.
"Sekarang, kau mau kemana lagi?" tanya Draco ketika ia sudah berdiri persis dihadapan Jean. Gadis yang sedang berjongkok persis didepannya itu tampak berpikir.
"Ini sudah sore, bagaimana kalau kita mampir ke gereja dulu lalu jalan-jalan sebentar baru kita kembali ke Malfoy Manor?" tanya Jean. Draco mengangguk, "Lakukanlah sesukamu."
Jean tersenyum, "Kau juga bisa mengatakan apa yang kau mau padaku. Aku akan memberikannya. Hadiah untuk hari ini dan kemarin. Utututu, kau sudah bersikap baik. Good boy." Jean bangkit dan berjinjit untuk mengusap kepala Draco. Bukan mengusap sih, tetapi lebih ke arah mengacak-acak rambut Draco. Hahaha.
"Kau akan mengabulkan apapun yang aku minta?" Draco menanggapi.
"Ya, tentu. Say the word, your wish is my commands!!" Jean bersenandung lagu Good Old Fashioned Boy oleh Queen. Tidak menyadari bahwa Draco kini tersenyum kecil.
"Aku akan mengatakan permintaan itu lain kali. Itu harus berlaku seumur hidup, oke?" Draco menatapnya. Jean mengangguk, "Okay okay terserah kau saja." dan ia semakin semangat mengacak rambut Draco yang tadinya rapih hingga kini menjadi berantakan. Yah, meski dengan berat hati, Jean harus mengatakan bahwa rambut Draco yang berantakan tetap saja membuat Draco tetap terlihat 100% tampan. Ketampanan Draco memang mutlak dan tidak bisa diganggu gugat rupanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSHIFTING
Fanfiction"You're not belong in this world." Jean berhasil memasuki Wizarding World dan menjadi salah satu tokoh karakter yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya setelah mencoba melakukan shifting, hal yang ia lihat di internet. Namun, apakah benar ini...