21# Take Me to Church

352 68 11
                                    

Baca author note dibawah yaa, happy reading 💗

🐍🐍🐍

Akhirnya, mereka tiba disini. Di sebuah gereja yang terlihat cukup sepi dan tenang. Karena kebetulan Draco menyarankan untuk pergi ke gereja yang jauh, sambil menghabisi waktu melihat indahnya London pada malam-malam tahun baru.

Jean menundukkan kepalanya lalu mulai berdoa. Begitu pula dengan Draco. Keduanya tidak begitu religius-terutama Draco-, tapi keduanya benar-benar berdoa dengan baik kali ini.

'Tuhan, sebelumnya aku bahkan tidak menganggap kau ada, tetapi kali ini aku harus berdoa dengan benar. Hari ini, aku akan memberitahumu segala dosaku kali ini. Aku minta maaf jika aku menjadi seorang pengkhianat dalam darahku. Bloodtraitor. Aku mengatakan hal buruk namun aku kembali menjilat perkataan itu.'

'Aku tidak yakin sejak kapan perasaan ini hadir. Namun jika ini akan disebut dosa, bisakah aku menganggapnya sebagai dosa yang sebenarnya dinikmati olehku? Belle. Aku berharap waktu tetap seperti ini. Aku tidak yakin apa aku bisa terus berteman atau menjadi pacarnya atau bahkan.. apapun itu, dimasa depan.

Keluargaku adalah penganut pureblood supremacy. Dengannya  yang seorang penyihir dengan orangtua muggle, aku tidak yakin apakah semuanya akan baik-baik saja.

Maka dengan itu, aku berharap bahwa kedepannya, kami bisa tetap baik-baik saja. Aku ingin Belle bahagia dalam setiap nafasnya, bahkan jika harus mengorbankan kebahagiaanku untuknya.

Aku berharap, tidak ada seorangpun yang mengambilnya dariku.

Amen.'

Setelah selesai berdoa, perlahan Draco membuka kelopak matanya, dan menyadari bahwa Jean sedang memandang wajahnya lekat-lekat dengan senyuman manis yang tampak di wajah gadis itu.

"Ada apa?" Draco bertanya.

"Wajahmu tampan ketika sedang berdoa," Jean tertawa dengan suara kecil. "Aku berharap bisa melihat wajah tampan yang sedang berdoa itu lagi kedepannya." lanjut gadis itu, lalu ia mengalihkan pandangannya kedepan. Menatap lurus patung Bunda Maria yang berada di barisan paling depan.

"Kau bisa melihatnya kalau kau tetap berada disisiku dan tidak kemana-mana." Draco menjawab pelan. Meski dalam hatinya tersirat rasa ragu.

"Yah, entahlah. Kau tidak akan tahu apa yang akan terjadi kedepannya, Draco." Jean tersenyum.

"Kau berbicara seolah akan pergi." Draco berkomentar sambil menatap gadis itu. Jean menunduk lalu berputar menatapnya. "Apakah terdengar seperti itu?" Jean tertawa.

"Ya."

"Mungkin saja." Jean berhenti tertawa. "Ada saat aku berpikir bahwa suatu hari nanti aku akan menghilang dari dunia ini."

Pupil mata Draco bergetar tanpa Jean sadari, "Apa maksudmu? Memangnya, kau mau kemana?"

"Entahlah?" Jean mengangkat kedua bahunya. "Memangnya, apa yang kau lakukan kalau aku pergi?" Jean iseng menggoda Draco dengan pertanyaan seperti itu, namun ... kenapa iris platina itu malah menggelap?

"Aku akan mengikat kakimu agar kau tidak pergi. Mengurungmu supaya kau tidak kemana-mana. Ingat, kau hanya akan menebarkan karbon dioksida jika kau berpergian kemana-mana." Draco menatap Jean. Iris abu-abunya menembus lurus ke arah iris coklat milik gadis itu.

"Whoa, whoa. Mengikatku? Hey, pirang. Aku ini bukan anjing peliharaan. Lagipula, semua manusia itu mengeluarkan karbon dioksida! Dan.. bukankah kau membenci muggleborn sepertiku?" Jean masih berusaha menampilkan aura ceria dengan mempertahankan nada bicaranya yang ceria. Namun, Draco terdiam dengan tatapan tajam; dengan iris abu yang tampak menggelap itu.

OBSHIFTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang