Pulang dari sekolah, Bagas dan Kara melihat Annisa sedang mengeluarkan koper berukuran besar dari dalam lemari.
Kara menghampiri Annisa sedangkan Bagas ngeloyor pergi ke dapur untuk ambil minum.
"Buat apa ngeluarin koper mah?" tanya Kara saat dia sudah di dekat Annisa
Annisa menoleh melihat putrinya "Kan Mama, Papa sama Gara mau berangkat malem ini,"
Kara hanya manggut-manggut, dia sudah tidak kaget karena memang mereka akan segera berangkat setelah pernikahannya dilaksanakan.
"Hmm aku sendirian dong disini," ucap Kara lesu
Annisa tersenyum melihat putrinya "Sendirian gimana? Kamu kan udah ada suami, udah ada mertua juga, anggep aja mereka orang tua kamu sendiri."
"Yaaa tapi kan beda, Mah," ucap Kara mengerucutkan bibirnya
"Ulu uluuu tenang aja Mamah pasti pulang cepet kok. Nanti deh diusahain. Mau minta oleh-oleh apa kamu?" hiburnya agar putrinya tak sedih lagi
"Aku ga minta apa-apa, cuma minta Mama, Papa sama Gara janji bakalan pulang kesini dengan keadaan tetep kaya sekarang," ucap Kara dengan mata berkaca-kaca
"Iya sayang, doain aja ya," ucap Annisa sambil memeluk Kara
Kara membalas pelukan Annisa sambil terisak, "Aku pasti bakalan kangen banget sama Mamah. Kangen masakan Mamah, kangen omelan Mamah, intinya kangen semuanya deh," ucap Kara manja
"Mamah juga pasti kangen banget sama anak cewek Mamah yang manja ini," balas Annisa
Kara hanya menghela nafas dan pamit untuk mandi karena badannya lengket kena keringet selama di sekolah tadi.
"Yaudah Kara mau mandi sekalian nyusul Bagas mah, byee" katanya
Annisa mengangguk dan Kara pun pergi menyusul Bagas.
...
Kara melihat Bagas sedang meneguk minumnya, terlintas pikiran jahil di otaknya.
"Dorrr!"
"Astagfirullah," kaget Bagas sambil mengusap dadanya. "Hati-hati lo kalo gue jantungan, ntar gue mati gimana? Emang lo mau jadi janda kembang padahal masih SMA?" lanjutnya
"Elahh lebay banget lo." Kara mencibir, "Eh btw, mereka mau berangkat ntar malem loh, Gas. Tapi pikiran gue kok ga enak ya, kaya ada yang ngeganjel gitu tapi gak tau apaan,"
"Hmm mungkin cuma perasaan lo aja soalnya kan cuma lo doang yang ga ikut, jadi parno. Mending mandi dulu deh sekalian keramas biar pikiran lo tenang," saran Bagas.
Padahal ntah kenapa firasatnya juga seperti ada yang mengganjal. Tapi dia tak boleh mengatakannya, yang ada nanti Kara tambah khawatir.
Kara masih diam mencerna ucapan Bagas, "Iya kali yak, ini cuma perasaan gue aja yang terlalu parno. Yaudah gue mau mandi dulu biar gak bau kaya lo," ucapnya lalu pergi ke kamar untuk mandi
"Idihh sorry aja nih, meskipun gue ga mandi sebulan badan gue ga mungkin bau," balas Bagas songong
...
Malam ini di rumah Kara sedang berlangsung suasana haru karena Annisa, Justityo dan Gara akan berangkat ke bandara.
Kara dan Bagas tidak ikut mengantar ke bandara karena mereka besok sekolah dan jarak antara bandara dari rumah mereka lumayan jauh juga.
"Kalian hati-hati ya, kabarin kalo udah sampe bandara. Terus kabarin kalo pesawatnya mau take off, kabarin juga kalo udah sampe di Amsterdam," ucap Kara bawel sambil mengusap ingusnya, persis seperti bocah.
Maklum, dia tidak pernah pisah lama dengan orang tua apalagi kembarannya Gara, kembarannya.
"Iya iya bawel banget lo, lo yang disini hati-hati dan jaga diri," ucapnya sambil mengusap surai indah milik Kara
"Gas, gue titip Kara. Sekali lo buat dia nangis, abis lo sama gue." ucap tegas Gara kepada sahabat sekaligus iparnya
"Iya siap. Gue bakal berusaha lakuin yang terbaik dan semampu gue,". balas Bagas menepuk-nepuk bahu Gara
Mereka bertiga mulai masuk mobil dan Gara membuka kaca mobilnya.
"Sekali lagi hati-hati, kabarin terusss, Take care." ucap Kara untuk kesekian kalinya
"Iya sayang, kita berangkat dulu ya.. See you," ucap Justityo sambil melambaikan tangannya
"See you too." balas Kara dan mobil yang ditumpangi mereka mulai melaju perlahan dan semakin jauh mulai hilang dari pandangan.
Perasaannya semakin tak karuan namun dia tetap meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Bagas menuntun Kara masuk ke dalam rumah, "Udah tidur aja, doain yang terbaik buat mereka," ucap Bagas menenangkan
"Iya thanks, Gas." katanya
Mereka pun mulai memejamkan kedua matanya saat sampai di ranjang kamar untuk menuju ke alam mimpi.
Tbc
...
Halo assalamualaikum 🥳
Aku balik lagi nih, sorry lama upnya banyak tugas + ujianMaklum, kelas akhir wkwk
Happy reading ✨
Semoga suka
KAMU SEDANG MEMBACA
BASKA (BagasKara)
Teen FictionKara Annisa Putri, gadis 17 tahun yang dijodohkan dengan sahabat laki-lakinya. Sahabat sedari duduk di bangku kanak-kanak hingga kini, sahabat yang menemani Kara selama ini. Terlebih lagi laki-laki itu sudah memiliki kekasih. BAGAS ALVIN WIJAYA "Gue...