EMPAT

34 11 1
                                    

Happy reading 🍒
Jangan lupa vote dan komen :)

"Mau kemana sii Kar? Udah sore mending langsung pulang" ajak Bagas

"Yaudahhh deh" padahal Kara masih penasaran penglihatannya tadi bener atau tidak

Setelah itu Bagas menggandeng tangan Kara keluar dari kedai es cream

15 menit kemudian mereka sudah sampai di pelataran rumah Kara. Tapi anehnya, di parkiran mobil bukan hanya ada mobil keluarga Kara. Melainkan ada mobil orang tua Bagas juga

"Di dalem ada ortu lo gas? Ngapain yak?" tanya Kara

"Mana saya tau, saya kan ikan" ucap Bagas yang sudah terkena virus toktok

Kara hanya mendengus mendengar jawaban Bagas. Lalu mereka masuk ke dalam rumah dan menyalami punggung tangan para orang tua

"Mama sama Papa ngapain ada disini?" tanya Bagas kepada kedua orang tuanya

"Duduk dulu deh kami mau bicara sama kalian berdua" ucap Mama Fina

Bagas pun duduk di sofa panjang diikuti Kara di sampingnya

"Kita mau bahas pertunangan sekaligus pernikahan kalian" ucap Papa Aryo membuat Bagas dan Kara terkejut

"What? Kok cepet banget? Perasaan baru kemarin ngasih taunya" sebal Kara, karena jujur dis belum sepenuhnya menerima perjodohan ini. Karena semua butuh waktu

"Lebih cepat lebih baik" final Papa Justityo tidak ingin dibantah

"Iya sayang, lagian kami para orang tua sudah membicarakan hal ini tadi. Dan pertunangan kalian 3 hari lagi. Sedangkan pernikahan kalian hanya berjarak 1 bulan setelah pertunangan" ucap Mama Annisa

Ucapan  Mama Annisa membuat mereka kembali diam memikirkan hal yang selanjutnya akan terjadi

"Lagian kalian kan sudah kenal bahkan dekat dari TK. Jadi tidak usah perkenalan lagi" lanjut Mama Annisa

"Yaudah deh terserah. Lagian mau nolak pun gak bakal dituruti. Mau nunda pun pasti bakalan terjadi" ucap Bagas pasrah

"Kara juga terserah deh. Tapi kita minta pertunangan dan pernikahannya diadakan secara privat dan kekeluargaan saja" putus Kara karena dia masih tidak siap jika banyak yang tau

Iya tidak siap. Tidak siap menerima caci maki orang-orang yang menganggap dia munafik karena suka pada sahabatnya sendiri. Tidak siap menerima caci maki orang-orang yang menganggap dia menikung sahabatnya sendiri. Padahal dia juga tidak mau seperti ini, tapi mau bagaimanapun kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menimpa kita selanjutnya.

"Baik kami adakan privat" ucap Papa Justityo

Mungkin saudara dari pihak Bagas hanya adik dari Mamanya Bagas saja. Dan dari pihak Kara hanya sepupu Papa Justityo karena papa Justityo memang anak tunggal

"Kara ke atas dulu ya, capek" pamit Kara

"Bagas juga deh mau ke kamar Gara, mungkin aku mau nginep disini lagi ya. Males di rumah sepi gak ada temen" ucap Bagas. Fyi Bagas memanglah anak tunggal

"Hmm gak ada temen apa gak mau jauh-jauh dari Kara nihh?" goda mama Fina

"Apaansih Mah" kesal Bagas lalu naik tangga ke lantai 2 dimana kamar Gara berada. Padahal sang pemilik kamar belum sampai. Entahlah kemana Gara mungkin latihan basket seperti biasa

Para orang tua hanya tertawa melihat tingkah laki-laki itu

Kara yang masih mendengar ucapan Mama Fina tanpa sadar pipinya merona malu

BASKA (BagasKara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang