TIGA

36 11 1
                                    

Happy Reading 🍒
Tandai kalau ada typo:)

Bagas menyusul Kara yang ternyata ada di balkon kamar dengan sebuah gitar di pangkuannya.

Kara bersenandung pelan sambil memetik gitar menikmati semilir angin malam yang menerpa wajah cantiknya. 

"Kar masuk dulu yuk, gue mau ngomong," ajak Bagas menghampiri Kara.

Kara hanya diam tapi mulai beranjak dan mengikuti Bagas yang masuk duluan ke dalam kamar. Entah kenapa mereka jadi lebih canggung dari biasanya.
Kara jadi malas berbicara karena moodnya sedang tidak baik, daripada salah bicara lebih baik dia diam.

"Lo yakin sama perjodohan ini? Gue takut lo cuma main-main Kar, gue mau nikah cuma sekali seumur hidup," ucap Bagas sambil menarik bahu Kara agar menatapnya.

"Gue juga gak tau, gue takut ngecewain Mama Papa.. Tapi gue juga takut ngecewain Sila, ini pilihan terberat hidup gue," lirih Kara

Bagas menghela nafas lalu menarik Kara agar masuk ke dekapannya.

"Yaudah bahas besok lagi, sekarang lo istirahat aja.. Jangan terlalu dipikirin ntar lo sakit." nasehat Bagas karena dia tau Kara akan insomnia sambil memikirkan hal ini.

"Iya lo tenang aja Gas.. Gue mau tidur kok ini." ucap Kara sambil tersenyum seolah semua baik-baik saja.

"Kalau ada apa-apa panggil gue atau Gara.. Gue malem ini nginep disini tidur bareng Gara." ucap Bagas sambil beranjak pergi ke kamar Gara yang ada di sebelah kamar Kara.

...
Di kamar Gara

Saat ini Gara dan Bagas duduk bersebelahan di kasur lantai yang ada di kamar Gara.

"Gas gue tau ini tiba-tiba buat kalian.. Tapi gue gak mau lo nyakitin Kara ataupun Sila, karena Sila udah gue anggep sahabat gue juga.. Mending lo pikiran dari sekarang mau milih Kara atau Sila," nasehat Gara sebagai seorang sahabat.

"Gue juga bingung Gar, semua ini terasa begitu cepat, gue juga ga tega ngomong ini ke Sila.. Sila selalu ngertiin gue," lirih Bagas.

Sila memang pacar pertama bagi seorang Bagas Alvin Wijaya. Bagas memang tidak pernah pacaran selama ini, bukan karena tidak laku, tapi karena Bagas belum menemukan yang pas dengan dirinya
Mungkin hanya Sila yang cocok.... Mungkin.

"Tapi lo gak bisa milikin dua-duanya gas. Lo ngomong jujur ke Sila atau tolak perjodohan ini." tegas Gara sebagai seorang sahabat sekaligus kakak yang tidak ingin adiknya diduakan.

Bagas tidak bergeming. Dia bingung, sungguh ini adalah pilihan yang sangat berat.

...

Sang bagaskara mulai memancarkan cahaya, memasuki ruangan melalui celah-celah jendela. Membangunkan seorang gadis yang masih bergelung di dalam selimutnya. Yang dimana dia baru tidur jam 3 pagi karena memikirkan masalah yang seperti tidak ada habisnya.

Kringgggggg
06:15

Suara alarm mengejutkan gadis yang masih memejamkan mata menikmati mimpi indah. Gadis itu mulai mengerjapkan mata menyesuaikan cahaya yang masuk melewati indra penglihatannya.

"Semoga hari ini lebih indah daripada hari kemarin." doa gadis itu setiap bangun tidur lalu beranjak ke kamar mandi.

Ya, gadis itu adalah Kara Annisa Putri

Hanya membutuhkan waktu 15 menit dia sudah keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe. Lalu mengambil seragam yang sudah digantung rapi di dalam lemari

Memakai berbagai perlengkapan bodycare rutin lalu menyisir surai indahnya sambil bersenandung. Melupakan sejenak masalah yang baru saja datang menggunung.

BASKA (BagasKara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang