LIMA

39 9 3
                                    

Happy Reading 🍒
Jangan lupa vote and comment:)

"Haii cantik" ucap seorang laki-laki dengan setelan urakan dan kesadaran yang tidak penuh menyapa sambil mendekati Kara dengan senyuman mesumnya

"Siapa lo? Jangan macam-macam ayah gue polisi" ucap Kara padahal ayahnya bukan seorang polisi

"Neng cantik kok sendirian aja? Ayuk abang temenin" ucapnya sambil mendekati Kara yang gemetar ketakutan

"Ihh jauh-jauh lo" usir Kara sambil menghindar dan mundur sampai tubuhnya mentok menabrak tembok

"Astaga mana sepi banget lagi... Kara, Gara, Bagas, Mama, Papa tolongin Kara" ucap Kara dalam hati dengan memanggil semua orang terdekatnya

"Disini sepi kok, gak bakal ada yang nolongin kamu" sambil mendekati Kara dia menghisap seputung rokok yang berada di sela jarinya dan mengepulkan asap rokoknya ke depan wajah Kara

Uhuk uhuk

Kara terbatuk karena dia memang tidak suka asap rokok. Bahkan Papanya sampai berhenti merokok demi Kara

"Pergi lo. Gue teriakin maling mampus lo anjirrr" panik Kara saat preman itu semakin mendekatinya

Bugh bugh bugh

Preman tadi tersungkur di tanah saat mendapat pukulan bertubi-tubi dari seorang lelaki yang menolong Kara. Laki-laki itu adalah Bagas

"Jangan gangguin cewek gue lagi atau lo bakalan habis di tangan gue" ucap Bagas sambil memperlihatkan kepalan tangannya

Preman itu kabur lari terbirit-birit karena dia sadar badannya yang kurus kering kalah dengan badan berotot milik Bagas

"Kar lo gak papa kan? Maaf tadi gue ninggalin lo gitu aja. Bodoh banget gue" sesal Bagas sambil menarik Kara ke dalam dekapannya

"Gue gak papa kok tenang aja. Lo kok tau gue masih disini?" tanya Kara

"Ya tau lah, lo dari tadi belum sampai juga makanya gue balik lagi kesini nyariin lo. Firasat gue udah gak enak si, tapi untung lo gak kenapa-napa" ucap Bagas sambil melepaskan pelukannya

"Yaudah yuk kita pulang aja. Mau sekolah pun udah telat mending izin aja hehe" ucap Bagas dengan cengiran khas yang memperlihatkan lesung pipitnya sambil menarik tangan Kara ke arah motor yang diparkir tak jauh dari sana

"Iya juga sih, tapi lo jangan lupa hubungin Gara sama Sila takutnya mereka khawatir" ucap Kara

"Siap nyonya"

...

Di rumah Kara disambut tatapan khawatir dari Mama Annisa karena memang firasatnya tidak enak

"Kara kamu kenapa pulang? Kamu gak papa kan?" ucap Mama Annisa dengan nada khawatir

"Gak papa ma, Kara masuk dulu ya mau bersih-bersih" pamit Kara setelah menyalami tangan Mamanya dan diikuti Bagas

Setelah itu Kara pergi ke kamarnya untuk mandi. Badannya memang lengket karena keringat tadi saat berjalan mencari kendaraan yang bisa mengantarnya ke sekolah

"Bagas izin ke kamar Gara ya tan, mau ganti baju hehe" pamit Bagas kemudian pergi ke kamar Gara

"Iya pakai baju Gara dulu aja" ucap Mama Annisa karena Bagas tidak membawa baju

Tak membutuhkan waktu lama Kara sudah turun dari kamarnya dengan pakaian santai serta rambut dicepol. Kara menuju dapur dan mengambil apel kemudian pergi ke ruang TV untuk menonton

Tak lama dari itu Bagas juga turun dari kamar Gara bergabung dengan Kara di ruang TV

"Bagi dong apelnya" pinta Bagas

BASKA (BagasKara) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang