10

80 9 8
                                    

Jeongin dan taera memutuskan untuk bercerai, hak asuh anak dibagi dua. Taejeong dan namjeong ikut bersama jeongin, sementara taein ikut bersama taera.

Seminggu setelah perceraian, taera memutuskan untuk tinggal di apartemen sederhana bersama taein. Kondisi mental taera perlahan semakin membaik, ia memutuskan pergi ke rumah lamanya untuk mengambil barang-barang miliknya.

Ia membuka pintu mobil hyundai miliknya, langkahnya terasa berat ingin turun dari mobil. Memori buruk tentang masa lalunya terputar kembali dikepalanya. Ia memejamkan matanya sembari menguatkan diri sendiri.

"Eomma..". Suara taein memecahkan apa yang dirasakan taera kini.

"Iya sayang". Taera menoleh ke arah taein.

"K-kita pulang ke rumah appa?". Taein bertanya dengan polosnya.

"Tidak sayang.. eomma hanya ingin mengambil beberapa barang". Senyum tipis taera. Membuka pintu mobil kemudian keluar terlebih dahulu, membuka pintu mobil diseberangnya dan meraih tangan kecil taein untuk keluar dari dalam mobil.

     Taein kecil hanya berdiri diam ditempatnya sembari memperhatikan taera yang sedang sibuk membuka bagasi mengambil sebuah keranjang cukup besar.

     "Sayang, ayo masuk". Panggil taera. Langkah kecil taein mengikuti taera masuk ke dalam rumah yang dahulu menjadi tempat tinggalnya bersama dua orang kakak laki-laki dan appanya.

     Rumah seperti tidak ada kehidupannya lagi, sepi. Itu yang taera rasakan saat membuka pintu utama cukup besar. Dimana dahulu ia disambut oleh kedua putra dan mantan suaminya saat pulang ke rumah di saat seperti ini. Tanpa taera sadari, bulir bening menetes dari bagian tengah matanya.

      "Eehh eomma menangis?". Tegur taein melihat taera meneteskan air mata.

       Gelagapan taera langsung menghapus air matanya, "ah.. tidak sayang, mata eomma kelilipan dan sedikit perih.. eomma tidak menangis, taein mau bantu eomma?".

      Anggukan semangat dan gummy smile ditorehkan taein, "mau eomma".

      Taera menggenggam tangan taein dan menyeret keranjang yang cukup besar ke dalam kamar utama.

Ceklek~

     "Ughh cukup berdebu disini, apakah jeongin tidak membersihkannya?". Ujar taera dalam hati melihat cukup banyak debu dimana-mana.

      Taera langsung mengambil beberapa barang miliknya, tentunya dibantu oleh taein.

      Tidak terasa sudah setengah jam taera membereskan barang-barangnya, cukup banyak ternyata barang milik taera yang masih tertinggal. Ia menemukan sebuah kertas berwarna cream di sebuah laci, membuka lipatan demi lipatan dan terpampang banyak tulisan. Ia sangat mengenal siapa yang menulis surat tersebut, jeongin.

    
      Taera-ah, aku tau semuanya sudah terlambat. Ini salahku, aku menghancurkan semua yang telah kita bangun sejak awal. Aku minta maaf benar-benar minta maaf.

      Entah nantinya kamu membaca surat ini atau tidak, kuharap kamu membacanya. Aku pergi keluar kota untuk mencoba memikirkan kembali semuanya, merenungi semua kesalahanku yang telah kulakukan. Aku hanyalah monster jahat yang telah merobek hatimu menjadi berkeping-keping, ah.. jahatnya diriku.

       Taejeong dan namjeong yang kini tinggal dirumah, entah kapan aku akan kembali. Pada intinya kupercayakan rumah kepada kedua jagoan kita karena mereka sudah beranjak remaja.

      
       Jika putri kecil taein merindukanku, jangan ragu untuk menelponku. Nomor ponselku masih yang sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jeongin's Family [Next Sequel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang