02

180 16 10
                                    

SEBULAN KEMUDIAN

       Tak terasa sudah sebulan lamanya jeongin meninggalkan istri dan ketiga anaknya dirumah, bisnis baru jeongin di kota tersebut sudah mulai berjalan lancar. Untuk sementara ini jeongin belum bisa meninggalkan bisnis baru tersebut, awalnya ia ingin mempercayakan bisnis tersebut kepada hyunjin. Tetapi, hyunjin tidak bisa tinggal lebih lama karena istrinya yang akan melahirkan. Maka dari itu, jeongin dan bang chan tidak bisa berbuat banyak selain tetap tinggal untuk sementara waktu sampai menemukan orang yang tepat untuk meng-handle bisnis tersebut.

      Kebiasaan buruk masa lalu jeongin mulai muncul perlahan seiring waktu, ia mulai kembali masuk ke dunia malam dan mabuk-mabukan serta bermain wanita. Terhitung sejak 3 minggu ia meninggalkan taera, ia sudah meniduri 2 wanita jalang.

      Malam harinya, jeongin kembali menelpon wanita jalang yang katanya anggota baru di tempat tersebut. Hyuna namanya, wanita berusia 27 tahun yang katanya masih perawan. Jeongin pun menunggunya di apartemen yang dibeli jeongin 2 minggu lalu.

#skip

       Wanita bernama hyuna itu telah sampai di apartemen jeongin dengan mengenakan pakaian kurang bahan. Jeongin pun mengajak wanita tersebut mengobrol terlebih dahulu.

       "ngomong-ngomong, kamu anggota baru ya di celcius?". Jeongin memulai basa-basinya.

      "iya benar, aku memang anggota baru di tempat itu.. tetapi aku tidak ingin melayani pria yang sudah beristri". Hyuna dengan sombongnya.

      "pantas saja hargamu mahal, tidak seperti wanita sebelumnya yang kusewa". Jeongin sembari duduk di samping hyuna.

      "humm penampilanmu seperti perjaka, kamu belum menikah ya?". Hyuna dengan sengaja menyentuh dada jeongin.

       "sebelumnya aku sudah menikah, tetapi bercerai". Jeongin mengada-ngada.

      "alasan kamu bercerai kenapa? padahal kamu kaya, tampan, sudah pasti tidak akan kekurangan finansial dalam berumah tangga kan?". Hyuna kembali sengaja membelai leher dan dada jeongin yang masih terhalang oleh baju kaos oblong.

      "entah.. dia sendiri yang tiba-tiba meminta cerai, yasudah.. kami bercerai". Jeongin memasang wajah seolah-olah ia sedang sedih.

      "uuu katian... udah sama aku aja, aku kan masih rapet". Goda hyuna sembari menggigit bibir bawahnya.

     "jeongmal mianhae chagi-ya". Jeongin dalam hati.

      Jeongin langsung menggendong hyuna ke kamar apartemen dan memulai adegan panas.

      Di sisi lain, pikiran taera menjadi kacau entah kenapa. Pikirannya terus menuju ke jeongin yang belum jelas kabarnya sejak seminggu lalu.

     "ishh oppa... kamu kemana? aku dan anak-anak rindu suaramu". Taera duduk dan mengambil bingkai foto jeongin dan berbicara dnegan foto tersebut.

     "oppa jawab aku.. oppa kemana? oppa pergi kemana? biasanya selalu ngasih kabar tiap hari, sekarang mana?". Mata taera mulai menggenang air mata.

     "oppa.. neoreul bogosipo..hiks.. hiks...". Taera menangis dan memeluk bingkai foto jeongin.

#skip

      Setelah melewati saat-saat yang panas, jeongin membayar hyuna dan menyuruhnya untuk pulang. Jeongin pun kembali ke kasurnya tanpa sehelai benang pun dan langsung tertidur karena kelelahan.

      Keesokan harinya, jeongin terbangun dari tidurnya dan langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya kemudian pergi ke kantor. Disaat jeongin sedang sarapan, entah kenapa tiba-tiba ia seperti melihat diri taera yang sedang membuat sarapan pagi di dapur seperti saat ia berada di rumah.

      "c-chagiya?". Jeongin memanggil taera. Halusinasinya semakin menjadi karena yang dipanggil itu menoleh ke arah jeongin dan tersenyum kepadanya.

       Seketika lamunannya buyar karena bang chan mengagetkannya.

     "yak jeongin-ah..". Bang chan menepuk bahu jeongin.

    "aaishh kamu ini kenapa tidak ketok pintu dulu". Jeongin terkejut.

   "mau sampai jadi apa pintumu ku ketok paboya! mau sampai bolong? kamu dari tadi kupanggil tidak ada jawaban, kupikir kamu masih tidur". Bang chan duduk di kursi makan.

   "tapi aku tidak mendengar apapun..". Jeongin seperti orang bengong.

  "dasar tuli". Bang chan pun berdiri dan menghampiri kulkas jeongin dan mengeluarkan sekotak susu cair kemudian meminumnya.

   "cepatlah bersiap... jangan kebanyakan melamun, email di laptopmu sudah sangat menumpuk... kenapa tidak kamu kerjakan segera". Bang chan menatap jeongin yang nampak tidak fokus dengan apa yang dibicarakan.

     "yak kamu ini... kurang-kurangi dulu ke celcius, fokus ke bisnis... jika tidak ingin kehilangan kesempatan baik kedepannya". Bang chan menepuk pelan bahu jeongin.

     "ah n-ne arasseo..". Jeongin menganggukkan kepalanya.

    "tunggu sebentar.. aku akan bersiap". Jeongin pun berdiri dari kursinya dan menuju kamar untuk memakai seragam kantornya.

     Bang chan hanya mengangguk sembari numpang sarapan di dapur jeongin.

    Beberapa saat kemudian, jeongin telah selesai bersiap dan menghampiri bang chan  di dapur kemudian pergi menuju kantor.

#skip

      Di kantor, jeongin tidak bisa fokus bekerja. Setelah tadi ia mengalami halusinasi tentang taera, pikirannya terus menuju kepada taera yang sudah tidak dihubunginya selama seminggu. Bang chan menyadari keanehan pada sahabatnya, bang chan langsung duduk di hadapan jeongin.

      "jeongin-ah, ada apa? ceritakan saja.. jangan ragu". Bang chan melembutkan suaranya. Jeongin menghentikan pekerjaannya dan mulai menarik nafas dalam-dalam.

      "jeongin-ah, aku ini sahabatmu sejak SMA.. tidak mungkin aku tidak mengenalmu jeongin-ah, ceritakan aja... apa kamu sedang bermasalah dengan taera?". Bang chan mencoba agar jeongin ingin bercerita kepadanya. Jeongin hanya menggelengkan kepalanya.

       "aku tidak bermasalah dengannya... tapi entah kenapa aku terus memikirkan dia dari tadi pagi". Jeongin akhirnya membuka suara.

       "ooh tadi pagi kamu melamun karena itu?". Bang chan. Jeongin menganggukkan kepalanya.

       "coba saja kamu video call... siapa tau itu bisa jadi obat rindu". Suruh bang chan.

       Jeongin pun menuruti perkataan bang chan, ia pun mencoba video call menggunakan laptopnya. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya video call jeongin pun terjawab dan terpampang jelas wajah taera yang baru saja selesai membereskan rumah.

"op-oppa...". Taera menutup mulutnya sembari menahan tangis.

"ne chagi-ya...". Jeongin juga nampak menahan tangisnya.

"o-oppa kemana aja... aku dan anak-anak rindu..". Taera sudah tidak bisa menahan tangisnya.

"mianhae chagi-ya... jeongmal mianhae". Jeongin mengusap pinggir matanya.

      "jangan ditahan jeongin-ah.. menangislah..". Bang chan menepuk pelan punggung jeongin. Akhirnya jeongin pun menangis karena rasa rindunya kepada suasana rumah terutama kepada taera.

TBC

Jeongin's Family [Next Sequel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang