Seminggu kemudian
Jeongin kini tengah menemani taera yang masih dirawat di rumah sakit, tidak terasa sudah seminggu berlalu semenjak kejadian itu. Taera nampak pulas dengan tidurnya, jeongin mengambil tangan taera, menggenggam dan menciumnya.
"Yeobo-ya.. aku berjanji, untuk kali ini adalah janji terakhirku. Aku tidak akan berselingkuh lagi di belakangmu, aku akan tetap setia menjaga hati untukmu"
"Yeobo-ya, asalkan kamu tau.. aku sungguh sangat menyesal sudah berperilaku sangat kasar kepadamu, emosi sangat menguasai jiwaku malam itu"
"Demi anak-anak kita, aku berjanji akan menjadi kepala keluarga yang lebih baik lagi setelah ini"
"Kamu tau? Aku sangat terpuruk ketika aku tau kamu membenciku, rasa sesalku semakin besar ketika mendengar segala kabar buruk tentang kamu"
Jeongin mengecup punggung tangan taera. Si pemilik tangan secara perlahan membuka matanya dan menarik senyumnya.
"Oppa...". Panggil taera. "N-ne yeobo-ya". Jeongin menatap taera sembari mengelus kepala taera.
"Sepertinya aku mendengar suara hati oppa, suara itu terdengar di mimpiku". Ujar taera. "Meskipun sekarang aku masih punya rasa benci terhadap oppa, tetapi aku menerima maaf oppa". Sambung taera.
"Oppa mohon... pulanglah kerumah, rumah sepi tanpa kamu... oppa akan menjemput anak-anak". Jeongin berkaca-kaca.
"Aku meminta waktu, oppa. Aku ingin melupakan semuanya dengan cara tidak menemuimu dahulu setelah aku pulih oppa.. aku minta maaf". Lirih taera. "Lakukan apapun agar kamu bisa memaafkan oppa sepenuhnya, oppa ingin kita kembali menjalani hubungan sepenuh hati.. dan oppa janji, oppa nggak akan kembali mengulangi semua kesalahan fatal ini". Jeongin sembari menundukkan kepalanya.
"Aku tidak ingin janji, yang kuinginkan adalah pembuktian, oppa. Oppa harus bisa buktiin ke aku.. kalau apa yang oppa katakan itu dapat oppa penuhi tanpa paksaan, tapi jika oppa merasa terpaksa, aku akan pergi..". Taera menggenggam tangan jeongin. "Bersama anak-anak.. akan kubawa mereka bersamaku agar oppa tidak merasa terbebani". Sambung taera.
"Cukup... sudah jangan diucapkan kembali, jangan biarkan rasa sesal ini semakin membesar... tolong, biarkan oppa membuktikan kepadamu. Oke". Jeongin membalas genggaman taera kemudian mengecup punggung tangannya.
#skip
Taera membuka perlahan matanya, ia melihat jeongin tertidur dalam kondisi tidak nyaman. Taera berniat ingin bangkit dari posisinya, tetapi rasa pusing menyerang kepalanya secara tiba-tiba."Shh aduh... kepalaku kenapa pake segala sakit sih..". Taera mengecilkan suaranya agar jeongin tidak bangun.
Usahanya gagal, jeongin terbangun dan langsung tersenyum kepada taera. "Kenapa sayang? Kepalanya sakit? Oppa panggilkan dokter ya". Jeongin mendengar ucapan taera.
"A-ani oppa... tidak perlu, lagian ini sakit kepala biasa". Rasa pusing taera semakin menjadi. Jeongin pun memutuskan untuk menekan tombol yang terdapat disebelah tempat tidur taera.
Tidak lama setelahnya, datanglah seorang dokter dan perawat.
"Selamat pagi nyonya taera, ada keluhan apa?". Sapa dokter dengan ramah.
"Kepala istri saya terasa sangat pusing dok... mohon diperiksa". Jawab jeongin.
Dokter pun langsung memeriksa keseluruhan keadaan taera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongin's Family [Next Sequel]
CasualeKelanjutan cerita dari [Stray Kids NC18+] Adik Tiri || Yang Jeongin (Completed) Di sequel kali ini akan banyak kisah lika liku keluarga jeongin. Apakah jeongin dan taera akan bercerai? Atau tetap lanjut?