Kini jeongin sudah kembali ke rumah, taera pun melayani jeongin seperti biasanya seolah-olah tidak terjadi apapun. Taera menyadari adanya perubahan sikap yang aneh pada jeongin, jeongin selalu mengambil kesempatan dengan mencium taera entah itu di pipi, bibir, hidung atau kening. Tetapi entah kenapa yang dirasakan taera sekarang adalah jeongin menciumnya hanya berdasar nafsu, bukan berdasar cinta seperti yang dulu sering jeongin lakukan.
"Uhh sudah berapa lama oppa tidak melihatmu yeobo-ya, oppa kangen berat...". Jeongin memeluk taera.
"Oh ya, yang kamu lihat kemarin itu jangan dihiraukan... dia yang menggoda oppa, oppa minta maaf karena belum sempat menjelaskan itu kepadamu". Jeongin mengelus kepala taera.
"Pembohong!"
"Gwencahanayo oppa.. aku tau oppa sibuk". Ucap taera tanpa menoleh ke arah jeongin.
"Jeongmal mianhaeyo taera-ah.. oppa tidak akan melakukan ini lagi". Jeongin meyakinkan omongannya.
"Ne.. gwenchanayo oppa, dah sekarang istirahat dulu.. aku mau masak". Taera langsung pergi begitu saja.
"Ya tuhan sampai kapan aku harus menahan ini, rasanya perih...".
Taera pun menyiapkan makan malam sembari menahan air matanya agar tidak jatuh, hati taera terlalu sakit saat mengingat kejadian itu.
Beberapa menit setelahnya, taera telah selesai memasak makan malam. Taera menyajikan makan malam tersebut di meja makan dan memanggil jeongin.
Makan malam mereka berdua cukup hening, tanpa tawa ketiga buah hati mereka yang masih berada di rumah nenek. Jeongin fokus terhadap makanannya sedangkan taera fokus pada perasaannya yang kini bercampur aduk.
"Oppa..". Taera membuka suara.
"Ne yeobo-ya?". Jeongin menoleh.
"Aku ingin tinggal seminggu dirumah eomma.. sekaligus ingin menjemput anak-anak". Ujar taera tiba-tiba.
"Kenapa tidak tinggal saja dirumah.. biar oppa yang jemput anak-anak..". Jeongin menatap taera yang masih mengalihkan pandangannya.
"Tidak oppa.. aku butuh me time, aku ingin sendiri dulu.. jangan halangi aku". Taera tanpa sedikit pun menoleh ke arah jeongin.
"Hei... ada apa? Ceritalah..". Jeongin meraih tangan taera.
"Gwenchana..". Taera menarik tangannya. Kemudian taera berdiri dari tempatnya dan meninggalkan jeongin di ruang makan sendirian.
Jeongin pun ikut menyusul taera ke kamar, taera mengambil sebuah koper berukuran sedang dan memasukkan beberapa lembar pakaiannya.
"Hei.. yak taera-ah, kamu mau kemana? Ada apa taera-ah? Cerita... jangan diam begini". Jeongin mencegah tangan taera. Taera pun terdiam sebentar kemudian menangis.
"Lepas oppa!!! Hiks.. hiks... aku mau pergi!! Hiks.. hiks.. jangan halangi aku!! Hiks..". Taera memberontak tetapi jeongin tidak melepaskan genggamannya.
"Kamu mau kemana hah!!". Bentak jeongin kemudian menyeret taera ke arah kasur dan menghempaskan tubuh taera ke kasur.
"Hiks.. hiks... oppa jahat!! Aku benci oppa! Hiks.. hiks.. aku mau pergi!!". Balas taera sambil terus menangis. Jeongin menarik kasar tangan taera agar berdiri dari kasur. Tanpa aba-aba lagi, jeongin mengangkat tangannya dan..
Plak!! Plak!!
Jeongin menampar kedua pipi taera dan membuat taera terjatuh karena kerasnya tamparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongin's Family [Next Sequel]
RandomKelanjutan cerita dari [Stray Kids NC18+] Adik Tiri || Yang Jeongin (Completed) Di sequel kali ini akan banyak kisah lika liku keluarga jeongin. Apakah jeongin dan taera akan bercerai? Atau tetap lanjut?