Caliana 05

9.8K 568 12
                                    

Mohon maaf jikalau ada typo.
VOTE SEBELUM BACA!!!

! Selamat membaca!
.....

Mansion Alan nampak sepi di malam hari. Mungkin efek dari penghuni rumahnya sudah beristirahat. Jam menunjukkan pukul 09.30 pm.

Tapi tak ayal masih banyak para maid dan bodyguard yang berjaga rumah. Tujuan Alan kali ini akan menemui istrinya terlebih dahulu. Alan menaiki lift untuk sampai ke lantai 2 di mana lantai itu khusus ia dan istrinya. Sedangkan di lantai 3 adalah ruangan khusus untuk caliana.

Setelah sampai di lantai tujuan. Alan melewati beberapa lorong dari beberapa ruangan, sampai di lorong ujung yang bertepatan dengan pintu besar yang tinggi menjulang itu kamar ia dan istrinya. Saat membuka pintu menggunakan sensor sidik jarinya pintu terbuka, terpampang kamar yang luas bernuansa Eropa. Di kasur besar dapat Alan lihat dua sosok yang sangat Alan sayang dan cintai.

Alan tersenyum saat melihat putrinya yang tidur bersama istrinya. "Ngeliat ginian aja rasa cape gue ilang." Gumamnya dan menghampiri Alin dan caliana yang sudah tertidur.

Alan mengecup bibir, kedua pipi, dan kening sang istri, dan hal tersebut membuat Alin terusik dalam tidurnya. Alin terbangun dan terkejut kala bola matanya mendapatkan sosok alan di sampingnya.

"Loh mas ko kamu?" Tanya Alin bingung.

"Aku ga nginep, dan langsung pulang." Jelas Alan kala menyadari kebingungan sang istri.

"Tumben banget." Cibir Alin, tapi tak ayal dia tersenyum dan mengecup pipi alan.

"Ana tidur di sini kenapa?" Tanya Alan bingung seraya berpindah posisi ketengah kasur untuk mengecup seluruh wajah cantik sang putri tak terkecuali bibir.

Alin nampak menghela nafas. "Siang tadi dia nanya-nanya tentang keluarga aku. Dan aku pikir tadi siang saatnya dia tau gitu. Dan tadi dia dateng ke sini pengen tidur sama aku juga ngerasa bersalah karena bikin aku sedih lagi. Gemesin banget kan tingkah anak aku ini mas." Jelas Alin panjang lebar Alan tersenyum.

"Anak kita sayang." Koreksi alan, tampak Alin menaikan sebelah alisnya dan terkekeh.

"Memang sudah waktunya sayang. Dia harus tau semuanya, tapi aku ga mau dia tau masalah saat itu. Di mana saat disitu aku merasa gagal jadi ayah yang buat putri aku." Alan mengehela nafas tak kuat melanjutkan perkataannya kala mengingat alasan ia membawa putrinya jauh dari keluarga nya.

Alin juga nampak sedih dan sakit hati kala mengingat kejadian itu. "Aku berharap hal itu ga terjadi lagi. Dan orang itu ga balik lagi, jujur aku sangat benci orang itu." Ucap Alin terselip rasa dendam di dalamnya.

Alan menghampiri sang istri dan memeluknya. "Biarkan itu untuk jadi yang keterakhir kalinya. Intinya aku bakal lebih ekstra jaga putri kita lagi. Ga akan ada yang kedua kalinya sayang. Cukup dulu aku bodoh dan mengalah." Ucap Alan dan memeluk Alin erat.

•°•°•

Indonesia.

Di kamar yang bernuansa abu muda itu terlihat Celvin sedang berbaring dengan pandangan kosong menatap langit-langit kamarnya, menghela nafasnya jika mengingat masa kecilnya.

"Jahat banget ya gue. Kenapa saat keadaan gitu semua kebenaran ada di gue, tapi gue malah." Celvin tak melanjutkan ucapannya, ia menghela nafas.

"Caca Kaka rindu. Maafin Kaka kamu yang bodoh ini." Lirihnya dengan mata yang berkaca-kaca.

'cklek'

CalianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang