Caliana 12

8.2K 543 16
                                    

Mohon maaf jikalau ada typo.
VOTE SEBELUM BACA!!!

! Selamat membaca!
.....

Setelah kepanikan dan kekhawatiran tadi savier dan Celvin berhasil membawa caliana ke rumah sakit, kedua remaja tersebut tak henti-hentinya mengepalkan tangannya menahan sesak melihat kondisi caliana seperti tadi.

"Ini semua salah Lo!" Ucap Celvin tiba-tiba pada savier dengan nada suara yang menahan marah.

Savier diam ia sadar ini salahnya, apa ini efek dari sakit yang di derita caliana, ia lupa. Sungguh savier sangat menyesal. Keduanya diam dengan rasa khawatir yang membuncah kala caliana yang masih di tangani oleh dokter.

Tak lama suara derap langkah kaki tak beraturan datang, sosok para ibu datang bersamaan dengan raut khawatir. "Celvin savier kenapa bisa seperti ini?" Tanya Mary kepada kedua cucunya dengan nada khawatir.

Alin sedari tadi sudah menahan tangis kala mendengar kabar sang putri masuk rumah sakit. Keduanya tak menjawab pertanyaan mery. "Mommy." Panggil savier pada Alin, Alin menatap wajah savier yang sudah berkaca-kaca.

Alin tersenyum mencoba kuat. Savier memeluk alin. "Maaf mommy." Ucapnya penuh sesal. Alin hanya bisa mengangguk, dan membalas pelukan savier dengan erat.

"Tak apa, ini sudah sering terjadi, kamu juga tidak tau." Ucap Alin menenangkan. Savier yang tadinya menumpukkan wajahnya di bahu Alin kini menatap wajah Alin.

Semua orang juga ikut menatap. "Apa maksud kamu Alin?" Tanya zalina tak mengerti.

Alin menghela nafas. "Caliana memang akan seperti itu jika ia terkejut atau apapun itu." Jelasnya sedikit berbohong. Sejujurnya Alin dan Alan sepakat untuk tidak memberi tahu penyakit yang di derita sang putri pada keluarga mereka.

Celvin dan savier mengepalkan tangannya kala sadar Alin menyembunyikan semuanya. Celvin remaja itu menunduk. Matanya sudah memerah. "Kenapa mom?" Gumamnya tak dapat di dengar oleh semua orang.

•°•°•


Setelah menunggu beberapa menit dokter pun keluar dari ICU tempat di mana caliana di rawat. "Orang tua pasien?" Tanya sang dokter dan dimana Alan dan Alin langsung berdiri.

Ya para orang tua sudah berkumpul mereka sangat khawatir dengan keadaan caliana. Abraham tadi sempat marah pada Celvin dan savier namun sudah tenang dengan Alin yang menjelaskan bahwa caliana sering seperti ini. "Bisa ikut saya ke ruangan?" Pertanyaan sang dokter membuat semua keluarga menatapnya tajam.

"Kenapa ga di jelasin disini saja dok?" Tanya elin yang ingin tau keadaan putri nya.

Dokter bernama Alif itu menghela nafas dan akan menjelaskan semua yang di alami caliana namun sebelum itu. "Ayo dok keruangan dokter." Ajak Alan tak memperdulikan keluarganya, untuk saat ini ia tak ingin keluarga nya tau keadaan putrinya.

"Bang Alan ka Alin." Ucap Aylen tak terima.

"Aku lebih berhak, aku ayahnya." Dan setelah itu akan menarik Alin ke dalam ruangan dokter alif.

Aylen, Celvin, savier, menatap kedua orang tersebut dengan tatapan yang sulit di artikan. Para orang tua nampak menghela nafas. Abraham tampak menatap Davier dan Arix, keduanya mengangguk. Hingga para suster keluar dan mempersilakan mereka masuk.

Elin zalina Mery juga Aylen, langsung mengerubungi brangkar yang di tiduri oleh caliana, gadis cantik tersebut masih betah memejamkan matanya. "Bangun dong sayang." Gumam elin seraya mengecup kening caliana.

"Kamu berhasil buat semuanya khawatir nak." Gumam Davier yang berada di samping elin.

"Apa kedua bocah itu akan pulang?" Semua menatap Abraham.

"Aku sudah meneleponnya tadi ayah." Jawab elin, yang hanya di angguki oleh Abraham.

"Ini salah Lo anjing." Bisik Celvin pada savier.

Savier menatap Celvin datar dengan alis yang menaik sebelah. "Gue ga tau efek dari terkejutnya bisa buat dia kek gini." Jawab savier dengan berbisik.

"Lo tau?" Tanya Celvin dengan terkejut. Savier hanya memutar bola matanya tajam.

'tuk'

"Akhh."

Hingga suara ketukan yang nyaring terdengar berbarengan dengan Celvin yang berteriak kesakitan. Semua menatap ke arah Celvin. "Bunda apaan si sakit." Ucapnya kesal kala tadi zaliana memukul kepalanya dengan tas mahal milik zalina.

"Abisan kamu, orang lagi pada khawatir malah gibah sama savier. Ga ada adab banget kamu." Kesal zalina kala tadi ia melihat Celvin dan savier berbisik.

"Siapa yang gibah orang-."

"Orang apa hah?"  Tanya zalina dengan galak.

Celvin yang melihatnya hanya meringis. "Itu tadi aku bisik-bisik ke savier ada suster cantik banget." Dalihnya.

'tuk'

Satu pukulan lagi yang membuat Celvin menghela nafas sabar. "Kamu ini ganjen, princess sakit masih sempat-sempatnya mikirin begituan hah." Kesal zalina.

"Aku makin yakin kalo aku anak tiri bunda." Ucap Celvin dengan nada dramatis.

"Hush kamu apaan si. Kamu itu anak bunda sayang." Ucap zalina yang mulai luluh karena tak tega mendengar perkataan Celvin.

"Maafin bunda tadi udah aniyaya kamu." Ucap zalina dan memeluk Celvin yang sudah tersenyum kemenangan.

Yang lain hanya bisa memutar bola matanya malas. Melihat drama Celvin dan zalina adalah hal biasa. Tetapi bagi arix itu hal yang memalukan melihat kelakuan istri dan putranya yang ajaib.

"Sabar." Ucap Abraham pada sang menantu.

"Mo-mmy, Da-ddy." Semuanya langsung menoleh ke arah caliana. Zalina yang tadi memeluk Celvin langsung melepaskannya begitu saja hingga Celvin terhuyung ke belakang.

"Princess." Elin yang memang lebih dekat langsung menghampiri caliana dan memeluknya.

Caliana mengerjapkan matanya mengingat kejadian tadi, ia hanya menghela nafas. Ia menatap ruangan putih berbau obat itu, dan menatap keluarganya.

"Apa yang sakit sayang?" Tanya Mery khawatir.

Aylen sedari tadi sudah memeluk caliana. "You okay babby?" Bisik Aylen, caliana mengangguk dan tersenyum.

"Sorry princess." Caliana tersenyum ke arah savier yang mendekatinya. Caliana melepaskan pelukannya dengan Aylen, dan merentangkan tangannya seolah minta di peluk oleh savier. Savier langsung memeluk dan memejamkan matanya merasa bersalah.

"Sorry." Bisiknya caliana menganggu.

'cup'

"OMAIGAT SAVIER UDAH GA PERAWAN MAMI PIPINYA." Teriak Celvin yang membuat semua terkejut. Sedangkan savier sudah tersenyum kesenangan kala pipinya di cium oleh caliana.

'tuk'

"Oke arix keputusan udah di ambil, Celvin coret dari kartu keluarga." Ucap zalina tajam setelah memukul Celvin.

Celvin hanya menatap horor sang bunda. "Fix valid no debat gue anak tiri." Ucapnya dengan dramatis.

.
.
.

TBC.

Update Gaiss!! Sorry ya kalo ga seru hehe. Maaf aku jarang update soalnya ga ada kuota sorry banget❤️.

Vote dan coment ❤️

Senin,29 Maret 2021

CalianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang