• ice prince 17 •

132 46 1
                                    

Yuhu! Nih upd lagi, special buat kalian engenes yang belum bisa move on dari perform enha di kcontact kemarin <33

but, vote nya dulu dunds 🤍

KABAR bahwa Aron meninggal dengan cepat menyeruak ke antero SMA Richardo, bahkan beberapa stasiun televisi pun turut menayangkan berita tentang meninggalnya anak SMA tersebut.

Entah bagaimana kondisi ibu Aron sekarang. Terdengar kabar bahwa ia adalah single-parent, dan Aron adalah anak satu satunya.

Tak perlu bergati hari, hari itu juga seluruh murid SMA Richard dipulangkan, pun banyak polisi dan beberapa detektif diturunkan ke lokasi kejadian. Ya, taman belakang. Tempat yang diduga menjadi saksi kematian Aron.

Dan disinilah sang ketua osis berada, didalam ruangan konseling. Tak hanya dia, kepala sekolah pun duduk didepannya.

"Kamu! Kamu sadar ini semua karena apa?!" Laki laki paruh baya itu berbicara dengan nada bentakan. Sementara Sunghoon, ia diam saja.

"Kamu lihat? Sekarang nama sekolah ini sudah tercemar! Sekolah ini menjadi tempat pembunuhan sekarang! Dan bahkan, nama saya juga sudah kotor! Semuanya karena ulah kalian yang berurusan dengan geng motor itu!"

Sunghoon sama sekali tak menggubris, ia diam saja sembari melayangkan pandangan kearah lantai. Bagaimana bisa laki laki itu memikirkan dirinya disaat keadaan sedang notabene pembunuhan?

"Jawab saya!" Sang kepala sekolah―Budi, memukul meja yang berada didepannya dengan cukup keras. Tetapi hal itu tetap tak membuat Sunghoon berhenti bergeming. Cowok itu masih dengan pikirannya ... ia merasa kasihan pada ibu Aron.

"Saya menyetui kamu sebagai ketua osis disini! Artinya saya mempercayakan semuanya kepada kamu, Park Sunghoon! Tapi kenapa kamu teledor seperti ini?!"

Budi menghela napas keras. Ia menggertak beberapa kali.

"Sekarang, saya mau kamu di skors seminggu"

Sunghoon mengernyit. Dan akhirnya, wajah itu terangkat. Melihat kepala sekolah didepannya sekarang, tak mengerti kenapa dia harus dihukum.

"Apa?"

Budi menoleh, tatapannya seolah menantang kearah Sunghoon, "Tidak mengerti bahasa indonesia? Saya bilang, kamu di skors satu minggu!"

"Karena semua kejadian ini! Pekerjaan saya terancam! Nama baik saya sebagai kepala sekolah sudah hilang-"

Perkataan laki laki itu terhenti kala Sunghoon berdiri sembari mendorong kursi tempat ia duduk, dan tentu saja, hal itu membuat Budi sedikit terlonjak.

"Seorang murid terbunuh disini, dia tidak bersalah dan harus mati sia sia! Keluarganya mungkin sedang berharap agar kasus ini selesai dan mendapatkan hasil yang terbaik. Tapi bisa bisanya anda hanya memikirkan diri sendiri? Dimana tanggung jawab anda sebagai kepala sekolah, pak?"

Budi terbelalak mendengar penuturan remaja didepannya itu. Tak terima dirinya direndahkan, laki laki itu pun ikut bangkit, "Berani kamu melawan saya?!"

Sunghoon mengernyit, "Kalau anda berani memberi saya hukuman dengan asal, kenapa saya harus takut mengucapkan sifat buruk anda sekarang?"

Budi semakin tersulut emosi, melihat betapa ringannya mulut anak itu menjelek-jelekkannya.

Laki laki itu melangkah cepat menuju posisi Sunghoon sekarang. Dan entah apa yang dipikirkannya, kedua tangannya mendarat pada kerah baju Sunghoon, mencengkramnya dengan kuat.

ICE PRINCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang