• ice prince 19 •

105 29 3
                                    

⚠️WARNING⚠️
Terdapat beberapa kata kasar yang tidak diperuntukkan untuk dicontoh dalam kehidupan sehari-hari. Harap bijak dalam mencerna bacaan, terima kasih.

SORE itu, terdengar nyaring bunyi sirine mobil polisi. Jalanan yang awalnya tenang tenang saja, mendadak harus banyak kendaraan yang menepi memberi jalan agar dua mobil itu bisa lewat dengan cepat.

Mobil itu semakin menembus seluk beluk Jakarta, mulai dari pusat kota, hingga sekarang mereka tengah berkendara disebuah lingkungan yang bisa dibilang cukup jauh dari keramaian.

"GEL! RAGEL! GAWAT!"

Seorang cowok yang sedang duduk sembari memainkan ponselnya, mendadak kaget karena teriakan temannya yang berasal dari luar. Tak hanya dia, semua orang yang berada didalam rumah itu pun langsung bangkit melangkah ke teras rumah.

"Apaan sih lo?!" Ragel menjawab nanar. Sementara Ilham, tersangka yang berteriak semakin panik kala mendengar bunyi sirine sudah semakin terdengar.

"Apaan, men?" Geo keluar sembari memegang sepuntung rokok.

"Yo, lo denger tu bunyi sirine, kan? Gue rasa mereka ngincar kesini" Jawab Ilham, ia mengibas rambutnya beberapa kali, terlihat frustasi.

Ragel mengernyitkan dahi, ia dengar memang bunyi sirine itu, jelas saja itu sirine mobil polisi. Tapi kenapa mereka menuju kesini? Rasa rasanya geng Vultur tak membuat masalah besar sebelum ini.

"Bacot lo, asal nebak" Sanggah Ragel, cowok itu hendak berbalik masuk kembali, tetapi langkahnya tertahan ketika mendengar Ilham berbicara lagi.

"Anjir dah? Lo gatau? Beritanya belum nyampe ke lo pada?"

Ragel refleks menoleh, pun Geo yang tampak mengerutkan kening. "Berita apaan?"

Ilham menghela napas kasar, benar benar kedua temannya ini. Bisa bisanya mereka tak tahu hal penting yang sudah menghantui nama geng akhir akhir ini.

"Pembunuh Aron, orang yang gebukin dia sampai isdead, katanya salah satu dari kita!" Ilham sedikit berbisik mengatakannya.

"NAH ANJIR!"

Ketiga cowok yang berdiri di teras depan reflkes terkejut, mereka lantas saja mengumpati seseorang yang berteriak dari arah jendela. Itu Roni.

"Apaan sih anak anjing" Tak tahan mulut Ilham berkata kasar pada teman paling laknatnya itu.

"Kan lo yang pertama kali bilang ke kita kalau Aron digebukin. Lo inget kan? Lo teriak teriak kaya kunti kesurupan, bilang 'Aron mati, Aron mati', iye kan?" Tukas Roni. Ilham menaikkan alis kanannya, dan bertanya, "Terus?"

Roni mengetukkan jari telunjuknya beberapa kali, dan tiba tiba saja, wajahnya didekatkan pada wajah Ilham.

"Jangan jangan lo yang bunuh tu anak!"

Ilham berdecih mengelap wajahnya dengan asal, segera cowok itu mendorong Roni, hingga tak ayal, yang didorong terjerembab ke lantai.

"Bangsat! Ludah lo nyapu muka ganteng gue!" Umpat Ilham, tak lama, cowok itu pun kembali melanjutkan perkataannya.

"Apa tadi lo bilang? Gue bunuh Aron? Ngadi ngadi banget Roni-nsang ikan! Bukannya lo yang ga ada pas gue teriak teriak!? Lo tau gue teriak teriak dari anak anak lain kan?!" Ilham membalikkan tuduhan kepada Roni.

ICE PRINCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang