• ice prince 16 •

120 42 0
                                    


SEMUA insan disana terdiam, dan detik selanjutnya, kepala mereka lantas menoleh kearah sumber suara.

Tak terkecuali kedua orang yang nyaris saja kembali adu pukul. Ya, Sunghoon dan Ragel. Keduanya sama sama terhenti dan ikut menoleh kebelakang.

"Apa lo bilang?!" Ragel keluar dari pekarangan sekolah, langkahnya kembali berjalan menuju sang lawan bicara.

"Aron! Dia digebukin!"

Hampir seratus orang berada disana, dan tak ada yang tak terkejut. Pun Sunghoon, yang langsung mundur dengan langkah yang cukup cepat.

"Sunghoon-hyung! Aron ... huh! huft!" Tampak Jungwon dan Niki yang datang dengan napas tak teratur.

"Dimana dia?!" Ini Sunghoon yang bertanya, kontan saja kedua adik tingkatannya itu menunjuk kearah belakang dari posisi mereka sekarang. Entah kemana kedua cowok itu menunjuk, mereka masih belum berbicara karena mengatur napas.

"Di ... taman ... taman belakang! huft! kita ga liat ... dia, tapi kata orang orang ... dia disana! Huft!"

Tanpa membalas lagi, Sunghoon segera berlari menuju lokasi yang diberi oleh keduanya. Ia sangat fokus pada satu tujuannya kini, menyelamatkan Aron.

"Hoon! Tunggu kita!" Jake dan Jay mengikuti lari kencang ketua osis mereka. Yang tentu saja, tak ada balasan dari yang diikuti. Cowok itu hanya fokus kedepan, tanpa sadar dua orang temannya juga tergesa mengejar langkahnya.

Sunghoon masih setia berlari, hingga akhirnya ia sampai disana. Di taman yang jarang dikunjungi oleh warga sekolah.

Ada kerumunan ditengah sana. Kebanyakan dari mereka adalah kaum hawa, dan dengan ringisan ringisan yang terdengar. Hal itu semakin membuat Sunghoon cemas tak karuan.

"Eh itu kak Sunghoon"

"Kasi jalan, cepetan"

Sunghoon melangkah menembus kerumunan tersebut. Dan tubuhnya mendadak mati rasa setelah itu. Setelah ia melihat darah yang cukup banyak sudah mengubah rerumputan menjadi merah.

Itu benar benar Aron.

Cowok itu segera mendapatkan kesadarannya, dan tanpa bicara apapun lagi, ia langsung berjongkok untuk melihat keadaan salah satu adik kelasnya itu. Juga salah satu tanggung jawabnya.

Merasa tak bisa menanganinya sendiri, Sunghoon lantas mengangkat tubuh Aron, menggendongnya di punggung.

Tak lama berselang, Jake dan Jay yang tadi menyusul pun datang, kontan raut wajah keduanya ikut berubah pucat pasi, melihat begitu banyak memar, bahkan luka terbuka pada tubuh Aron.

"Bantuin anjir, jangan cuma diliatin" Bisik Jake pada Jay. Jay yang mendengar hanya mengangguk mengiyakan. Sontak keduanya pun menghampiri Sunghoon.

"Hoon sini-"

"Lo telfon ambulans, cepat!"

Jake langsung gelagapan dibuatnya, tangan gemetar itu langsung meraih ponsel genggamnya, dan terlihat menghubungi seseorang.

Jay meninggalkan pekarangan taman tersebut, termasuk Jake yang juga mengikuti sembari terus mencoba menghubungi orang yang dimintai oleh Sunghoon tadi.

Sementara disisi lain, Sunghoon yang sudah sampai di UKS, segera membaringkan tubuh adik kelasnya itu diatas bangkar. Sontak hal itu membuat salah satu guru UKS terkejut, dan dengan sigap mengambil alat alat untuk pertolongan pertama.

"Ini korbannya?" Miss. Fanya bertanya. Guru yang juga menjabat sebagai perawat itu tampak khawatir melihat kondisi Aron yang ternyata cukup parah.

ICE PRINCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang