Mabuk

7.9K 471 29
                                    

Jennie pov:

Boleh aku mengatakan bahwa ini adalah kesempatan? haruskah aku menyesal karna membuatnya begini? tentu aku menyesal! ini bukan tujuanku.

"Nggghh.." Lenguhan lisa membuyarkan lamunanku.

"Honeyy..." Ucapku tersenyum lembut, berharap bahwa apa yang dokter katakan adalah kebenaran.

"Kau siapa?" Suara lisa sedikit lemah, Tapi apa yang baru ia tanyakan membuat aku merasa bahagia, tidak..tidak.. ini tidak benar, tapi setidak nya dia akan terus menjadi Milikku jika ia melupakan apa yang telah terjadi.

"Ini aku honey, jennie.. Istrimu" Ucap ku menggenggam kedua telapak tangannya yang terasa dingin.

"Istri?bukankah aku wanita? apa kau gila?" Ucap Lisa yang tiba-tiba tidak terima

"Benar.. aku istrimu, namamu lisa... Kita menikah sudah 3 tahun lebih,dan kita sudah Melakukan program bayi tabung, lihatlah... Ini anak kita" ucap ku sambil mengelus perutku yang mulai membuncit. Aku tau ini salah karna membohonginya, tapi aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Lisa? namaku lisa? Tapi kenapa aku tidak mengingatmu?" Ucap lisa mencubit pelipisnya.

"Kata dokter kau sdg amnesia, makanya lupa. Knapa? apa kepalamu sakit lagi?" tanya ku khawatir karna lisa beberapa kali mencubit pelipisnya dgn kuat.

........

Lisa pov:

Bisa-bisanya dia membohongiku? apa dia fikir aku benar-benar amnesia. Sebenarnya apa tujuan dia? kenapa dia terus-terusan menyiksa batinku? bahkan ia sudah berani menyiksa aku dgn memukul vas bunga tepat di kepalaku, Baiklah... aku akan mengikuti semua kebohongan ini jen, Dan jangan harap aku akan sama seperti dulu, Yang hanya mementingkan perasaan dibanding harga diriku.

1 Minggu berlalu, Aku tidak lagi memakai alat-alat kedokteran di tubuhku, akhirnya aku bisa bebas dari Infus dan perban sialan itu.

"Kau sudah bangun honey?" Suara jennie tepat di samping ranjangku, ya sejak tadi malam kami sudah tidur seranjang. Sebenarnya aku tidak menolak karna jujur aku selalu mendapatkan kenyamanan saat berada didekatnya, apalagi saat ia mendekapku, benar-benar menenangkan.

"Yes." Ucapku singkat,

"Kiss morning untukku?" tanya jennie sambil menunjuk pipinya, seperti biasa aku langsung beranjak tanpa memperdulikannya, ini lah yang terjadi sejak aku siuman satu minggu yang lalu, Ia selalu berbicara hangat padaku, sangat lembut dan penuh perhatian, tapi aku hanya menanggapi dgn sikap dingin, tatapan datar, ucapan yang benar-benar singkat dan cenderung pendiam.

"Hmm.. baiklah, sejak seminggu kau tidak mau mencium ku humm? ada apa?" tanya jennie yang sudah berada dibelakangku, ia memeluk punggungku, Ingin sekali mendorongnya, sial aku terlalu nyaman berada di dekapan ini!

"Lepaskan jen.. aku ingin duduk di balkon pagi ini" Ucapku mencoba membuat jarak diantara kami.

"Hmm.. baiklah, aku akan kembali dan membawa secangkir susu untukmu" Ucapnya tersenyum, sangat indah.

"Oh ya.. kemana ponselku? apa aku tidak memilikinya?" Tanyaku, padahal aku tau bahwa jennie sudah membanting ponselku minggu lalu.

"Hmm.. ponselmu hilang honey, aku akan membelikannya yang baru" Ucapnya lalu berjalan keluar.

💛💛💛💛💛

Huhhh... sangat menyesakkan, Aku ingin segera terlepas dari wanita itu! dia benar-benar egois.

Aku memegang bekas luka di kepalaku, masih terasa bekas jahitannya hanya saja sakit itu sudah tidak kurasakan. Walapun terkadang hatiku yang malah sakit saat mengingat bagaimana org yang aku cintai hampir saja mencelakakanku.

Broken HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang