𝐁𝐢𝐬𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐢𝐧𝐢, 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧?
∽
Pemuda itu berlari sekencang mungkin menuju lokasi yang di kirimkan oleh teman nya, dengan nafas yang menggebu-gebu dan rambut nya yang berantakan karena menerobos angin pada malam hari. Kise berhenti tepat depan etalase jendela sebuah kedai.Sempat merapikan kembali penampilan nya, si pemuda rambut kuning itu masuk dan mendekati salah seorang yang duduk sendirian. Kise menarik kursi di sebrang, mata nya melihat sekilas tiga botol sake yang sudah dipastikan kosong.
" Oh? Maaf — tempat ini sudah penuh " Disela ia berucap ada cegukan yang memotong, " Tuan cari tempat lain saja ~ " Racau nya
Sungguh, bagaikan ada sengatan listrik yang menjalar dalam sekujur tubuh Kise. Manik nya sempat menatap lirih kondisi gadis itu. Kise yang biasanya ceria, kini hanya lebih terdiam memperhatikan seseorang yang sudah mabuk.
Kise mendesah pelan, " Kau harus berhenti sebelum mabuk berat, [Surname] cchi "
Tangan nya memegang botol sake yang ada di depan mereka berdua, menjauhkan minuman pemabuk itu sebelum ia bertindak lebih nekat lagi. Kise sangat hafal tabiat nya ketika hilang kendali dalam pengaruh alkohol. Tentu saja, Kise tidak ingin itu terjadi.
" Hei — kau siapa seenaknya memerintah ku? " Botol sake yang Kise pegang direbut paksa oleh nya, " Memang kau Ryouta? "
Sejenak hanya suara cegukan yang keluar dari gadis itu. Mata mereka bertemu, rasa nyeri kembali menyerang Kise. Model sekaligus pemain basket tersebut memegang tangan nya.
Ia tersenyum, " Apa kau sedang menunggu orang yang bernama Ryouta itu ssu? "
" Iya " Angguk nya, " Aku sangat menunggu kehadiran Ryouta. Dia belum datang sampai sekarang " Wajah merah sebab alkohol menunduk, mata sayu nya menatap gelang bertuliskan R yang terpampang jelas di pergelangan tangan nya.
" Kenapa menunggu nya? " Kise menopang dagu di atas meja, pandangan nya tidak beralih dari seorang [Name]. " Karena — aku tidak tahu "
Iris yang berbeda itu saling bertabrakan, Kise maupun [Name] bertatapan satu sama lain. " Apa butuh alasan untuk menunggu kehadiran seseorang? "
" Apa — butuh alasan untuk mencintai seseorang? " Lirih nya bertanya, " Cinta itu sulit, sampai membuat orang ketakutan untuk menerima cinta. Dia hanya datang, tanpa memberikan obat penghilang rasa sakit "
Satu gelas berukuran kecil yang biasanya dituangkan sake itu kosong, [Name] mengulur satu botol namun tertahan tangan Kise. " Jika ada pun — kau tidak butuh obat itu ssu "
" Ryouta tidak akan senang mendengar gombalan mu, dia sangat ahli membuat jantung ku berdetak kencang karena kata-kata manis nya " Canda [Name], ia sama sekali belum sadar bahwa Kise ada di depan nya. Bukan ilusi, tetapi nyata seorang Kise Ryouta
Kembali tubuh nya ia tegakkan, " Ternyata kau sangat mirip dengan nya. Kau juga orang baik, kenapa aku tidak bertemu dengan mu saja dibanding Ryouta? "
" Takdir itu lucu ya hik ~ " Ceguk gadis itu beberapa kali, kepala nya sesekali menurun lalu berusaha menegak. Ini bukan pertama kali, Kise melihat [Name] mabuk. Tingkah laku nya sangat menenangkan hati gelisah seorang Kise.
" Kau menyukai nya ssu? " Tebak si model dan dibalas anggukan, " Ya. Aku suka dengan Ryouta "
" Kenapa tidak mengatakan nya? Bisa saja dia punya perasaan yang sama dengan mu " Kise menjawab agak sensitif. Satu rahasia yang baru ia ketahui langsung dari mulut [Name].
Kepala sang gadis menggeleng, " Mencintai nya sudah cukup bagi ku "
Senyum tipis merekah pada wajah [Name] yang sempat memberikan rasa gelitik pada Kise, " Aku sangat payah, berpacaran dengan Ryouta itu suatu hal yang mustahil "
" Tapi, kalian belum menjalani nya ssu " Timpal Kise sambil memandang raut sedih gadis tersebut. Ingin rasa nya, Kise memeluk tubuh [Name] dan membisikkan kalimat 'Aku mencintai mu'
Kise juga menyukai [Name]. Fakta dimana ia lebih dulu jatuh pandangan pada sosok gadis yang tengah mabuk di pandangannya ini.
" Pacaran, Putus, lalu Menjauh. Itu hal yang aku benci " Kata [Name]
Bagaikan ada panah tepat sasaran mengenai jantung nya, Kise menatap penuh lembut ke arah nya
Pemuda bermanik mata sama dengan rambut nya membuka suara, " Jika aku Ryouta — kau ingin mengatakan apa pada nya ssu? " . Sejenak si gadis menatap lekat wajah tampan Kise yang duduk di sebrang.
" Bisakah kita seperti ini, menjadi teman? " Itu ucapan yang [Name] lontarkan sebelum kepala nya mengenai telapak tangan Kise yang sudah siap-siap menangkap gadis tersebut.
Kise mendesah pelan, beruntung ia mempunyai refleks cukup tinggi sehingga sempat menopang kepala nya agar tidak terbentur oleh keras nya meja.
Jari nya memainkan anak rambut [Name] yang terurai, meletakkan pada bibir nya seolah berharap perasaan Kise tersalurkan pada gadis pujaan nya itu.
Chup.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluffy || Kuroko No Basket
FanficThe story of a colorful basketball boy. - Kuroko No Basket ■ [ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] ● Sensei Tadatoshi Fujimaki ♡