Kalau kalian tahu cara memanggil hantu, tolong beri tahu Gulf, ya. Gulf ingin sekalu bertemu kembali dengan Mew, hantu laki-laki yang telah membuatnya terpikat. Maka diam-diam ia pun masuk menjadi anggota klub hantu di sekolahnya. Namun, tanpa senga...
Mungkinkah aku memang punya tenaga gaib? Tapi mengapa tenaga itu tidak bekerja seperti harapanku? Saat sedang berdiri dan mengeringkan rambut di depan cermin, aku bersin tiga kali berturut-furut. Gawat, sepertinya aku terserang flu.
Tiba-tiba terdengar suara seperti cermin pecah. Pecahannya langsung berhamburan ke wajahku. Aku langsung melepaskan hair dryer di tanganku, berusaha melindungi wajahku. Betapa kagetnya aku, saat menyadari cermin itu baik-baik saja. Sama sekali tidak ada retakan.
"Kyaaa!!!" Aku kembali menjerit sambil mengacungkan telunjuk ke arah wastafel. Disana ada seseorang berdiri, dengan potongan rambut yang sedikit acak-acakan, berdiri sambil memegang hair dryer.
"Siapa kau?" tantanya. "Kau sendiri siapa?" tanyaku. sambil merebut hair dryer dari tangannya.
Pada saat itulah, tanpa sengaja tabgan kami bersentuhan. Dingin! Sama dengan tangan Mew. Oh, jangan-jangan ia juga hantu!
"Ada apa, Gulf?" Mama pun mendatangiku karena mendengar jeritanku.
''Waaa...waa...wa...!" Aku menunjuk ke arah hantu itu dengan panik. "Kenapa? hair dryer-nya rusak?" tanya Mama saat memasuki kamarku. Tampaknya Mama sama sekali tidak menyadari kehadiran hantu itu di depannya.
Melihat Mama, hantu itu langsung menghunuskan pisau yg ada di kantongnya.
Mama memegang hair dryer, mencoba menyalakannya. Angin hangat bertiup ke wajah hantu itu, membuatnya batal mengeluarkan pisau dari kantongnya.
"Nggak rusak," jawabku, berusaha mendorong Mama keluar. "Maaf mengejutkan Mama. Aku tadi kaget karena tangan ku seperti tersetrum. Tapi, hair dryer ini baik-baik saja, kok."
Mama akhirnya keluar dari kamarku. "Sepertinya cuma kau yang bisa melihatku," gumam si hantu berwajah galak, sambil rerua melihatku. "Kalau begitu kau memang hantu, ya?!" seruki terkejut. "Hei, panggi aku dengan Tuan Muda Joss," jawabnya marah. "Tuan Muda?" "Ya, walaupun aku sudah tidak punya raga, tapi jiwaku masi tetap ada di dunia ini. Apakah kau masih keturunan keluarga Thanatsaran?"
Tiba-tiba Joss Way-Ar Sangngern mengambil pisau dari kantongnya san berlari mengejarku. "Tunggu!" teriaknya sambil terus mengejarku.
"Huh, kenapa sih ia muncul di sini?!" keluhku dalam hati. Aku berlari ke arah ruang tengah, tempat Papa dan Mama berkumpul. "Ada apa, Gulf?"
Saat papa menoleh ke arahku, Joss berteriak sambil memandang ke arah TV. Praaang! Televisi pun mati di sertai suara ledakan yang keras. Boneka keramik yang ada di atasnya ikut terjatuh dan hancur berkeping-keping.
"Apa?!" Ada gempa, ya?" Papa berjalan mondar-mandir dengan panik. "Suara apa itu?!" tanya P'Grace sambil berlari keluar dari kamarnya. "Tampaknya gempanya cukup besar," kata Papa sambil membuka jendela teras. "Cepat!" Aku menarik lengan baju Joss, yang sedang kebingungan melihat ulah kami.
Aku menuruti perinyah Mama dab bergegas menuruni tangga. Di mana Joss? Oh, ternyata ia ada di belakangku. Sesampainya di sela-sela tangga, aku pun protes.
"Hei, kenapankau lakukan itu?!" umpatku pelan. "Pengkhiat itu ada di dalam kotak!" "Kotak itu namanya TV. Papa ku sedang melihat film lama," jelasku. "Ti...pi?" Joss mengernyitkan alis. "Oh, ternyata selama ini aku berkelana di dunia fana, waktu terus berjalan, ya?" "Memang Joss dari zaman apa?" "Panggil aku Tuan Muda Joss. Aku meninggal pada tahun Suriyakhati ke-20 karena di bunuh anak buah Thanatsaran." Ia lalu bertanya lagi, "Apa ini kota Krabi?" "Bukan, ini Bangkok." "Jadi, selama ini memendam dendam ratusan tahun pada keluarga Thanatsaran, dunia sudah banyak berubah " "Ratusan tahu?" "Tahun Suriyakhati ke-20 sama dengan tahun 1643 di Eropa."
Berarti Joss sudah meninggal 346 tahun yang lalu! Lelaki itu memandangi baju yang kukenakan dengan heran. "Laki-laki jaman sekarang memakai baju yang tidak sopan, ya?" "Ma...maaf." Aku terpaksa minta maaf karena masih takut dengan Joss. Aku berharap semua ini hanya kejadian di TV. Sungguh malang nasibku. Seorang pemuda dari zaman Krabi kini berdiri di hadapanku.
"Kenapa Joss bisa?" "Hei, panggil aku Tuan Muda Joss." "Ma...maa, Tuan." "Baiklah! Kalau begitu aku baru mau menjawab. Siapa namamu?" "Gulf Kanawut." "Tuan Muda Gulf, aku disini karena panggilanmu." "Panggilanku?" "Benar," jawab Joss sambil meluruskan badan. "Tapi...aku tidak merasa telah memanggil Tuan Muda," jawabku menggelengkan kepala keras-keras. Sebenarnya aku ingin memanggil Mew, bukan hantu yang berasal dari ratusan tahun yang lalu. 'Apa katamu?" Tuan Muda Joss melotot. "Bukankah di depan cermin tadi kau bersin sebanyak tiga kali, lalu kau berkata Khxxphay mi suphaph (ขออภัยไม่สุภาพ) atau (Maaf, tidak sopan)?" "Tidak, aku tidak pernah bilang begitu." "Percuma saja kau bohong!" sahut Joss sambil menghunus pisau dari kantongnya. "Ooh, sekarang aku ingat..." "Apa?!" "Aku pernah bilang Pen hwad (เป็นหวัด) atau (rerserang flu) bukan Khxxphay mi suphaph (ขออภัยไม่สุภาพ) atau (Maaf, tidak sopan). "Apa?!" "Jafi Tuan muda salah dengar," sahutku lega. "Maksudmu aku ini tuli?!" gertaknya sambil berjalan menghampiriku. "Bukan begitu..." kedua kaki ku gemerat ketakutan. "Aku tidak butih alasanmu. Pasti kau keturunan keluarga Thanatsaran yang ingin memusnahkan arwahku." "Siapa Thanatsaran itu?" tanyaku, berusaha menahan tangis, "Aku tidak kenal Thanatsaran. Aku tadi hanya mengeringkan rambut lalu bersin di depan cermin. Apa itu tidak boleh?" "Benar, begitu?" ,,Amarahnya mulai mereda. Suaranya kini terdenggar lebih lembut. "kalau begitu, tolong bantunaku mencari keturunan keluarga Thanatsaran. Aku ingin membalas dendam!" "A...aku?" "Kalau kau tidak mau...akan kubunuh seluruh keluargamu!" ancamnya.
Tepat saat itu, terdengar suara Mama memanggil-manggil namaku. Joss menghilang dalam sekejap mata, kini hanya suaranya saja yang terdengar du telingaku. "Terima kasih sudah memanggilku ke dunia ini," katanya sambil tertawa.
TBC NGOOKEEHH SEGINI DULU UNTUK PART YANG INI
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.