Kalau kalian tahu cara memanggil hantu, tolong beri tahu Gulf, ya. Gulf ingin sekalu bertemu kembali dengan Mew, hantu laki-laki yang telah membuatnya terpikat. Maka diam-diam ia pun masuk menjadi anggota klub hantu di sekolahnya. Namun, tanpa senga...
Ternyata aku tidak bermimpi. Saat kembali ke ruang tengah, TV kami ternyata benar-benar rusak. Sementara Papa sibuk menyalakan radio untuk mencari informasi tentang gempa bumi.
"Kan sidah kubilang, nggak ada gempa," kata P'Grace ngotot. "Aku tidur dulu, ya," ucapku sebelum meninggalkan ruangan itu. Kepala ku rasanya sakit sekali.
Joss Wayar meninggal karena dibunuh anak buah Thanatsaran. Sejak tahun Suriyakhati ke-20, ia terus menjadi hantu, menunggu kesempatan untuk kembali kedunia ini. Kenapa ia yang datang kemari? Bukankah selama ini yang ku panggil adalah Mew?
Aku menyelimuti sekujur tubuhku. Aduh, bagaimana ini? aku harus segera mencari keturuna Thanatsarab. Kalau tidak, keluarga ku akan di bunuh olehnya. Aku jadi takut membayangkan Joss membawa pisaunya dan membunuh keluargaku.
Malamnya aku bermimpi... Dalam mimpi itu, aku mengenakan pakaian rapi. Leherku di kelilingi oleh senjata. Jumlah senjata itu terus bertambah....
"Gulf...Gulf!" Aku terkejut saat P'Grace mengguncang-guncangkan badanku. "Tuan..." "Hei, Gulf kau mengigau, ya? Mama menyuruhku membangunkanmu," sahut P'Grace.
Biasanya aku yang slalu membangunkannya. Tapi hari ini ksbalikannya. Mungkin aku terlalu lelah, jadi bermimpi buruk. Huuh, ternyata ini semua kenyataan, kepalaku jadi pusing membayangkan lnya. Sejak tadi kerjaku hanya melamun saja, buku tulis yang sengaja ku letakkan di atas meja pun sampai ketinggalan.
Aduh, buku laporan kelompok ketinggalan, nih. Padahal aku sudah bersusah payah membuat karangan tentang tumbuh-tumbuhan dan serangga di taman. Tapi, kalau harus naik sampai lantai delapan lagi aku pasti akan terlambat.
Saat sedang bingung, suara Joss terdengar dari belakang. "Tuan Gulf, ada yang bisa kubantu?" Ia menawarkan bantuan. "Tolong ambilkan buku di atas mejaku," pintaku padanya.
Setelah mendengar permintaanku, hantu itu segera menghilang. Hanya dalam sekejap mata, ia sudah lembali membawa buku tulisanku.
"Buku ini mau di bawa ke kuil?" "Kuil? Bukan, buku ini mau di bawa kesekolah. Terimakasih kau sudah membantuku." Setelah mengucapkan terima kasih dan memberi hormat, aku bergegas berjalan dengan langkah cepat.
Kenapa aku berusaha menjauhinya? Alasannya tentu saja karena aku malu pergi kesekolah bersama seorang hantu. Tapi, ternyata Joss terus mengikutiku.
"Maafkan aku kemarin. Aku tidak bermaksud menyakiti Tuan Gulf," katanya penuh rasa bersalah.
Aku mulai cemas saat kami memasuki daerah yang banyak di lalui orang.
''Aku percaya Tuan Gulf tidak punya hubungan dengan keluarga Thanatsaran. Tapi, aku akan marah kalau kau tidak mau membantuku," ancamnya. "Hei, kenapa kau marah-marah begitu?!" jawabku setengah terpaksa. Setelah menjawab, aku langsung berlari sekencang-kencangnya, berusaha menghindari tatapan dingin orang-orang di sekitarku. "Maaf, di depan orang banyak aku tak bisa menjawab pertanyaannmu. Mereka kan tak bisa melihatmu," jelasku pada Joss. "Kau tidak usah memedulikan orang lain," sahut Joss enteng, sambil memasukan tangan ke dalam kantong celananya. "Aku tidak perduli dengan masalahmu," sambungnya dingin. "Mengapa ia beda sekali dengan Mew?" keluhku sedih. "Cepat temukan keturunan Thanasaran, akan ku jelaskan ciri-cirinya..." Joss lalu membuka kerah bajunya lebar-lebar, hingga dadanya kelihatan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Laki-laki dari keluarha Thanatsaran memiliki tahi lalat berbentuk bulan sabit di dada," lanjutnya sambil menunjuk dadanya. "Aku tidak mungkin melakukannya!" teriakku keras. Aku lupa kalau di sekelilingku banyak orang sedang berlalu-lalang. "Mana mungkin aku menyelidiki dada mereka? Lagipula jumlah laki-laki disini pasti sangat banyak, kan," jawabku hampir menangis. "Dulu tempat ini di sebut desa Samut Songkhram dan sekarang berubah nama menjadi Nakhon Ratchasima. Aku yakin di sini masih tertinggal keturunan Thanatsaran.
(Maaf jika ada nama daerah yang di pakai, bukan bermaksud untuk menyalah gunakan)
"Ta...tapi..." 'Jangan membantah lagi. Kalau kau menolak, akan ku lukai kakak mu," kata Joss dengan tawa mengerikan.
Pipiku terasa kaku, sehingga aku tidak mampu lagi membalas ancamannya.
"Kuberi waktu lima hari. Ingat! kau harus menepatinya!" hantu itu lalu menghilang tanpa bekas.
Meski hampir terlambat sampai ke sekolah, kedua kakiku terasa kaku, tidak bisa digerakkan. Dalam hati aku terus memanggil-manggil nama Mew, meminta bantuannya.
TBC MAAF KALAU PENDEK LAGI NGGAK BISA MIKIR 😂😂😂
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.