***
Dari taman ria ke rumah Mild, butuh waktu satu jam dengan menggunakan kereta. Tapi kalau dengan Mew, ke rumah Mild hanya butuh waktu lima detik.
Rumah Mild terletah di tengah kota. Ia dan keluarganya tinggalndi kompleks yang sudah dibangun beberapa abad yang lalu. Rumahnya sangat besar dan berhalaman luas.
Belum sempat aku memencet bel yang menempel di pagar, anjing milik keluarga Mild telah menggonggong pada majikannya.
"Ada apa, Gulf ?" Begitu melihatku Mild langsung tertawa. "Saat ini aku sedang membicarakanmu, lho."
"Aku cuma mau minta maaf," kataku sebelum aku melepas sepatu, Mild sudah menarik tanganku dan menyeretku masuk ke rumah.
"Mama nggak percaya kalau Gulf bermain drama di tengah jalan," katanya.
"Tentu, mana mungkin mama percaya Gulf melakukan hal seperti itu," sahut mama Mild. Mama Mild memang sangat mirip dengan putranya. Ia juga senang melihat berita gosip di TV dan majalah.
"Aku nggak bohong, kan?' tanya Mild sambil menatap ke arahku.
"Iya, eh... Tante, boleh minta dupanya, nggak ?"
"Apa?!" Mama Mild tampak terkejut mendengar kata-kataku, dan Mild pun langsung menarik lengan bajuku.
"Hei! Mild!" teriakku tiba-tiba.
Laki-laki itu tampak heran mendengar teriakan ku. "Ada apa, Gulf?""Dadamu kenapa?".
Mild segera menutupi dadanya, supaya aku tidak menyentuhnya. Tahi lalat berbentuk bulan sabit itu telah lenyap dari dadanya.
"Kemana tahi lalatmu?" tanyaku heran.
"Sejak awal aku memang nggak punya tahi lalat," celetuk Mild, sambil mengintip kedalam bajunya.
"Tadi bukannya ada di dadamu?"
"Iya, tapi setelah mandi tahi lalat itu hilang!"
"Hilang karena air?" tanyaku heran.
"Iya, itu semua karena ulah Kenji," timpal mama Mild sambil menaruh segelas sirup di depanku. Kenji dalah adik Mild yang terkenal bandel.
"Ulah Kenji?"
"Iya, kemarin saat aku tidur, Kenji menggambar kumis di wajahku dengan cat air," jelas Mild. "Dia juga menggambar pita di dadaku, hingga kami akhirnya berlelahi. Aku sudah berusaha menghapusnya dengan tisu. Eh, kenapa tadi kau tampak cemas dengan tahi lalat itu?" Mild balik bertanya.
Syukurlah! Ternyata Mild bukan keturunan keluarga Thanatsaran. Setelah mengetahui itu, aku jadi agak bosan bertamu di rumahnya.
"Gulf, sejak masuk klub hantu kelakuanmu jadi aneh, deh!"
"Klub hantu?" tanya Mama Mild heran.
"Iya, Gulf sedang jatuh cinta pada ketua klub itu, dan tampaknya kisah cintanya aka sukses." Mild tersenyum penuh arti.
''Ah, aku pulang dulu, ya," kataku sambil bangkit dari kursi.
"Ha...ha...ha...kau malu, ya?" celetuk Mama Mild sambil tertawa.
"Jangan lari begitu, dong!" sahut Mild.
Mild dan mamanya berusaha mencegahku pulang. Namun karena lelah, aku berpamitan dan bergegas pulang. Saat sedang mengenakan sepatu di depan pintu, mama Mild memanggilku sambil menyodorkan sekantong dupa.
"Maaf, dupanya cuma sedikit tapi ambil saja," katanya.
"Terima kasih."
Aku mengambil dupa itu dan meninggalkan rumah Mild. Namun, ia kini berjalan menemaniku pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
"𝕯𝖆𝖙𝖎𝖓𝖌 𝖜𝖎𝖙𝖍 𝖙𝖍𝖊 𝖌𝖍𝖔𝖘𝖙"
HorrorKalau kalian tahu cara memanggil hantu, tolong beri tahu Gulf, ya. Gulf ingin sekalu bertemu kembali dengan Mew, hantu laki-laki yang telah membuatnya terpikat. Maka diam-diam ia pun masuk menjadi anggota klub hantu di sekolahnya. Namun, tanpa senga...