Jangan-jangan...

181 16 8
                                    

***

"Gulf, kau tidak apa-apa?" Saat aku bersandar di jendela kelas, tiba-tiba Mild mendayangiku dan meletakkan tangannya di atas keningku. "Kau tidak demam, tapi matamu tampak sayu. Kayaknya gosip itu benar."
"Gosip?!" tanyaku heran.
"Orang-orang bilang Gulf kerasukan roh jahat."
"Kenapa kau bisa tahu?!" tanyaku setengah berteriak.
"Eh, kalau begitu benar, ya?"
"Maaf... bukan aku yang kerasukan. Tapi orang yang sedang kami bahas dj klub hantu," elakku.
"Aku sudah bilang kan? Jangan masuk klub aneh itu?!" sahut Mild.
"Ada yang bilang bahwa dalam perjalanan kemari kau berteriak-teriak sendiri, dan kadang-kadang ekspresi wajahmu ikut berubah-ubah tanpa sebab," jelas Mild

Gawat! Ternyata ada yang melihatku tadi pagi.
"Sejak tadi kelihatannya kau juga melamun terus. Eh, lihat kakimu!" Mild memeluk bahuku.
"A...apa?!" Jangan-jangan di lantai ada Joss ?
"Lihat sepatu dalammu!"
"Kyaaa!" Secara refleks, ku lemparkan sepatu dalam yang melekat di kakiku.

Sepasang sepatu itu lepas, membentur meja lalu tembok. Seluruh murid yang ada di kelasku terkejut dan menoleh ke arahmu.

Lihat... di sepatu itu ada tulisan Off Jumpol, nama pemilik asli sepatu dalam yang kotor itu. Ini pasti ulah mereka. Mereka sengaja menukar sepatuku...

"Gulf, apa selama ini kau tidak sadar?" Mild memungut sepatu yang baru saja kulemparkan.
"Benar, aku memang sedang melamun," jawabku jujur. Tapi sepatu ini kotor sekali...
"Gulf, kasihan Off, kan! Lebih baik kita tukarkan sepatu ini," usul mild.

Aku terpaksa berjalan meninggalkan kelas hanya dengan memakai kaus kaki. Aku pun sadar New dan Krist sedang menatapku dengan sinis. Sebelum sampai di kelas sebelah, ternyata Off sudah menunggu kedatanganku di ujung lorong sambil memegang sepatuku.

Mild menyerahkan sepatu itu pada Off. Dengan tenang, ia mengembalikan sepatuku. Acara pertukaran kami selesai sampai di sini.
"Ooh, ternyata Gulf dan Off itu teman baik! Mereka kan masuk klub yang sana," New sengaja mengejekku, sementara Krist hanya mengangguk-angguk setuju di dekatnya. Aku tahu! Mereka sengaja ingin membuat gosip tentang kedekatan hubunganku dengan Off, agar Singto kenjauhiku.
"Hei, apa kau tidak ingin membalas?" tanya Mild kesal.

Sebenarnya aku ingin melakukannya. Tapi saat ini perharianku sedang tertuju ke tempat lain... aku terpana melihat Joss sedang berjalan santai mebgitari lorong. Kenapa ia datang kesekolah?! batinku.

"Gulf, kau melihat apa, sih?" Mild menyadari perubahan di wajahku. Sejak tadi aku menatap ke arah lorong dengan wajah pucat pasi.
"Sorry, tiba-tiba kepalakh pusing..."
"Kau mau pergi ke ruang kesehatan?" ajak Mild.
"Tidak usah," tolakku berusaha tertawa. Tapi bibirku tampak pucat.

Aduh bagaimana ya kalau saat jam pelajaran barlangsung Joss mengajakku ngobrol, tentu aku tak mau aku harus menjawabnya. Kalau tidak, ia pasti marah dan menghunuskan pisaunya. Bisa gawat, nih!

Pada jam pelajaran pertama dan kedua, aku terus gelisah memikirkan Joss. Syukurlah kedua jam itu berlangsung aman. Berikutnya, jam ketiga adalah olahraga. Aku melangkah ke ruang ganti dengan perasaan tidak tenang.

Para wanita berganti baju di kelas, sedangkan para laki-laki harus ganti di lorong. Aku selalu berganti pakaian di dekat Mild. Betapa terkejutnya aku saat Mild melepas kemejanya. Rasanya ingin pingsan ketika melihat apa yang ad di depanku... Coba lihat! Di dada Mild ada tahi lalat berbentuk bulan sabit. Kulihat sekali lagi untuk memastikan!

 Kulihat sekali lagi untuk memastikan!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"𝕯𝖆𝖙𝖎𝖓𝖌 𝖜𝖎𝖙𝖍 𝖙𝖍𝖊 𝖌𝖍𝖔𝖘𝖙"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang