Siapa Dia Sebenarnya...?

130 9 3
                                    

***

Aku terlahir di dunia ini sebelas tahun yang lalu. Tapi baru kali ini, aku mengalami pengalaman yang begitu menakutkan. Ternyata hantu juga bisa berkelahi, ya?

Paginya, kepalaku sakit luar biasa. Semalaman aku tidak bisa tidur karena sibuk memikirkan Mew. Mild memang sudah lolos dari bahaya. Tapi Joss pasti tetap mengejarku dan Mew. Bagaimana, ya? Walaupun Mew telah berhasil menyembunyikan pisaunya, tapi dendam Joss pasti tak akan hilang begitu saja.

"Semoga ia bisa kembali ke akhirat, setelah berhasil membalaskan dendamnya pada keluarga Thanatsaran," harapanku dalam hati.

"Pagi!" Terdengar suara bernada rendah di belakangku. Aku menoleh kebelakang dengan terkejut. Ternyata Singto.

"Selamat pagi!" balasku. Aku senang karena laki-laki itu menyapa ku lebih dulu.

"Kau sudah lihat hantu itu?" tamya Singto datar.

"Be...belum."

"Apa benar kemarin sepulang sekolah kau tidak melihatnya?" tanya Singto curiga.

"Apa?!" Aku terkejut. Oh, jangan-jangan Singto juga melihatku hampir diterjang Joss.

"Memang... kemarin saat pulang ke rumah, aku merasa mual dan melakukan hal-hal yang tidak wajar," elakku.

Mata Singto berkilat curiga. " Aku yakin ini semua pasti ulahmu."

"Jangan menuduh, dong."

"Ya, aku yakin kau pasti punya kemampuan memanggil hantu."

"Apa?!" Aku pura-pura kaget.

"Kalau memang begitu, kita ulangi saja ritual kemarin. Aku yakin tenaga kita akan semakin kuat."

"Aku..." Sebenarnya aku bermaksud menyatakab pengunduran diri. Tapi, di saat yang sama aku ingat pada sesuatu yang penting.

"Kalau aku bisa memanggil hantu, tentu bisa memulangkannya juga, dong!"

"Tapi, sayang, kan... kalau harus memulangkan hantu yang berhasil kupanggil," jawab Singto, kelihatan tidak setuju.

"Memang, sih."

"Aku rasa kau bisa melakukan kedua-duanya," sahut Singto.

Sesampainya di depan sekolah, Singto mengucapkan salam perpisahan dan menyuruhku datang ke pertemuan klub. Jantungku berdebar-debar penuh harapan. Kalau aku bisa memanggilnya, tentu aku bisa memulangkannya lagi! pikirku. Dengan begitu aku bisa menolong Mew! Sesampainya di kelas, aku terus melamun memikirkannya. Tiba-tiba Mild datang menghampiriku.

"Gulf, tadi kau berangkat bareng Singto, ya?"

Aku sama sekali tidak menyadari pandangan sinis Krist.

"Kalau kalian bertambah mesra, tentu kau nggak akan bisa keluar dari klub itu, kan?" celetuk Mild.

"Mungkin ini hari terakhir aku ikut pertemuan klub," jawabku jujur. Kali ini aku hanya berusaha mengumpulkan kekuatan untuk melawan Joss.

Hari ini, aku benar-benar tidak tidak bisa berkonsentrasi mengikuti pelajaran. Sejak tadi, aku terus memikirkan Joss. Pada jam istirahat, Krist dan New sibuk membicarakanku. Mereka terus melihat ke arah ku dengan sinis. Saat aku keluar kelas untuk minum, Mew tiba-tiba memanggil ku agar datang ke laboratorium.

Setelah mengamati keadaan di sekelilingku dengan seksama, aku berjalan hati-hati menuju laboratorium, berharap anak-anak di klub hantu tidak ada yang memergoki Mew.

Aku membuka pintu dan memasuki laboratorium. Angin dingin bertiup ke dalam ruangan, makin menamah ngeri suasana. Setelah menutup pintu, Mew langsung menampakkan dirinya.

"𝕯𝖆𝖙𝖎𝖓𝖌 𝖜𝖎𝖙𝖍 𝖙𝖍𝖊 𝖌𝖍𝖔𝖘𝖙"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang