Malam ini akan menjadi malam yang panjang.
Dua orang pemuda memejamkan mata tak sadarkan diri di dalam sebuah bis mini yang kotor. Beberapa bagian agak penyok karena terbentur sesuatu.
Bis mini itu benar-benar terpental dalam arti yang sesungguhnya. Lihatlah, keadannya sangat mengenaskan. Begitupun dengan manusia di dalamnya.
"Enghh.." seorang pemuda di bagian setir terbangun. Mulai membuka kelopak mata. Reflek, tangannya terangkat ke kepalanya. Meringis kecil karena merasakan sakit di bagian kepala. Pusing sekali.
Mengerjapkan mata beberapa kali, Soobin berusaha menghilangkan buram pada pandangannya. Serasa sudah normal, dia tetap tidak bisa melihat apapun. Di sini gelap sekali.
"Akh.." kepalanya berdenyut. Soobin menunduk lemas dengan tangan yang setia menyentuh kepalanya.
Seingatnya, dia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedikit cepat, lalu setirnya terbanting ke kanan. Membuat bis mini yang dikendarai terpental bersama dengan dirinya dan juga-
"Taehyun?!"
Rasa sakit di kepalanya seketika menghilang saat teringat pada Sang adik yang juga ikut bersamanya.
Tangan Soobin meraba sekitarnya. Mencari keberadaan Sang adik di dalam kegelapan.
Sekitar satu menit tak menemukan apa yang dicari, akhirnya Soobin mengambil ponsel pintar yang ada di saku celana. Entahlah, ponselnya tidak jatuh ketika ia berlari. Mungkin karena kantung celana yang ia punya cukup rapat, itulah mengapa barang yang ia letakkan di sana tidak terjatuh ataupun menghilang dengan mudah.
Senter dari ponselnya menyala. Langsung saja sinar itu menangkap Taehyun yang terpejam sempurna di depan Soobin.
Cemas melanda Soobin. Dia dengan cepat meletakkan ponselnya dengan keadaan senter yang menyala ke atas dashboard mobil. Lalu mendekat ke Taehyun, dan membawa anak itu ke pangkuannya.
"Taehyun! Bangun, Taehyun!" Ucapnya seraya menepuk-nepuk wajah milik adiknya.
Tangannya merasakan sesuatu yang lengket. Ia melihat telapak tangannya hampir terpenuhi oleh warna merah secara menyeluruh.
Bersama dengan panik hebat, Soobin meraih ranselnya di sana, membuka resleting tas hitam itu, mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menutupi luka di kepala Taehyun.
Di dapatnya sebuah perban yang masih utuh di dalam kemasannya. Tanpa berlama-lama ia mulai menggunakan perban itu untuk mengamankan luka Sang adik.
Dengan penerangan minim, ia menyelimuti luka di kepala Taehyun dengan hati-hati. Darahnya ada yang sudah mengering. Namun masih ada yang mengalir juga dari kepala Taehyun.
Soobin memberi perban putih bersih yang ia dapat, memasangnya melingkar di kepala Taehyun hingga kepala bagian atas anak itu tertutup.
Inilah mengapa dia sangat butuh ransel hitam satu-satunya yang ia miliki. Selain di dalamnya ada dokumen dan berkas penting, ada barang penyelamatan seperti perban contohnya serta ruang untuk meletakkan barang lainnya yang akan ia dapatkan nanti jika menemukan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Lose Me || TXT
FanfictionKetika suatu hal di luar nalar terjadi, ada yang berdampak buruk, ada pula yang memunculkan rasa takjub hingga kau menutup mulut tak percaya. Tapi, jika dikelilingi banyak manusia yang sudah menjadi mayat, hidup kembali tanpa sebuah jiwa, apakah it...