Hari sudah menjelang malam, dan sepasang adik kakak sedari tadi masih saja menetap di dalam ruangan berisikan banyak kardus yang tertumpuk di setiap sudut ruangan. Tadi mereka sempat merapikan beberapa kardus yang tergeletak.
"Ah, sial." Soobin mendecak. Taehyun yang sensitif dengan sedikit suara, matanya sedari tadi terpejam, terbuka perlahan.
"Taehyun-ah, apa kau lapar?"
Sudah terduga. Kakaknya, Soobin, pasti akan terus menerus lapar dimanapun kapanpun.
Taehyun mengangguk sebagai balasan.
"Tunggu sebentar," Soobin berdiri dan pergi menuju kardus kardus tersebut. Kemudian dibukanya satu persatu mencari sesuatu di dalamnya.
Sesuai dugaan, benar saja. Kardus tersebut berisi makanan kemasan seperti keripik kentang, biskuit, serta makanan kemasan lainnya.
Kemudian Soobin beralih ke kardus selanjutnya. Yang ia lihat terdapat nama merk makanan yang ia kenal, Ramen Instant.
Sementara itu, Taehyun hanya memandang Soobin sambil terduduk. Bergelut dengan pikirannya.
Soobin menoleh ke arah Taehyun, "dimana ransel kita?" Tanyanya.
Merasa pertanyaan itu ditujukan padanya, Taehyun menjawab, "aku tidak tahu."
"Bukankah ada denganmu?"
"Aku tidak membawa ransel apapun, hanya senjata yang sama denganmu, Hyung."
Soobin menyernyitkan dahi, "sepertinya aku tadi menyuruhmu untuk mengambilnya.." lirih Soobin.
"Tidak, kau tidak menyuruhku melakukan itu. Kau tadi langsung mengambil pemukul baseball kemudian langsung membawaku untuk berlari." Taehyun memperjelas sedangkan Soobin mengusap wajah frustasi.
"Lupakan itu, lebih baik kita mengisi perut kita yang sudah lapar ini." Final Soobin.
Diambilnya empat roti dan dua botol air mineral dari dalam kardus. Lalu kembali ke tempat duduk semula.
"Ini, masing-masing dua roti. Ingin makan apa lagi?" Ucapnya sambil memberi roti dan sebotol air mineral ke Taehyun.
"Terima kasih, Hyung." Ucap Taehyun menerima makanan pemberian kakaknya.
Keduanya sibuk melahap roti. Hingga akhirnya, Taehyun yang tidak ingin ada keheningan di ruangan tersebut mulai membuka suara, "Hyung," panggilnya.
Soobin yang masih sibuk mengunyah mengangkat salah satu alisnya sebagai pengganti jawaban 'ada apa?'.
"Maafkan aku,"
"Untuk apa?"
"Aku tidak membawa ranselnya.." cicit Taehyun menunduk.
Soobin menghela napas perlahan, "tidak apa, nanti akan ku ambil."
Taehyun mendongakkan kepala menatap Sang kakak. Terkejut dengan perkataan Soobin.
"Kau yakin, Hyung?"
"Tentu saja, ranselnya masih di dalam mobil itu 'kan? Sebisa mungkin aku harus mendapatkannya lagi. Di dalam situ terdapat dokumen penting dan juga perlengkapan yang sejak awal kita bawa."
"Tapi Hyung..."
"Aku saja yang mengambilnya, kau menunggu di sini. Ah, lihat saja besok.." Soobin menggantungkan kalimatnya, "kau tidur saja dulu, agar besok tidak mengantuk. Aku yakin kau lelah, Taehyun. Jangan sampai terlalu kelelahan."
Setelah Soobin berceloteh, keheningan terjadi kedua kalinya. Dan itu membuat Taehyun ingin membuka suara kembali.
"Kau tahu Beomgyu 'kan, Hyung?"
Soobin langsung menelan sisa makanannya dilanjutkan dengan minum air mineral untuk menghilangkan serat di tenggorokannya.
Soobin mengangguk, "tahu. Kenapa memangnya?" Tanyanya balik.
"Aku khawatir dengannya di keadaan seperti ini, bisa kita menjemputnya besok?"
-Han-
Yang dilakukan zombie di luar gudang tempat Taehyun dan Soobin mengamankan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Lose Me || TXT
FanfictionKetika suatu hal di luar nalar terjadi, ada yang berdampak buruk, ada pula yang memunculkan rasa takjub hingga kau menutup mulut tak percaya. Tapi, jika dikelilingi banyak manusia yang sudah menjadi mayat, hidup kembali tanpa sebuah jiwa, apakah it...