7 // Hahahalu

219 22 25
                                    

Jangan lupa voment ^^
Maaf yaa baru update:(

Ada yang nungguin aku update gaa?
Mulai ketauan nih konflik ringannya

Happy reading!
Ga Gila, Ga Seru!

*

***
Setelah kejadian kemarin, Riordan terus menampilkan senyumnya.

Kencan romantis yang dibayangkan Riordan memang gagal, tapi ia tetap gembira.

Riordan senang karena berhasil dipeluk Riska, berhasil jalan bareng Riska, berhasil berduaan yang menurutnya romantis-dalam bom bom car, membuat Riska terpentuk dan mulutnya jadi belepotan-dan berhasil juga menjalani langkah pertama pendekatannya dengan Riska.

Sekarang ini, Riordan bersiul riang di depan rumah Riska. Ia menjemput Riska, padahal tidak diminta.

Sepertinya Riordan mulai bucin dengan cewek bar-bar satu ini.

Seseorang yang muncul dari balik pintu membuat senyum Riordan semakin mengembang. Ia menyisirkan rambutnya kembali menggunakan tangan.

Dengan kepercayaan diri tingkat tingginya, ia sok cool berdeham, "Ratu Bar-bar keluar juga akhirnya."

Mengintimidasi Riordan dari atas sampai bawah, Riska dibuat geleng-geleng kepala. "Ngapain lo? Mulung? Ngemis?"

"Jemput Ratu Bar-bar," jawab Riordan santai.

"Oh, di rumah gue ga ada Ratu Bar-bar." Riska berjalan mendahului Riordan. Ia merasa Riordan salah alamat.

Riordan mendengus, "Ratu Bar-barnya itu lo!"

Mendengar itu, Riska berhenti berjalan. Ia balas mendengus.

"Gue, mah, kalem! Dah, sana lo pergi aja!" usir Riska menghempas-hempaskan tangannya.

Tidak, tidak. Tidak mungkin Riordan akan pergi segampang itu setelah pengorbanannya. Ia sudah bela-belain meninggalkan kartun kesayangannya-Spongebob Squarepants-demi berangkat lebih pagi dan menjemput Riska.

"Bodo, gue ga bakalan pergi. Apa coba kurangnya gue sampe lo ga mau berangkat bareng gue?" Riordan memasang wajah penuh percaya diri.

"Udah ganteng banget, jemput cewek ga di depan gang, ga bakal gue panggang pula!" lanjutnya, terlalu narsis memang!

Riska menunjuk wajah Riordan dan menurunkan jarinya hingga ke pangkal kaki Riordan. "Ganteng sih, jemput cewek ga di depan gang pula, tapi tetap aja gue ga mau dijemput cowok usil kayak lo!"

Usil? Riordan mendapatkan ide!

Ponselnya dikeluarkan dari sakunya, Riordan berpura-pura menelepon seseorang. "Halo, Pak? Ah, iya, saya mau ngasih tau Pak Apin kalau pas itu-"

Sontak Riska merebut ponsel Riordan dan menempelkan ponsel itu ke telinganya. "Halo Pak Apin? Jangan dengerin omongan dia, Pak! Biasa si Rio kekurangan obat."

Bukan jawaban yang Riska dapat, tetapi tawa Riordan yang keluar hingga batuk-batuk. "Lo ... uhuk, uhuk ...."

"Batuk, Pak?" sindir Riska dengan raut masam.

Setelah batuk Riordan tak lagi terdengar, ia langsung mengejek, "Hili Pik Ipin jingin dingirin-"

"Berisik!" pungkas Riska, kakinya menjauhi Riordan layaknya menghindari kuman.

Tidak tinggal diam, Riordan menarik tangan Riska ke samping motornya. "Eh, ada ular deket sepatu lo, Ris!"

Refleks Riska naik ke motor Riordan tanpa disuruh.

Ga Gila, Ga Seru!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang