5 // Jalan Bareng (1)

120 30 6
                                    

Jangan lupa voment><
Mulmednya cocok buat Riordan, awalnya benci sama Riska jadi tumbuh rasa suka😂

Happy reading!
Ga Gila, Ga Seru!


***
"Harus apa? Lama!" Riordan tak sabaran, ia sudah berpikiran negatif bahwa ucapan Riska selanjutnya akan merugikan.

Ya iyalah, Riska aja bar-bar dan julid, bagaimana Riordan tidak berpikiran seperti itu?

"Lo harus relain seragam lo! Ya ... lagian seragam doang, sih, orang kayak lo masa ga mampu beli?" jelas Riska sekalian menyindir, agar dirinya terbebas dari pilihan konyol itu.

"Boro-boro beli, itu aja nyolong jemuran tetangga." Riordan bergumam dalam hati.

Bukan ia tak mampu beli, tapi rasanya dapat yang gratisan itu lebih ... ah mantap!

"Lo pikir gue kaya banget apa? Sekalipun gue beneran kaya banget juga gue ga bakal boros! Emang kayak lo," balas Riordan tak membiarkan Riska lolos.

"Dih, udah gue bantuin juga! Gue panggil lagi Sonyanya, nih," ancam Riska. Padahal, ia juga tak mau Sonya datang, ribet urusannya!

Riordan gelagapan. Amit-amit bertemu dengan spesies semacam Sonya lagi. "E–eh kok lo ngancem gitu?"

"Ya terserah lo, sih. Gue bisa panggilin sekarang juga kalau perlu," balas Riska dengan nada menggoda.

Bukan Riordan Si Tukang Jail namanya, jika dia kehabisan ide. Tidak ada salahnya iyain dulu, lalu baru mainkan rencana, 'kan?

"Fine! Tapi ... lo nanti malem harus rapi, itu juga kalau lo ga mau nyesel," papar Riordan penuh misterius.

"Gue udah keren belum di depan dia, ya? Biar keliatan karismanya dikit gitu, kayak di pilem pilem." Riordan berpikir dalam hati.

Riska terheran, ia menduga pasti Riordan sudah merencanakan sesuatu. "Ngapain gue malem-malem rapi? Mendingan gue pake daster, tarik selimut, terus tidur dah tuh nyenyak!"

"Ribet banget hidup lo. Ntar malam juga lo tau," jawab Riordan tetap tak mau memberitahu.

Riordan menyeringai. Kejailannya kali ini akan sedikit berbeda, akan menjadi lebih menyenangkan-mungkin.

"Spoiler, kek. Nanti gue mati penasaran, terus gue gentayangin! Baru tau rasa," desak Riska memaksa Riordan memberi tahu, setidaknya petunjuk.

"Jam tujuh malam, gue chat. Ga usah bawel, ga gila, ga seru!" Riordan melangkah mundur seraya melambai-lambaikan tangannya hingga ia tak terlihat lagi di kantin.

"Gue dah beneran suka sama ni Cewek Julid kayaknya," aku Riordan dalam hati.
***
Tepat jam tujuh malam, Riordan benar-benar chat Riska.

Riordan : woi, Kang Julid!

Riska mengerjapkan matanya saat notifikasi dengan nama Riordan masuk di ponselnya. Tak menyangka Si Usil benar-benar membuktikan omongannya.

Riska : Apa, Raja Usil?!

Riordan : galak bener

Di tempat lain, Riordan senyum-senyum sendiri. Entah kenapa, ia tak sabar menjalankan rencananya.

Riska : Gaje, dah ah gue mau tidur

Riordan : lo belom rapi? Wah ngajak gelud

Ga Gila, Ga Seru!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang