{ 4 } Terungkap?

127 38 123
                                    

─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-

Collab project with:
Lucious-Lawliet & NurulAini955
Sabtu, 01 Januari 2022
00.01 WITA

"Jadi Rosa itu murid anda?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi Rosa itu murid anda?"

"Benar, pak."

"Dimana dia tinggal?"

"Menurut info yang kami dapat, dia tinggal sendiri di sebuah apartemen mewah yang dibiayai oleh pamannya, karna kedua orangtuanya sudah meninggal sekitar 2 tahun lalu."

"Apa pamannya disini?"

"Baru-baru ini saya tau, pamannya bekerja di luar negeri."

Kepala sekolah bertubuh gemuk akibat lemak berlebih itu tersenyum sambil bersedekap dada.

"Oh bagus, kalau begitu kita tutup saja kasus ini. Anggap semuanya baik-baik saja. Toh, pamannya tidak peduli. Lagipula saya juga tidak mau nama baik sekolah ini tercemar kasus pembunuhan."

Takata Honomi, selaku walikelas Akano Rosa hanya bisa menuruti perintah atasannya. "Baik, pak. Keputusan ada di tangan anda."

Sejak saat itu, sekolah mengubur dalam dalam berita kematian Rosa. Teman-teman dekat Rosa juga diminta tutup mulut dengan ancaman tidak lulus ujian jika berani membocorkannya.

Itu semua dilakukan karna kepala sekolah tidak ingin media tahu soal kasus ini dan berujung akan mencemarkan nama baik sekolahnya.

Semudah itu keadilan dipermainkan.

•️ੈ ۪۫⸙͎.' •⊰

Suasana kelas terasa normal seperti biasanya. Jam istirahat diisi dengan gosip manis dan goyangan anak-anak tiktok yang gabut di kelas. Ngga cuma itu, beberapa diantaranya bahkan sibuk prasmanan di belakang kelas, saling santap isi kotak makan dengan sendok yang sama.

Berbeda dengan yang lain, El dan teman-temannya justru memilih tempat istirahat yang anti-mainstream. Mereka memilih markas nongki di warung soto Lamongan milik pakde yang sekarang udah jadi kios rempah-rempah.

"Kazeo," panggil El, membuat pemuda Orochi itu mengurungkan niatnya untuk menyuap sesendok nasi ke mulutnya.

"Hm?"

"Lo kemaren ngevlog, kan? Lo masih simpan videonya?"

"Gue juga gatau, belum liat. Kamera gue disita polisi sebagai barang bukti. Hp gue juga mati," curhat Kazeo dengan wajah lesu. Pasalnya, histori chat dengan pacar gelapnya pun ikut raib bersama dengan kenangan indahnya.

Asek.

"Lo ingat kondisi Rosa waktu di dalam lemari?" Yuuto ikut bertanya.

Kazeo mengernyitkan dahi sambil menatap langit-langit. "Gue nggak liat jelas karna keburu lari. Gue cuma ingat kalo lehernya luka."

"Gimana, gimana?"

"Iya, Yut. Di leher bagian kiri, agak kedepan dikit."

Semuanya terdiam. Hanya seruputan mi ayam Naoto yang terdengar.

"Hmm, mungkin ga sih kalau pelakunya ada diantara kita?"

"Ga mungkin. Karna malam itu kita semua ada di satu ruangan yang sama, kan?" pertanyaan Nakoto ditepis langsung oleh El. "Pasti ulah hantu."

"Gue ngga berpikir gitu sih," sangkal Yuuto. "Tapi gue setuju sama Nakoto. Pelenyapnya ada di antara kita."

"Maksud lo?"

"Ntahlah. Tapi..." Yuuto memberi jeda. "Kalian pernah liat orang nyembelih ayam?"

"Tau lah. Tante gue kan penjual ayam tiren," sahut Kazeo. Ini serius, nak.

"Nah. Pembunuhnya pasti pakai teknik itu untuk melenyapkan Rosa. Kalian tau? Menyayat urat nadi adalah cara membunuh yang paling cepat, contohnya aja nyembelih ayam. Dengan begitu, korban nggak bakal bisa memberontak apalagi teriak minta tolong. Dan itu bisa dilakukan pelaku selagi kita fokus pada permainan," Yuuto berargumen.

"Tapi kita semua ada di dalam kelas, kan?"

"Iya. Kayak yang gue bilang tadi, saat kita semua fokus ke game, itulah kesempatan emas buat pelaku melenyapkan Rosa. Kita bisa aja nggak sadar, kapan dia keluar dari kelas karna semua lampu dimatikan."

"Tau darimana lo soal teori membunuh dengan cara cepat? Gue pikir cuma mateMATIka doang yang ada cara cepatnya," ujar Nakoto, terkesan mencurigai.

"Karna gue pintar. Kalo gue tolol ya ngga bakal jadi ketua OSIS," ketus Yuuto. "Oh iya! Apa kalian ingat siapa yang keluar paling akhir?"

Semuanya terdiam.

Bagaimana bisa mereka mengingat siapa yang terakhir keluar. Belum selesai mantra penutup dibacakan, petir menggelegar membuat mereka lari tunggang-langgang tanpa peduli siapapun.

"Gue tau!" celetuk Naoto.

Kazeo terkejut sampai tersedak susu saat minum.

"Apa?"










"Nururu yang terakhir pulang."

-tcb-

✨HAPPY NEW YEAR✨

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang