{ 5 } Siapa impostornya?

72 18 6
                                    

─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-─ׅ̈́̈́-

Collab project with:
Lucious-Lawliet & NurulAini955
Sabtu, 08 Januari 2022
23.25 WITA

---

El menatap datar. "Serius, njir. Lo kan ngga ikutan main! Sok tau aja lo."

Naoto tertawa puas. "Bercanda. Habisnya serius banget."

"Udah masuk jam selanjutnya nih. Kita bahas lagi ntar sore. Lagian besok minggu, tidur di kosan gue malam ini juga gapapa," kata Kazeo.

"Ogah. Kosan lo berisik njir. Banyak banget kucing kelahi tengah malam," tolak El mentah-mentah. "Kita udah janjian di rumah Xiel, udahlah disana aja. Bapaknya kan sultan, cuy. Makan enak ntar."

"Setuju."

•️ੈ ۪۫⸙͎.' •⊰

Sorenya...

Rumah Jjoxiel memang tidak pernah kehabisan stok makanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah Jjoxiel memang tidak pernah kehabisan stok makanan. Mungkin rencana diskusi hari ini bakal jadi acara BBQ. Apalagi kalau ada Kazeo.

"Daebak!!" ucap Kazeo menirukan bahasa Korea Jjoxiel yang berarti keren. "Padahal makanan lo kayak di restoran gini, tapi badan lo kok gak gemuk gemuk sih? Kek bambu layangan aja."

Jjoxiel merotasikan bola matanya malas.

El memukul tengkuk Kazeo, membuat pemuda Orochi itu meringis kesakitan. "Jangan lupa, kita kesini buat diskusi. Bukan mukbang."

"Iya iya!" Kazeo mendengus kesal. El mah dikit-dikit main tangan. Tapi lebih baik sih, daripada Kazeo dikit-dikit main hati. Eakk.

El menebar pandangannya ke kumpulan manusia yang duduk di sofa melingkar disana. Semuanya hadir, namun seorang tak terlihat batang hidungnya, Miku.

"Miku kemana?" tanya El.

"Ada urusan," jawab Loly.

"Urusan apa?"

Loly menggeleng. "Wakannai."

"Iya, jadi sekarang darimana kita harus bahas masalah Rosa?" tanya Nururu lalu meneguk sakenya.

"Entah. Sejujurnya gue jadi ragu mau mulai diskusi." Nakoto berucap sembari menyeruput susu kotaknya. Fyi, meskipun teman-temannya minum sake, dia tetap milih minum susu.

"Kenapa?" Kazeo mengernyitkan dahi.

"Kayak yang Yuuto bilang di sekolah tadi. Entah kenapa gue jadi yakin kalau pelakunya ada diantara kita."

Yuuto menjentikkan jari kala menyadari sesuatu. "Game bunshinsaba yang kita rencanakan..."

Butuh waktu beberapa saat bagi otak mereka untuk mengerti. Tapi sayangnya nggak ada yang peka, atau mungkin pura-pura nggak peka.

"Bukannya dia bilang kalau apartemennya kosong waktu dia pergi? Berarti gak ada yang tau kepergiannya, kan?"

"Trus trus?" El terpancing untuk berghibah.

"Yang tau kepergian Rosa cuma kita. KITA," ucap Yuuto dengan penekanan di akhir kalimat, menandakan pentingnya makna dibalik itu. "Berarti memang bener kalau pelakunya ada diantara kita."

"Oh bener!" Nururu kali ini buka suara. "Rencana game itu cuma kita doang yang tau."

"El bilang, gak mungkin kalau kita berenam yang pelakunya, karna kita ada di satu ruangan yang sama dengan Rosa. Gimana kalo gue curiga sama seseorang yang GAK hadir malam itu?" ungkap Yuuto blak-blakan.

Sontak mereka pun memandang Loly aneh. Sebab manusia dengan mata ditutup sebelah itu memang tidak hadir malam itu.

"Apaan?" Loly menatap risih. Sejak tadi dirinya sibuk membalik daging, kenapa tiba-tiba ditatap seperti itu? Aneh, pikirnya.

"Apa alasan lo nggak datang malam itu?" Yuuto bertanya, terkesan mencurigai.

"Lembur. Xiel tau kalo aku di toko malam itu," jawab Loly. Entah jujur atau tidak, tapi satu hal yang pasti, dia memang bekerja di toko kue dan bisa menjadi alibi yang bagus untuk membuktikan jika bukan dia pelakunya.

Atensi Yuuto beralih ke Jjoxiel, ingin kejelasan atas pernyataan Loly. "Apa itu bener?"

"Iya. Gue yang antar dia pulang dari toko, kita papasan di jalan," jawab Jjoxiel.

"By the way, Naoto juga nggak datang, kan?" Nakoto langsung menyadari begitu melihat pemuda di sampingnya itu membisu.

Oknum bernama Naoto itu langsung tegang. Entahlah, dia selalu tegang saat disuruh menjawab pertanyaan. Bahkan saat ditanya siapa yang kentut di kelas, padahal memang bukan dia.

"Malam itu gue sendiri yang jemput Naoto, tapi papanya ngelarang dia buat pergi malam," ujar Yuuto, membuktikan kalau Naoto memang bukan pelakunya.

Suasana menjadi hening. Yang tidak datang malam itu, sejauh ini tidak ada yang mencurigakan. Namun salah seorang segera menyadari.















"Miku juga, kan?"

-tbc-

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang