Gadis di atas ranjang tersebut membuka matanya dengan gerakan cepat, pandanganya menyapu ke sekeliling ruangan yang memperlihatkan nuansa putih. Tiba tiba saja pandanganya teralihkan ke arah laki laki yang baru saja membuka pintu ruangan, wajahnya terbilang benar benar sangat tampan sehingga hampir membuat hati gadis tersebut sedikit bergetar.
"Lo udah bangun?" Tanyanya yang kini sudah berada di samping ranjang gadis tersebut.
Gadis tersebut segara bangun dari posisi tidurnya karena terkejut. Gadis tersebut ingat bahwa saat itu dirinya mengalami kecelakaan pesawat, dan sekarang kenapa dia berada di ruangan kesehatan yang berada di sekolah bahkan kini pakaianya berubah menjadi seragam.
"Gu-gua kenapa? Lo siapa?" Gagu gadis tersebut.
"Latasha, lo jangan bercanda. Ini gua Sevan, gua gak sengaja nimpuk pala lo pake bola basket."
Latasha, gadis tersebut kini mengerutkan keningnya ke arah lelaki di hadapanya. Latasha jelas saja tidak pernah mengenal lelaki tersebut, apalkagi sekarang lelaki trsebut berbohong bahwa dia hanya terkena bola basket. Nyatanya Latasha mengalami kecelakaan yang lebih besar dari sekedar terkena bola basket.
"Lo yang jangan bercanda, gua gak pernah kenal lo. Ah-- apa tadi lo bilang? Bola basket?" Latasha tertawa pelan sebagai jeda di dalam kata katanya, permasalahanya lelaki di hadapannya benar benar berbohong dengan alasan yang sangat lucu. "Gua kecelakaan pesawat asal lo tau." Lanjut Latasha dengan lantang.
Wajah lelaki di hadapan Latasha kini sudah berubah menjadi sangat datar, dalam pikiranya dia sedang di permainkan sekarang ini. Jadi yang keluar dari mulutnya hanyalah suara decakan kesal.
"Trik apa lagi yang lagi lo mainin, gua gak akan pernah ketipu sama permainan lo. Gua pergi, lo lanjutin sana drama lo yang gak jelas." Nadanya benar benar sangat ketus sekarang ini, belum sempat Latasha membuka mulutnya lelaki tersebut kini sudah melesat keluar. Ini membuat emosi Latasha meningkat, sejak kapan Latasha akan memainkan trik kepada orang asing.
Saat Latasha baru saja turun dari ranjang yang di tempatinya pintu kembali terbuka, berpikir bahwa itu adalah lelaki yang sama Latasha lantas segera melemparkan bantal ke arah pelaku pembuka pintu.
"Latasha! Lo ngapain gua!"
Bukannya terdengar suara pria yang di dengar oleh Latasha adalah suara wanita yang membuat dia terkejut, ketika kepala Latasha mendongak yang di temukanya adalah perempuan asing yang tengah mengusap wajahnya yang memerah.
"Maaf, gua kirain laki laki tadi." Cicit Latasha karena merasa tidak enak.
"Laki laki tadi? Sevan maksud lo? Gila ya lo, sejak kapan lo berani nimpuk Sevan. Lo kan ngebet sama dia, ada setan apaan nih?"
Tidak paham maksud dari perempuan di hadapannya Latasha kini menatap dalam dalam perempuan di hadapanya, Latasha jelas saja juga tidak mengenal perempuan di hadapannya. Tetapi kenapa perempuan tersebut bertindak seolah olah dia mengenal lama Latasha? Juga, apa apaan maksud dari kata kata perempuan di hadapannya? Dia menyukai lelaki mengesalkan seperti tadi? Jangan bermimpi! Latasha bahkan tidak pernah menyukai seseorang di hidupnya!
"Lo siapa?" Ketus Latasha.
"Jangan gila, ini gua Aqueena. Temen lo."
Latasha tertegun sebentar ketika mendengar jawaban dari Aqueena, Latasha yakin pernah mendengar nama tersebut dari suatu tempat.
'Sevan? Aquenna?'
Di tengah tengah kebingunganya Latasha merasa kepalanya kini berdengung keras, tanganya kini menekan kepalanya yang sakit dengan sedikit kekuatan. Tiba tiba saja beberapa ingatan seperti mencoba memasuki kepala Latasha dengan paksa, tetapi Latasha jelas tahu bahwa semua ingatan tersebut bukan berasal dari dirinya sendiri. Ingatan tersebut seolah olah memberitahukan keberadaan Latasha tentang keberadaannya sekarang ini. Latasha sekarang memasuki dunia buku, terlebih lagi buku tersebut baru saja Latasha baca beberapa hari yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
script changes
Teen Fiction[di update setiap hari senin] Latasha ingat bahwa dia mengalami kecelakaan pesawat, tetapi bagaimana bisa ketika dia membuka mata dia malah memasuki dunia novel. Terlebih lagi novel tersebut adalah novel yang di hadiahkan oleh ibunya. ----- "Lo udah...