Saya mau nanya, di part part sebelumnya saya pernah ngasih tau nama ayah Latasha tidak? Kalau pernah bisa kalian comment biar saya revisi. Terimakasih
.......
Latasha menatap dirinya di depan cermin dengan sedikit mencibir di karenakan baju yang ia pakai terlalu feminim, awalanya dia hendak memakai pakaian dengan setelan celana. Tetapi ketika Arzenna melihat pakaian yang di kenakan Latasha amarahnya pun dengan cepat keluar, tanpa basa basi Arzenna memilihkan pakaian yang harus di pakai oleh Latasha dengan penuh paksaan.
"Bagaimana?" Ketika tengah larut dengan tampilanya Arzenna muncul dan bertanya dengan wajah tanpa ekspresi. Latasha menoleh dan mau tak mau mengangguk pelan sebagai persetujuan. Melihat Latasha yang terlihat setuju Arzenna pun segera menyodorkan lip balm dan juga sebuah lipstick.
"Untuk apa?" Bingung Latasha.
"Pilih salah satu dan pakai, ibu akan meninggalkanya di sini. Jangan berpikir terlalu lama, dan segera turun. Kami menunggu." Setelah mengatakan hal tersebut Arzenna meletakkan kedua bernda tersebut di atas meja rias milik Latasha sebelum akhirnya Arzenna benar benar pergi dari ruangan Latasha. Sedangkan Latasha yang baru saja di tinggalkan Arzenna kini menjadi terjebak dalam dilema.
Tentu saja Latasha tidak ingin memakai keduanya, tetapi Latasha tidak ingin membuang buang tenaga hanya untuk membantah. Jadi keputusanya jatuh kepada lip balm dan mulai memakainya dengan asal. Setelah merasa siap Latasha memakai sepatu heels tinggi yang telah di siapkan Arzenna.
Merasa sudah siap Latasha bergerak dengan sedikit kesusahan karena heels yang di pakai olehnya, ketika Latasha sudah berhasil menuruni beberapa anak tangga kedua orang tuanya sudah berada di dalam moobil dan menunggu kedatangan Latasha. Mempercepat langkahnya Latasha kini memilih masuk ke dalam mobil tanpa berucap sepatah kata apapun. Siapa sangka hari akan berlalu dengan cepat yang membuat Latasha terjebak dengan pertemuan ini.
Tetapi Latasha merasa tidak terlalu buruk dengan pertemuan ini, karena hanya dengan pertemuan ini Latasha bisa berinteraksi dengan orang tua tubuh asli. Hal jni juga membuat Latasha menjadi rindu dengan kedua orang tuanya sendiri. Juga, ketika datang dalam acara pertemuan pasti selalu ada banyak hidangan makanan yang membuat Latasha menjadi sangat senang.
Latasha memperhatikan Arzenna dengan iri karena kini ibunya sendiri tengah menyesap sekotak susu cokelat, jika di pikir pikir tubuh asli dengan Arzenna memang memiliki selera yang sama. Untuk menghilangkan keinginanya pada sekotak susu Latasha memilih untuk melihat ponselnya.
Ketika Latasha berhasil membuka kunci pada ponsel matanya menemukan notifikasi permintaan pertemanan pada aplikasi chatnya. Jadi jarinya dengan cepat bergerak untuk membuka aplikasi chat bewarna hijau dengan kening sedikit mengerut. Ketika melihat nama pengguna mata Latasha menjadi sedikit berkedut dan memilih untuk menolaknya. Tidak ada yang menarik lagi dengan ponselnya Latasha akhirnya memilih mematikan ponselnya dan terus memperhatikan Arzenna yang masih asik menghabiskan sekotak susu.
.......
Kaki Latasha baru saja menapaki pekarangan rumah yang terlihat sangat lebar dengan mata berbinar, di kehidupan nyatanya Latasha hanya bisa memperhatikan rumah seperti ini di dalam film film yang sering di tontonya.
"Ayo masuk." Interupsi Arzenio - ayah sang tubuh asli yang di turuti keduanya, baru saja Latasha mengambil beberapa langkah sebelum tiba tiba Arzenna mengenggam tangan Latasha dengan erat yang membuat Latasha menghentikan langkahnya. Tanpa menjelaskan apa apa Arzenna segera menarik tangan Latasha sebagai pertanda untuk membuat Latasha kembali melanjutkan langkahnya. Tetapi karena hal ini membuat Latasha menjadi sangat canggung dan tidak terbiasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
script changes
Ficção Adolescente[di update setiap hari senin] Latasha ingat bahwa dia mengalami kecelakaan pesawat, tetapi bagaimana bisa ketika dia membuka mata dia malah memasuki dunia novel. Terlebih lagi novel tersebut adalah novel yang di hadiahkan oleh ibunya. ----- "Lo udah...