Untuk paragraft chat akan saya ubah di part ini yya. Jadi mohon pengertianya. Yang semula cuma paragraft chat biasa akan mulai menggunakan tanda "[" dan "]". Contoh: [me: ya].
......."Tapi lo juga selalu bawa kotak susu dari kulkas pagi pagi!" Teriak Raka mengejutkan Semuanya yang membuat Rico dan Kenzo mengelus dada karena terkejut.
"Pagi pagi? Lo selalu bawa buat apa?" Tanya Sevan yang tertuju pada Kenzo. Suasana yang tadinya ricuh kini berubah menjadi sangat aneh karena pertanyaan dari Sevan yang abstrak.
"Lo tau jawabanya, gua gak akan jawab." Balas Kenzo menanggapi dengan tenang, Latasha yang melihat ini hanya bisa menghembuskan nafas pelan sembari menyandarkan punggungnya dan hanya menonton semuanya. Tanganya juga diam diam memilih meraih satu kotak susu di meja yang entah milik siapa dan meminumnya dengan santai.
Di tengah tengah keadaan aneh yang berlangsung, suasana menjadi pecah di karenakan ponsel Raka yang terus berbunyi. Dengan cepat Raka melihat ponselnya dan memilih menolak panggilan sebelum akhirnya Raka beranjak dari tempatnya dengan malas.
"Gua duluan, ada urusan dengan hati." Kekeh Raka lalu pergi meninggalkan ruangan sembari bersiul pelan. Semua yang melihat kepergian Raka hanya bisa memaklumi tingkahnya dan sudah menebak apa yang akan terjadi lagi kali ini. Tentu saja terkecuali dengan Latasha.
"Bos, komputer di atas gua pinjem sebentar. Kenzo, bantu gua cepet." Ujar Rico dengan tergesa gesa lalu keduanya segera beranjak ke atas meninggalkan Sevan dan Latasha berdua.
"Temen temen lo sibuk banget kayanya." Komentar Latasha yang hanya di respon acuh oleh Sevan.
"Lo gak curiga sama mereka?" Tanya Sevan mengalihkan pembicaraan yang masih membuatnya penasaran setengah mati.
Latasha menoleh dan menggeleng, "Sebenernya gua gak terlalu penasaran sama pelakunya, pelakunya juga gak ngeganggu gua. Juga, gimana kalo ternyata bukan mereka, melainkan orang lain. Lo bayangin ada berapa murid murid di sekolah? Banyak."
Penjelasan Latasha tentu saja tidak membuat Sevan puas, Sevan sangat kesal karena hanya dia yang sangat penasaran sengan hal ini. Tentu saja sekarang Sevan telah memasukkan Kenzo ke dalam daftar kecurigaanya, awalnya Sevan hanya ingin menyerahkan tugas ini pada Kenzo. Tetapi karena keadaanya seperti ini tidak ada pilihan lain bagi Sevan untuk mencaria tahu sendiri.
Tiba tiba saja ponsel Sevan berdering yang menampilkan nama pengguna ibunya, Latasha yang tak sengaja melihat ini pun menegakkan badanya dan menatap ke arah Sevan yang baru saja menekan ikon hijau pada ponsel.
"Sudah selesai?" Tanya Sevan sembari terkekeh pelan.
"Ya, cepat bawa kembali Latasha dasar anak nakal. Kecil kecil sudah menjadi penculik."
Mendengar hal ini Latasha dan Sevan mau tak mau menjadi tertawa dengan puas, tetapi tetap saja hati Latasha juga menjadi sedikit iri karena hal ini. Tiba tiba saja Latasha menjadi merindukan kedua orang tuanya di dunia nyata, tawanya berhenti ketika mengingat bahwa dia tidak akan pernah bisa lagi bertemu dengan keduanya.
Latasha tidak bisa lagi melihat ibunya yang selalu membawakan sekotak susu untuknya, tidak bisa melihat ayahnya yang selalu melontarkan candaan kepadanya.
"Lo gak mau pulang?"
Latasha sedikit terkejut dengan suara Sevan yang tiba tiba masuk ke pendengaranya, nampaknya Sevan baru saja mematikan sambungan dan tersadar dengan Latasha yang tengah melamun.
"Eumh, ayo pulang."
Latasha bangkit dari tempatnya di susul dengan Sevan, mendadak perasaan hampa menghampiri Latasha. Di atas motor hanya ada kesunyian di antara keduanya. Terkadang Sevan akan mengoceh dan Latasha hanya akan membalas satu atau dua kata yang menurutnya penting. Sevan tentu saja merasakan perubahan pada Latasha, tetapi dia tidak tahu penyebabnya dan dia juga tidak ingin bertanya lebih jauh dan memilih untuk kembali diam.
![](https://img.wattpad.com/cover/263655785-288-k277978.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
script changes
Teen Fiction[di update setiap hari senin] Latasha ingat bahwa dia mengalami kecelakaan pesawat, tetapi bagaimana bisa ketika dia membuka mata dia malah memasuki dunia novel. Terlebih lagi novel tersebut adalah novel yang di hadiahkan oleh ibunya. ----- "Lo udah...