lembar ketiga

1.9K 259 13
                                        

Di karenakan ada bagian cerita yang error dan hilang, saya mempublish ulang cerita ini dengan versi yang lebih benarnya. Maaf atas ketidak nyamanan kalian.

.......

Suasana kantin sekolahan benar benar sangat ramai dan juga gaduh, beruntungnya Latasha dan Aquenna yang masih bisa mendapatkan makanan mereka. Jika saja mereka bergerak terlambat maka stok makanan akan hanis dengan cepat.

"Jadi, mau duduk dimana? Semua penuh." Ujar Aqueena yang hanya di acuhkan Latasha, setelah Aquenna membuat Latasha berada di luar kelas dia masih bisa bersikap seperti biasa kepadanya? Sungguh menyebalkan. Melihat meja kosong di bagian ujung Latasha pun mulai mengembangkan senyumnya.

Latasha bergerak dengan tergesa gesa, takut bahwa meja itu akan segera di pakai seseorang. Beruntungnya Latasha, tidak ada seorang pun yang tertarik dengan meja ini. Jadi Latasha bisa duduk dengan nyaman, ketika melihat Latasha duduk Aquenna memberikan reaksi kaget.

"Lo serius pengen duduk di sini?"

Lagi, Latasha tidak peduli dengan perkataan Aquenna, tanganya bergerak untuk melahap makananya dengan santai.

"Ck, udah gua duga kalo lo gak akan bisa jauh jauh dari lelaki pujaan lo." Sengit Aquenna yang membuat Latasha menoleh dan menatap Aquenna dengan malas

"Gua cuma makan di sini, kenapa jadi lo sangkut paut-in sama Sevan?" Latasha mulai menulikan pendengaranya lagi dan melanjutkan makanya yang tertunda. Menghela nafas, Aquenna mulai pasrah dan ikut duduk. Cara makan Aquenna nampak tergesa gesa dan sesekali melirik ke arah pintu masuk kantin. Latasha memutar kedua bola matanya dan berdecak sebal karena terganggu dengan kegiatan Aquenna.

Baru Latasha akan membuka mulutnya Aquenna malah bangkit dari tempatnya dan mengangkat nampan dengan senyum tipis.

"Sebaiknya lo cepet, dan gua gak bakal nungguin lo selesai. Gua pergi, ide lo bener bener ngebuat gua gila kali ini." Ketus Aquenna lalu pergi meninggalkan Latasha yang tengah memandang Aquenna dengan tatapan bingung. Sebenarnya siapa yang harus marah kali ini? Dia atau Aquenna!

Mengerucutkan bibirnya, Latasha kini kembali memakan makananya. Belum juga dia mulai larut dalam kegiatanya, beberapa siluet pakaian berada di depan mejanya.

"Woah, trik lo makin berani aja ya sekarang."

Sedikit mengadahkan kepalanya Latasha melihat lelaki asing yang tengah menggodanya, melihat beberapa laki di sampingnya Latasha menemukan kebaradaan Sevan yang memasang wajah datar.

"Gua cuma makan, trik apaan maksud lo." Ketus Latasha yang membuat beberapa lelaki tersebut saling pandang dengan bingung, setahu mereka Latasha selalu berbicara dengan malu malu kepada mereka tetapi sekarang kenapa keberanian seperti muncul di dalam diri Latasha.

"Lo kan bisa makan di tempat lain selain di meja kita." Cetus salah satu lelaki yang berdiri di bagian belakang.

Latasha menghembuskan nafas kesal lalu tersenyum tipis, "lo buta? Semua meja penuh. Cuma ini meja yang tersisa, kalaupun ini meja lo harusnya lo kasih nama biar gua tau."

Mendengar kata kata Latasha beberapa lelaki tersebut nampak tertawa dengan keras seolah olah ada yang lucu di dalam ucapan Latasha. Berbeda dengan Sevan yang kini hanya menatap sekeliling dengan bosan.

"Lo udah berapa lama sekolah di sini? Setiap murid di sini juga tau kalo ini meja kita."

Latasha sekarang merasakan sakit di ulu hatinya, Latasha benar benar melupakan fakta bahwa sekarang dia menempati tubuh orang lain. Tiba tiba saja hasrat Latasha untuk mengakhiri hidupnya sendiri kini mulai meningkat dengan cepat, tidak mau mempermalukan dirinya sendiri lagi Latasha memegang nampan dan mulai berdiri.

script changesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang