lembar duabelas

746 131 15
                                    

An: Tolong! Author udah pernah nulis kelas Latasha gak? Kalo udah pernah tolong di comment ya dia kelas berapa! Author lupa, jadi sementara author tulis kelas 11 SMA. Kalau salah nanti author ganti, kalo gak ya bakal di lanjut wkwkwk.

____

Ketika Latasha baru saja hendak memasuki kelas seseorang tiba tiba saja menarik tanganya yang membuat langkahnya terhenti. Ketika menoleh Latasha menemukan Sevan yang berdiri dengan senyum tipis miliknya.

Latasha yang awalnya hendak bertanya kini kembali mengatupkan bibirnya di karenakan Sevan yang tiba tiba saja menyodorkan sekantung plastik ke arah Latasha.

"Buat lo." Ujar Sevan tanpa basa basi.

Latasha mengerutkan keningnya dengan perasaan campur aduk, tetapi tanganya tanpa sadar tetap menerima kantung pelastik yang di berikan oleh Sevan. Melihat isi di dalamnya sebentar, Latasha melihat bahwa di dalamnya terdapat sekotak susu dan juga sepotong roti isi.

Latasha menatap Sevan dengan curiga, tentunya Latasha senang mendapatkan sarapan dengan gratis tetapi perilaku Sevan akhir akhir ini tetap membuat Latasha penasaran akan sesuatu hal. "Kenapa lo harus repot repot ngasih ini?"

"Menurut lo karena apa?"

Latasha hampir saja berkata spontan bahwa Sevan menyukainya, tetapi perkataanya terpaksa Latasha telan secara bulat bulat karena takut Sevan berpikir bahwa dia masih menyukainya. Sevan yang melihat perilaku Latasha kini tidak bisa menahan kekehan yang keluar dari mulutnya, tanganya tergerak untuk meng-acak acak rambut Latasha dengan gemas.

Latasha yang merasa tangan Sevan berada di atas kepalanya tidak bisa menahan diri untuk tidak menepis tangan Sevan dengan mata yang kini penuh ancaman kepada Sevan. Seolah olah pandangan matanya meng-isyaratkan jika Sevan berani menyentuh kepalanya lagi maka Latasha akan menghabisinya.

Tetapi Sevan tidak peduli dengan pandangan Latasha, bibirnya hanya terus menyunggingkan senyum kepada Latasha. "Lo bisa tebak pertanyaan dari gua kapanpun lo mau, kalau lu dapet jawabanya nanti lo bisa kasih tau gua. Biar gua tau, jawaban lo salah atau benar."

"Gua cuma mau ngasih lo itu aja, lo bisa masuk kelas. Gua pergi." Tambah Sevan sebelum akhirnya Sevan berbalik pergi dengan tangan yang terus melambai seolah olah menunjukkan perpisahan kepada Latasha.

Latasha yang melihat kepergian Sevan hanya bisa menghela nafas lelah, tanganya tergerak untuk menyentuh kepalanya dengan gerakan kikuk. Sialnya Latasha sendiri merasa sedikit nyaman atas sentuhan Sevan di kepalanya tadi, dan Latasha membenci perasaan tersebut.

Menetralkan pikiranya Latasha memutar badanya dan memilih melangkah memasuki kelas, betapa terkejutnya Latasha ketika melihat beberapa murid di kelas berada di sekitaran jendela. Latasha curiga bahwa beberapa murid tersebut memperhatikan perilaku dia dan Sevan. Tetapi Latasha terlalu malas untuk bertanya, terlebih lagi ketika melihat sorot wajah mereka yang terlihat ketakutan.

Jadi, tanpa basa basi Latasha melangkah ke tempatnya sendiri dan melihat Aquenna yang tertidur nyenyak dengan earphone yang terpasang di telinganya. Beberapa murid di kelas yang melihat Latasha mengacuhkan mereka hanya bisa menghela nafas lega, mereka kembali ke tempat masing masing. Tetapi tangan mereka tergerak untuk segera meluncurkan berita yang di lihat mereka melalui forum seluruh sekolah.

[Gua gak percaya kalo Sevan menunggu Latasha dan memberikan Latasha sesuatu pagi ini! Tidak hanya itu saja! Sevan bahkan mengusap kepala Latasha pagi ini?? Ada apa dengan Sevan? Apakah Latasha sudah berhasil membuat Sevan suka kepadanya? Ah! Ah! Ah! Tidak! Sevan adalah milikku!]

Komentar 1: heh? Jangan menyebarkan rumor yang tidak jelas. Gak mungkin Sevan dekat dengan Latasha!

Komentar 2: Siapa sih yang menulis ini? Anak dari kelas Latasha ya? Jangan jangan temanya!

Komentar 3: halo komentar 2 dan 3, tapi kami seluruh kelas 11 IPA I juga sudah melihatnya!

Komentar 4: apa? Tidak! Sevanku tidak mungkin berselingkuh dari gua! T~T

Komentar 5: Bahkan mengusap kepalanya? Heol! Sevan tidak mungkin melakukan itu!

Komentar 6: Apakah mereka sudah bersama sekarang?

Komentar 7: Heh? Gua menentang ini! Mereka gak cocok! Juga komentar komentar bualan di atas, jangan mengaku ngaku kalau Sevan milik kalian! Menjijikan.

Komentar 8: Halo komentar 7, kenapa lo menentang hubungan keduanya? Lo juga suka sama Sevan kan? Gak usah berkomentar bahwa seolah olah kamu tidak pernah mengaku bahwa Sevan milikmu! Dari sifat posesivmu saja sudah tertebak!

Komentar 9: Gua sedikit setuju dengan komentar 7, Gua juga menolak hubungan keduanya! Putuskan hubungan keduanya!

Komentar 10: Mungkin ini sedikit di luar dari topik, tetapi gua melihat murid baru dari kelas Sevan. Wajahnya benar benar cantik! Tetapi yang membuatnya terlihat menyebalkan matanya terus saja melirik ke arah Sevan!

Komentar 11: hah? Siapa dia? Dateng dateng langsung lirik lirik pacarku!

Berita tersebut dengan cepat menyebar ke seluruh kelas tanpa Latasha sadari dan menjadi kacau, Latasha yang tidak menyadari apa apa hanya bisa menikmati sebungkus roti di tanganya serta menyesap sekotak susu dengan wajah berseri seri.

.......

Seorang gadis duduk di tempatnya dengan tenang, Nazella, nama gadis tersebut kini terus memperhatikan Sevan yang hanya berjarak dua bangku dari tempatnya duduk. 

Hatinya nampak berseri seri kala membayangkan dirinya berkencan dengan lelaki berwajah tmapan tersebut, tetapi Nazella berdecak kesal karena nampaknya Sevan lebih tertarik berbicara dengan teman temanya  di bandingkan untuk memperhatikan dirinya.

Menurut ingatan Nazella seharusnya sejak dia memperkenalkan diri di depan dia sudah bisa menarik perhatian dari Sevan. Lalu mengapa sekarang Sevan bahkan tidak meliriknya sedikitpun?

Nazella mengacuhkan guru yang tengah mengajar dengan wajah masam, tetapi selanjutnya dirinya kembali tersenyum kala melihat Sevan dan teman temanya kini menatap ke arah dirinya. Ketika bertatapan dengan mata Sevan, Nazellaa memberikan senyum termanisnya agar Sevan bisa mendekatinya lebih mudah.

Tetapi Sevan tidak membalas senyumanya melainkan masih memasang wajah tanpa ekspresi ke arah Nazella. Bahkan kini Sevan kembali memfokuskan pandanganya kepada teman temanya kembali.

Tetapi hal ini cukup bagi Nazella, setidaknya sekarang ini Sevan sudah meliriknya. Ketika bel istrirahat berbunyi Nazella menegakkan punggungnya untuk bersiap siap menunggu kedatangan Sevan.

Menurut ingatanya Sevan akan menyapa dirinya ketika bel istirahat berbunyi, lalu keduanya akan berbincang bincang dan menghabiskan waktu berasama. Mata Nazella membelalak ketika melihat Sevan hendak keluar dari kelas, jadi tanpa berfikir Nazellaa berlari dari tempatnya untuk menghadang langkah Sevan di depan pintu kelas.

Nazella dengan berani menatap Sevan dengan senyuman yang tercetak di wajahya. "Hai, nama gua Hazelia. Nama lo?"

Sevan mengerutkan keningnya dengan tidak suka atas pergerakkan dari Nazella yang menurutnya mengganggu. 

"Minggir." 

Wajah Nazella memucat ketika balasan dari Sevan terdengar, selama beberapa detik dirinya mencerna perkataan Sevan dengan lamat. Nazella menggigil ketika melihat Sevan menatap tajam dirinya, jadi tanpa sadar tubuhnya menyingkir dari hadapan Sevan.

"Kenapa .... kenapa berubah?" gumam Nazella ketika melihat Sevan berlalu dari hadapanya.

.......


script changesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang