lembar tiga belas

680 120 15
                                    

Setelah selesai membaca, jangan lupa untuk membaca semua Author note yang saya sampaikan di bawah^^. Happy reading-!.

____

"Lo tau sekarang ada murid baru yang jadi pembicaraan satu sekolah?" tanya Aquenna ketika keduanya baru saja berjalan membawa nampan berisi makanan yang di pesan oleh mereka.

Latasha menoleh menatap ke arah Aquenna, pikiran Latasha mulai tertuju kepada satu orang. Siapa lagi kalau bukan Hazellia? Tentu saja karena Hazellia yang di ceritakan akan menjadi murid baru di dalam cerita ini. Hanya saja Latasha tidak pernah berpikir bahwa Hazellia akan datang secepat ini.

Meskipun Latasha terkadang juga memilih tidak memikirkan kedatangan Hazellia, menurutnya adanya kehadiran atau tidak kehadiranya Hazellia hidupnya tidak ada yang berubah. Oh, salah. Ada satu yang akan berubah, Sevan yang tidak akan mengganggunya lagi.

"Gua tebak, namanya Hazellia. Pasti lagi jadi perbincangan karena dia punya wajah yang cantik dan juga ada Sevan yang lagi ngedeketin dia." balas Latasha ketika tengah mengingat jalan cerita yang di ceritakan di dalam naskah novel.

Tetapi keningnya mengerut ketika melihat Aquenna yang kini menggelengkan kepalanya dengan wajah jengkel. "Jujur, ada satu tebakan yang bener. Naman--"

Brugh!

Belum selesai Aquenna menyelesaikan kata katanya, mulutnya kini kembali terkatup karena melihat Latasha yang kini menabrak seseorang yang menyebabkan nampan yang di bawanya kini berceceran di lantai. Jangan lupakan tentang beberapa makanan yang kini mengenai pakaian orang yang telah tak sengaja tertabrak oleh Latasha.

Latasha sendiri, yang mengalami hal ini kini memasang wajah pucat. Berulang kali mulutnya menggumamkan kata maaf kepada orang tersebut. Ini semua terjadi karena dirinya tidak fokus karena terlanjur penasaran dengan murid baru yang di bicarakan oleh Aquenna.

Orang yang tertabrak oleh Latasha kini hanya bersikap santai, tanganya kini bergerak untuk menepuk nepuk seragamnya yang kotor. "Gua gak masalah, cuma sebagai gantinya ... lo harus nemenin gua makan kali ini." ujar orang tersebut dengan santai.

Aquenna hanya bisa memutar kedua bola matanya karena harus melihat drama picisan dari Latasha dan orang tersebut, siapa lagi kalau bukan Sevan? Oleh karena itu Aquenna hanya menepuk pundak Latasha sekilas lalu pergi melangkah menuju tempatnya sendiri. Intinya, Aquenna tidak akan menganggu pendekatan di antara keduanya.

Latasha menatap sekeliling dan mendapati bahwa kini keduanya sudah menjadi objek tontonan dari warga kantin, jadi mau tidak mau Latasha hanya menyetujui permintaan dari Sevan dengan cepat. Ini karena dia tidak ingin lebih lama menjadi objek tontonan orang orang.

"Tapi dengan berat hati, gua harus minta lu buat ngambil makanan lagi." kekeh Sevan ketika memperhatikan nampan makan Latasha yang sudah berceceran di lantai.

"Iya, tapi ... gua harus beresin kekacauan yang gua buat."

Latasha merasa ini adalah hari sialnya, bahkan sempat terbesit pikiran jika Hazellia muncul maka dia akan terus mengalami hal sial. Tetapi keningnya mengerut ketika melihat Sevan yang kini asik menarik tanganya tanpa memperdulikan hasil kekacauan yang Latasha perbuat.

"Lo gak denger gua bilang apa ya? Masih ada yang harus gua beresin!"

"Lo tenang aja, temen temen gua stand by buat bersihin kekacaun yang udah lo perbuat."

Latasha terdiam dan tidak ada niatan untuk protes lagi, keduanya kini mengantri kembali untuk memilih makanan yang mereka inginkan. Sedangkan diam diam Sevan menyunggingkan senyum miring ketika melihat Latasha yang tengah menfokuskan pandangan kepada beberapa makanan yang hanya berjarak beberapa meter dari Latasha.

script changesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang