Bagian 7

99 14 2
                                    

Jangan lupa VOTMMENT🥰

(typo bertebaran)

"Kamu menjadi orang yang seolah paling tersakiti. Lantas bagaimana dengan orang yang kamu sakiti demi kebaikanmu"

Happy reading.

~MRH~

Saat ini Gladis dan teman-temannya sedang duduk dikantin. Teman-temannya sedang menggosip kecuali Gina dan Gladis. Gina sibuk dengan buku ditangannya sedangkan Gladis sibuk dengan pikirannya. Ia melamun sedari tadi bahkan tidak menghiraukan ocehan temannya.

"Gladis, woi!" panggil Vera sambil menepuk pelan bahu Gladis.

Gladis terhenyak dan menoleh menatap Vera dengan dahi yang berkerut seolah bertanya "kenapa?"

"Lo kenapa sih?"

"Ngelamun aja dari tadi" ujar Vera dibalas anggukkan setuju oleh Rena.

Gladis hanya menggelengkan kepalanya dengan lesu.

"Kenapa? Lo bisa cerita sama kita" ucap Vera sambil mengusap pelan bahu Gladis.

"Kalian percaya gak si? Kalo gue bakal dijodohin sama cowok yang udah hamilin gue" lirih Gladis dengan menundukkan kepalanya.

Mereka terkejut. Apa mereka tidak salah dengar? Gladis dijodohkan? Hei! Zaman apa ini?!

"Lo serius?" tanya Vera ragu.

Gladis menganggukkan kepalanya lesu.

"Kok bisa?"

"Ya bisalah bego! Contohnya mau dijodohin!" sahut Rena ngegas.

"Yeu! Biasa aja dong! Kan gue nanya Gladis. Kenapa lo yang jawab!" seru Vera.

"Karna gue punya mulut"

"Gue gak peduli!"

"Gak ada yang nyuruh lo peduli!"

"Bodo amat!"

"Berisik!" tegas Gina yang sedari tadi diam. Ia diam karna ia kecewa lagi dan lagi ketika mendengar Gladis dijodohkan dengan Arkan.

Taukan kalo maksud Gina kecewa lagi?

"Gue gatau lagi harus gimana?" gumam Gladis.

"Lo udah kasih tau sama orang tua lo. Kalo lo lagi hamil?" bisik Vera karna jika sampai ada yang dengar. Akan langsung tersebar dalam hitungan detik ataupun menit.

Gladis menganggukkan kepalanya.

"Terus, marah gak?"

"Mereka gak sampai ngamuk gitu, cuman kecewa aja. Lagi pula gue juga bakalan nikah sama Arkan. Jadi bilang atau enggak pun bakalan hamil anak dia juga sih!" jawab Gladis dengan nada kesal.

"Kapan?" tanya Gina yang sedari tadi hanya menyimak percakapan mereka.

Gladis menatap Gina dengan tatapan bingung "Apanya?"

Gina menghela nafasnya pelan "Nikah" jawab Gina.

"Ouh, kata bunda secepatnya. Tapi lupa gue kapannya" jawab Gladis.

Mereka hanya menganggukkan kepala pertanda paham.

"Gimana baby nya? Sehat gak didalem?" tanya Rena sambil matanya yang mengarah pada perut Gladis.

"Gak tau gue. Soalnya belum di cek" jawab Gladis.

"Ih, parah lo! Cek lah dodol! Ajak toh bapaknya!" sahut Vera dengan nada kesal.

"Gak mau lah gue! Males banget ketemu dia!" tegas Gladis.

Vera memutar bola matanya malas.

"Serah lo bumil! Tapi harus di cek juga! Biar tau bayi lo sehat apa enggak!" ucap Vera.

"Iya iya!"

~~~

Arkan dan teman-temannya sedang bersantai duduk di warung langganan mereka. Hingga santainya Arkan terganggu oleh seorang gadis yang memanggilnya.

"Kak Arkan!" panggil gadis itu sambil berjalan menuju tempat duduk Arkan.

Arkan menolehkan kepalanya sambil menatap heran ke arah gadis tersebut.

"Siapa lo?"

Gadis itu mengulurkan tangannya berniat untuk bersalaman dengan Arkan namun hanya dibalas deheman oleh Arkan. Gadis itu menarik kembali tangannya ketika tahu bahwa tidak mendapat balasan dan ia hanya tersenyum tipis.

"Kenalin, nama aku Jesi!" ucap gadis itu dengan senyuman.

"Oh, kenapa?"

"Apanya?"

Arkan menghela nafas kasar. Ia menolehkan kepalanya ke arah Gibran untuk mengode agar Gibran saja yang melayani gadis itu. Gibran yang sudah tau maksud bosnya itu langsung mengangguk.

"Gini ya Jesi cantik, lo ngapain kesini dan ada perlu apa manggil si bos?" tanya Gibran dengan lembut, tidak lupa senyum playboynya.

Jesi menundukkan kepalanya malu "Aku cuma mau kenalan sama kak Arkan sekalian mau kasih ini sama kakak!" jawab gadis itu sambil menyodorkan kotak bekal berisi roti selay.

Gibran yang melihat tidak ada respon sedikitpun dari Arkan. Langsung mengambil kotak bekal tersebut.

"Oke, makasih ya! Lo boleh pergi sekarang!"

Jesi tersenyum tipis lalu mengangguk. Tidak masalah. Ini baru percobaan pertama untuk PDKT pada kakak kelasnya itu. Akan ia coba lagi nanti.

"Aku pergi dulu ya, kak Arkan!" ucap Jesi yang dibalas tatapan datar oleh Arkan. Jesi pun langsung berlalu pergi meninggalkan mereka. Ia sengaja bolos hanya untuk memberi bekal  pada Arkan. goblok!

Sungguh, Arkan tidak tertarik untuk dekat dengan perempuan lain. Karna dalam pikirannya selalu yang muncul hanya Gladis, Gladis dan Gladis. Gadis itu sangat menghantui pikirannya. Bahkan ia hari ini tidak melihat gadis itu disekolah. Yaiyalah! Lo bolos!

Semangat bacanya🥰
Pantengin terus ~MRH~🤗

Jangan lupa vote and comment🥰

TBC.






My Random Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang