Bagian 11

94 16 0
                                    

Udah lama ga up:)

Jangan lupa VOTMMENT😍

Happy reading💋

"Cinta membuat kamu merasa seperti berbunga, tapi tanpa kamu sadari bunga tersebut banyak dipenuhi duri"

~MRH~

Sejak tidak bersekolah lagi, kehidupan baru Gladis menjadi sepi. Tidak ada lagi pelajaran, teman-teman, pr, kantin, dan lainnya  yang membuatnya selalu merindukan masa-masa itu. Kadang ia juga sering berpikir bahwa teman-temannya pasti akan berkunjung kerumahnya. Namun, itu tidak membuatnya puas, ia selalu merasa iri terhadap mereka yang bersekolah sedangkan dirinya harus duduk diam dirumah hanya sekedar tidur, makan, nonton tv, main hp dan kegiatan tidak penting lainnya. Ia tahu bahwa dirinya sedang tidak sendiri, ada nyawa yang harus ia jaga. Ia tidak boleh egois dengan mengorbankan anaknya demi kebahagiaannya.

Saat ini Gladis sedang duduk disofa ruang tamu sembari menunggu Arkan pulang dari sekolah. Ia sudah masak untuk suaminya itu, entah enak atau tidak ia tidak peduli. Setidaknya ia sudah memenuhi kewajibannya sebagai istri yang bertanggung jawab.

Pintu utama terbuka lebar membuatnya menoleh dan menampilkan seorang lelaki berparas tegap dengan rahang tegas serta lengan berotot itu berjalan menghampirinya.

"Hai!" ucap Arkan sambil duduk disamping Gladis dan langsung berbaring dengan paha Gladis sebagai bantalan.

Pakaian lelaki itu jauh berbeda dari yang pagi tadi. Sekarang hanya menampilkan baju acak-acakkan dengan dua kancing terbuka terlihat dada tegapnya, rambut berserakan. Sangat persis berandalan.

"Is apaansi!" seru Gladis sambil mendorong kepala Arkan untuk menjauh dari pahanya.

"Sebentar" ucap Arkan kembali membaringkan kepalanya dipaha Gladis dan memejamkan matanya. Gladis hanya diam karna percuma dibantah.

"Bangun ih! Makan dulu. Gue udah cape-cape masak buat lo. Nanti aja tidurnya abis makan," ucap Gladis sambil mengelus pucuk kepala Arkan dengan pelan.

Arkan langsung membuka matanya saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut istrinya itu. "Lo masak?" tanyanya.

"Iya Arkan! Makanya bangun, makan," jawab Gladis

"Enak ga?" tanya Arkan lagi. Gladis memutar bola matanya malas. Pertanyaan apa itu.

"Gue gatau enak apa engga. Makan aja sih susah banget! Kalo gamau makan yaudah, pesen aja sana makanan lain!" jawab Gladis ketus.

"Iya iya, gue pasti makan dong. Masa makanan istri sendiri gak gue makan," ujar Arkan lalu beranjak menuju meja makan. Gladis yang mendengar itu berusaha menahan senyumnya. Ia tidak boleh cepat baper, apa kata orang baru digituin udah baper.

Ia mengikuti langkah Arkan."Ambilin!" seru Arkan dengan menadahkan piringnya didepan Gladis. Gladis menerima piring itu dan mulai mengambil nasi untuk Arkan serta lauknya.

Arkan makan dengan lahap tanpa memperdulikan Gladis yang menatapnya dengan mata berbinar. Merasa ditatapkan, ia menoleh ke arah Gladis sambil mengernyit heran.

"Kenapa lo, ngeliatin gue kayak gitu? Udah gila?" tanya Arkan lalu kembali melahap makanannya.

Gladis berdecak kesal. Lalu bertanya, "enak gak?" tanya Gladis dengan nada kesal. Arkan hanya membalas dengan anggukkan kepalanya. Jawaban itu tidak membuat Gladis puas. Ia butuh jawaban yang pasti.

My Random Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang